30.2 C
Jakarta

4 Manfaat Program Magang Bagi Perusahaan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Di masing-masing perusahaan, selalu ada perbedaan pendapat dalam merekrut karyawan magang. Sebagian memandang para karyawan magang sebagai “buruh gratis” yang hanya untuk menyajikan kopi dan fotokopi dokumen. Sedangkan yang lain memandang karyawan magang lebih dari itu, mereka adalah talent berbakat dan mampu memberikan ide-ide segar. JobStreet.com berbagi 4 alasan mengapa sebuah program magang yang terencana dan terstruktur dengan baik akan menjadi sebuah investasi yang baik bagi perusahaan.

1) Talent yang Potensial
Kita sudah sering mendengar bahwa talent yang baik sulit dicari dan dipertahankan. Program magang yang baik merupakan metode yang tepat bagi perusahaan untuk mencari dan mengembangkan talent yang seiring dengan berjalannya waktu akan membuktikan keuntungannya untuk perusahaan tersebut.

Kebanyakan program magang berlangsung selama sekitar 3-6 bulan untuk satu kali periode di mana karyawan magang ditugaskan di suatu bagian dan diberikan serangkaian tugas untuk diselesaikan. Selama periode tersebut, karyawan magang biasanya ditempatkan di bawah bimbingan seorang staf yang menyediakan pengawasan dan bimbingan. Selama masa magang, karyawan magang tersebut diharapkan dapat bekerja dengan anggota dan departemen lainnya di dalam perusahaan tersebut.

Pendekatan ini memberi manfaat bagi karyawan magang dengan pengalaman kerja nyata dan menyesuaikannya dengan budaya perusahaan. Dari sinilah, para profesional HR dapat mencari orang-orang berbakat yang nantinya dapat ditawarkan posisi di dalam perusahaan dan juga dapat menilai kompatibilitas kandidat tersebut dengan perusahaan. Dengan mencari dan mengembangkan talent pada tahap awal tersebut, perusahaan mampu menarik dan mempertahankan kandidat potensial yang berkualitas melalui program magang mereka daripada melalui proses perekrutan yang panjang.

Akan tetapi, program ini memerlukan investasi besar dalam hal waktu dan usaha dari pihak perusahaan. Program kerja magang yang tidak direncanakan dengan tanpa tujuan yang jelas atau kurangnya partisipasi dari anggota perusahaan tidak akan berguna dan membuat frustrasi serta kesulitan bagi kedua belah pihak.

2) Sebuah Kesempatan untuk Menilai Talent
Hampir setiap manajer atau bagian perekrutan perusahaan merasa frustrasi karena harus melalui proses yang lama untuk perekrutan dan pelatihan seorang karyawan, yang kemudian menyerahkan pengunduran dirinya 6 bulan kemudian. Dalam hal inilah waktu dan usaha yang dilakukan untuk melaksanakan program kerja magang yang baik akan benar-benar terasa sepadan.

Pekerjaan magang dapat dilihat sebagai sebuah masa percobaan bagi karyawan yang potensial dari sebuah perusahaan. Selama masa magang, karyawan magang berkesempatan untuk melihat cara kerja dalam perusahaan dan untuk mengamati budaya di dalam perusahaan tersebut. Dari sinilah, seorang karyawan magang dapat menentukan apakah dia cocok untuk budaya perusahaan tersebut atau tidak dan apakah mereka tertarik untuk mengejar karir mereka dalam perusahaan tersebut.

Para profesional HR juga dapat menggunakan program magang untuk menilai apakah seorang karyawan magang sesuai untuk perusahaan tersebut. Misalnya, dengan mengamati tingkah laku dan etos kerja mereka, para professional HR dapat membuat penilaian seberapa efektif calon karyawan ini nantinya. Karyawan magang yang lamban dan tampak tidak tertarik pada tugas yang dilimpahkan pada mereka adalah tanda yang jelas bahwa merekrut mereka akan menjadi keputusan yang buruk.

Akan tetapi, professional HR juga perlu bersikap netral dan berusaha memahami karena kebanyakan karyawan magang belum memiliki pengalaman kerja. Oleh karena itu, mereka mungkin tidak memahami aspek etika kerja tertentu dan seharusnya jangan terlalu cepat dieliminasi. Sebaliknya, profesional HR perlu meluangkan waktu untuk mendidik dan memperbaiki perilaku semacam itu agar perusahaan tersebut tidak gagal dalam merekrut kandidat yang berbakat.

