31.3 C
Jakarta

Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Tim Pengabdian UMS Gagas Pengembangan Pesantren

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Program pengabdian masyarakat tim dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang dilaksanakan di Pesantren Shohibul Mujtaba’ Colomadu sukses terselenggara selama 6 bulan, dimulai sejak akhir Juli 2024 hingga Januari 2025. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dr. Mujazin, M.A, dosen dari Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS.

Pengabdian ini bertujuan untuk membantu para tenaga pendidik dalam mengembangkan pesantren melalui berbagai program unggulan, seperti pembuatan buku pedoman pesantren, penyusunan tata tertib pesantren, pengembangan kurikulum pesantren, serta pembuatan modul bahasa Inggris dan bahasa Arab. Pengabdian ini dilakukan bersama dengan dosen dan mahasiswa dari berbagai lintas-jurusan antara lain Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam, Ilmu Hukum, dan Psikologi UMS.

Dr. Mujazin, M.A menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesiapan tenaga pendidik dalam memberikan pendidikan yang lebih baik. Program ini juga tidak hanya memberikan manfaat bagi tenaga pendidik dalam menyusun sistem pendidikan yang lebih efektif, tetapi juga bagi santri untuk menuju Indonesia Emas 2045.

“Kami ingin membantu pesantren ini agar memiliki sistem pendidikan yang lebih terstruktur, dengan kurikulum dan modul pembelajaran yang mendukung perkembangan santri. Dengan adanya pedoman yang jelas, diharapkan proses belajar mengajar menjadi lebih optimal dan terarah,” ujarnya, Jumat (14/3/2025).

Para mahasiswa yang terlibat dalam program ini turut serta dalam berbagai kegiatan akademik dan administratif, termasuk pelatihan guru dalam metode pembelajaran modern dan strategi pengelolaan kelas yang lebih interaktif. Kehadiran mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu turut memperkaya wawasan tenaga pendidik dalam memahami aspek pendidikan dari berbagai perspektif, baik dari segi linguistik, keislaman, hukum, maupun psikologi.

Selain itu, tim juga mengadakan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bagian dari program untuk memperkaya wawasan para tenaga pendidik. Beberapa topik yang dibahas dalam FGD tersebut antara lain strategi pembelajaran berbasis teknologi, manajemen kelas pesantren, manajemen kelas yang efektif, teknik mengajar yang baik dan menyenangkan serta pembahasan modul bahasa yang sudah disusun.

Kolaborasi ini, lanjut Mujazin, diharapkan menjadi model pengabdian yang dapat diterapkan di pesantren lain di Indonesia. Program ini juga menjadi bukti nyata bahwa kerja sama antara institusi pendidikan tinggi dan lembaga pesantren dapat memberikan manfaat yang luas, baik bagi dunia akademik maupun bagi masyarakat pesantren secara umum.

Dengan berakhirnya program ini, tim pengabdian berharap agar hasil dari pengabdian ini dapat terus dimanfaatkan dan dikembangkan oleh pihak pesantren. Keberhasilan program ini juga membuka peluang kerja sama lebih lanjut antara institusi pendidikan tinggi dengan pesantren di Indonesia.

”Ke depan, diharapkan program-program serupa dapat terus dilakukan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di lingkungan pesantren dan menghasilkan lulusan yang kompeten, berakhlak mulia, serta siap menghadapi perkembangan zaman,” pungkasnya.

Kepala Sekolah Pesantren, Ustazah Arum, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas program ini. “Bantuan dari tim pengabdian ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di pesantren kami. Pedoman pesantren yang jelas dan sistematis serta modul bahasa yang disusun sangat membantu dalam proses pembelajaran,” tambahnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!