30.8 C
Jakarta

300 Mahasiswa UMP Purwokerto Jalani KKN di Kabupaten Cilacap

Baca Juga:

PURWOKERTO, MENARA62.COM — Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melalui Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat (LPPM) menggelar acara Serah Terima Mahasiswa KKN 2019 dengan Pemerintah Kabupaten Cilacap di Aula Kecamatan Cipari.

Camat Cipari Muji Utomo, AP. MM., dalam sambutannya menyatakan mahasiswa adalah aset bangsa dan negara.

Dengan kuliah kerja nyata (KKN) akan mendarmabaktikan pikiran, tenaga, dan ilmunya di desa-desa di wilayahnya.

“Kami khususnya warga Kecamatan Cipari sangat bahagia dan bangga dipilih menjadi tempat KKN mahasiswa UMP 2019. Kami yakin kehadiran mahasiswa akan memberi banyak kontribusi pada desa. Silakan membaur dengan masyarakat dan berkontribusilah semaksimal mungkin,” tutur Muji Utomo, Senin (15/7/2019).

Ir. Aman Suyadi, M.P., selaku Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaan menjelaskan mahasiswa yang ditugaskan sejumlah 300 mahasiswa.

Penempatan mereka terbagi di 3 kecamatan, masing-masing Kecamatan Wanareja, Cipari, dan Kedungreja.

“Kami sangat apresiasi atas antusiasme dari pihak pemkab maupun pemerintah kecamatan dalam menerima mahasiswa kami. Seingat saya UMP dan Pemkab Cilacap sudah lebih dari 10 tahun melakukan kerjasama semacam ini. Ini adalah suatu hal yang membanggakan,” tandas Aman.

Aman menjelaskan alasan memilih 3 kecamatan yang ada di Cilacap Barat, yang secara jarak jauh dari Kota Cilacap maupun Purwokerto, bertujuan dalam rangka pengentasan kemiskinan.

Bupati Cilacap diwakili Asisten Administrasi Sekda Cilacap Drs. Indro Cahyono, M.M., menuturkan rasa terima kasih atas kepercayaan kepada Cilacap untuk kesekian kalinya mendapat program mahasiswa KKN.

“KKN adalah sebuah pendidikan di mana mahasiswa diberi pengalaman belajar secara langsung hidup di tengah-tengah masyarakat untuk mengidentifikasi masalah menyelesaikan masalah tersebut bersama dengan masyarakat. Kami menyadari betul peran mahasiswa KKN cukup besar dalam pembangunan fisik maupun non fisik,” jelas Indro.

Dia berharap ada kemajuan yang nyata setelah desa-desa tersebut ditempati oleh mahasiswa.

Menurutnya, para peserta KKN sebenarnya adalah para pemimpin bangsa yang statusnya masih mahasiswa.

Lebih lanjut Indro menyampaikan manfaat kegiatan KKN juga pasti akan dirasakan oleh mahasiswa.

Pengalaman terjun di masyarakat dengan menemukan dan mengatasi masalah warga masyarakat tidak akan ditemukan di dalam kampus.

“KKN menjadi aktualisasi diri mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmunya di dalam masyarakat yang tentunya tidak akan mulus. Hambatan atau realita yang ada didalam masyarakat menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk tetap mencapai tujuan yang diinginkan,” jelasnya. (cah/tgr)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!