31.2 C
Jakarta

6 Care Giver UMM Bertolak ke Jepang, Dirjen Vokasi: Ini Hasil Strategi Link and Match!

Baca Juga:

MALANG, MENARA62.COM – Setelah sempat terhenti karena pandemi Covid-19, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Direktorat Vokasi kembali memberangkatkan 6 lulusan prodi Keperawatan untuk bekerja sebagai care giver di sejumlah rumah sakit di Jepang. Dengan demikian, hingga kini sudah 26 lulusan prodi keperawatan UMM mengikuti program tersebut.

Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menyampaikan apresiasi terhadap pencapaian Direktorat Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (DV-UMM) yang berhasil menjalin kerjasama dengan rumah sakit di Jepang. Buah dari hasil kerjasama tersebut, sudah 26 lulusan prodi keperawatan baik D3 maupun S1 telah berangkat ke Jepang untuk bekerja sebagai care giver di sejumlah RS lansia.

“Ini bukti bahwa kurikulum SMK dan kurikulum Pendidikan Tinggi Vokasi yang disesuaikan dengan strategi karakter Link and Match, menghasilkan lulusan yang kompeten yang dibutuhkan dunia kerja,” kata Wikan, Jumat (27/11/2020).

Penyesuaian kurikulum tersebut juga dilakukan untuk menjawab kompetensi SDM yang dibutuhkan oleh dunia kerja internasional. Oleh karena itu, softskills dan kemampuan komunikasi menjadi aspek penting di dalam kurikulum dan bagaimana cara mengajar yang tepat agar tercipta hardskills dan softskills yang sama-sama kuat. Harapannya, lulusan vokasi bisa mendunia.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto

Direktur DV-UMM Tulus Winarsunu mengatakan mereka akan di Jepang untuk bekerja sebagai care giver di beberapa rumah sakit lansia dengan masa kontrak 3 tahun. Setelah masa kontraknya habis, mereka diharapkan sudah lulus ujian sertifikasi Kangoshi atau perawat lisensi Jepang.

Menurut Tulus, dengan memperoleh lisensi perawat Jepang, maka karir mereka menjadi lebih baik. Bukan saja soal gaji Kangoshi yang jauh lebih tinggi, tapi juga karena pekerjaannya berbeda. Kangoshi menangani pasien umum, sementara care giver mendampingi lansia. Dan untuk menjadi Kangoshi syaratnya harus lulus D3 atau S1, sedangkan care giver cukup SMA atau SMK.

“Jadi, tujuan utama ke Jepang bukan sekedar jadi care giver, tetapi menjadi Kangoshi,” jelas Tulus.

Ia mengakui untuk mewujudkan visi ini DV-UMM di-support oleh perusahaan penerima (Acceptance Organizer, AO) yaitu Cooperative Fuku. Ini semacam holding company yang menghimpun puluhan rumah sakit yang ada di Jepang yang siap menerima lulusan UMM. Juga ada Sending Organizer (SO) PT Duta Mandiri Indonesia, yang tugasnya mengurus semua dokumen kerja ke Jepang, Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bahasa Jepang dan International Test Center (ITC) yaitu sebuah lembaga yang menyelenggarakan ujian dan mengeluarkan sertifikat penguasaan Bahasa Jepang.

Tulus menjelaskan, tahun ini UMM sudah membentuk lembaga baru yaitu Outsourcing Training Center hasil kerjasama UMM dan PT OS Selnajaya Indonesia. Lembaga baru ini fungsinya melatih dan menyalurkan angkatan kerja terdidik lulusan Perguruan Tinggi serta tenaga terampil lulusan SMK dan SMA. Skema pekerjaan yang menjadi prioritas pada tahun ini adalah care giver, karyawan hotel, dan restoran.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!