3) Sebuah Perspektif yang Segar
Karyawan berpengalaman mungkin memiliki pengalaman yang lebih praktis dan memerlukan lebih sedikit pelatihan daripada karyawan yang lebih muda. Akan tetapi, mereka sering kali terlalu terpaku dengan pekerjaan mereka dan tidak dapat mengimbangi perkembangan teknologi terkini. Ketika semakin banyak perusahaan menggunakan teknologi dan inovasi terbaru, sebuah perusahaan yang hanya memilih staf berdasarkan pengalaman akan menyadari ketertinggalannya dan bisnisnya tidak lagi relevan.

Seorang karyawan magang tidak seharusnya dan tidak pernah diperuntukkan untuk menjadi pengganti karyawan full time. Sebaliknya, karyawan magang dimaksudkan untuk menjadi sebuah nafas segar bagi sebuah perusahaan; dengan kurangnya pengalaman praktis dan pola pikir yang tumpul, karyawan magang seharusnya mendorong perusahaan untuk mengadopsi pola pikir dan pendekatan yang berbeda dalam menyikapi suatu masalah. Hal ini dikenal sebagai keuntungan akan kurangnya pengalaman dan keuntungan ini dapat digunakan untuk membawa perubahan positif di tempat kerja.

Alih-alih menugaskan karyawan magang untuk tugas kasar seperti input data dan fotokopi, pemimpin perusahaan perlu memandang mereka sebagai suatu sarana untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada perusahaan. Sebagai contoh, karyawan magang harus diundang untuk berpartisipasi dalam pertemuan bagian tertentu. Selama pertemuan ini, mereka harus didorong untuk menyuarakan pemikiran mereka dan mengemukakan pendapat mereka tentang ide-ide yang mungkin mereka miliki dalam hal cara menangani suatu masalah tertentu.

Karyawan yang lebih lama bekerja cenderung tajam dan biasanya terbelenggu oleh prasangka dan bias yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan atau pola pikir mereka. Sedangkan karyawan magang yang relatif tidak berpengalaman mungkin mampu memberikan perspektif baru untuk masalah lama.

4) Menjadi Brand Ambassador
Untuk seorang pelajar, kerja magang memberikan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman yang berharga dan pada saat yang bersamaan membangun hubungan dan networking. Sedangkan untuk sebuah perusahaan, karyawan magang bukan hanya kandidat potensial, tetapi juga suatu sarana untuk mendapatkan brand ambassador untuk perusahaan itu sendiri.
Sayangnya, istilah kerja magang memiliki konotasi negatif bagi karyawan magang yang sering merasa tidak bahagia, tidak termotivasi, dan kurang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan pekerjaan magang dianggap oleh sebagian orang sebagai suatu sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja murah dan sekali pakai. Program kerja magang perusahaan dipandang sebagai gangguan dan lelucon oleh karyawan perusahaan dan tidak dianggap serius. Seringkali, karyawan magang di perusahaan semacam itu ditugaskan untuk tugas yang menguras tenaga dan kasar dan sedikit diberi pengawasan atau bimbingan dari rekan kerja mereka yang lebih senior. Akibatnya, karyawan magang ini akhirnya merasa tidak dihargai dan pergi dengan persepsi negatif tentang perusahaan tersebut.

Di sisi lain, profesional HR dalam perusahaan tersebut dapat memilih untuk bekerja sama untuk memastikan bahwa karyawan magang memiliki pengalaman yang bermanfaat dan berguna bagi mereka. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menerapkan sebuah program pembimbing, dengan memasangkan karyawan magang dengan karyawan yang memang sukarela untuk peran tersebut dan membingbing karyawan magang. Hal ini bermanfaat bagi perusahaan karena dapat mengenali karyawan dengan ketrampilan kepemimpinan yang kuat dan karyawan magang ditugaskan kepada seseorang yang bersedia mengarahkan dan membimbing mereka.

Dengan mengambil langkah tersebut, perusahaan memastikan karyawan magang memiliki pengalaman kerja yang bermanfaat, membangun hubungan baik dengan karyawan magang yang kemudian dapat menjadi brand ambassador perusahaan. Kemungkinan besar, mereka akan menyebarkan berita tentang pengalaman kerja magang yang memperkaya pengetahuan yang mereka miliki dan hal ini dapat mendorong keluarga/teman untuk menggunakan produk dan layanan perusahaan atau bahkan melamar posisi dalam perusahaan tersebut.

Kerja magang merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk mendapatkan sumber talent, membangun networking, dan bahkan mengembangkan perusahaan itu sendiri. Para professional HR seharusnya tidak pernah meremehkan pentingnya program magang dan manfaat yang ditawarkannya untuk sebuah perusahaan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!