28.2 C
Jakarta

72 Siswa SMK Negeri 3 Jakarta Belajar Public Speaking Bersama Praktisi Dr Nurlina Rahman

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Sebanyak 72 siswa kelas XII Program Studi Manajemen Perkantoran, SMK Negeri 3 Jakarta mengikuti pelatihan Public Speaking yang menghadirkan narasumber Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Dr. Nurlina RahmanS.Pd, M.Si. Pelatihan yang berlangsung selama dua hari yakni 17-18 Oktober 2024 tersebut mengambil tema “Berani Tampil di Depan Publik dalam Tugas dan Fungsi Keprotokolan dan MC/Pewara.”

Kegiatan pelatihan public speaking tersebut bertujuan memberikan bekal keterampilan kerja bagi siswa sehingga ketika lulus, lebih siap menghadapi dunia kerja.

Kegiatan dibuka resmi oleh Kepala Sekolah SMKN 3 Jakarta, Irwantoro, M.Pd. Dalam sambutannya, Irwantoro menyampaikan bahwa pelatihan public speaking ini dilakukan selain membekali siswa dengan keterampilan yang dapat digunakan siswa  ketika lulus nanti, juga merupakan bagian dari tanggung jawab sekolah untuk meningkatkan kompetensi siswa sehingga lebih siap menghadapi dunia kerja.

“Kami bermitra dengan Ibu Nurlina sudah tiga tahun. Beliau menjadi narasumber yang memang sangat tepat, karena selain berlatar belakang pendidik, Bu Nurlina juga seorang yang profesional,” kata Kepala Sekolah.

Adapun materi pelatihan public speaking meliputi Manajemen Event & Etika Protokol, Tugas dan Fungsi Pewara dalam Teknik dan Penerapan, Teknik Mengolah Vokal dan Praktik Pelaksanaan Event & Pewara. Materi diberikan tidak hanya berupa teori tetapi sekaligus juga praktik lapangan. Siswa diberikan kesempatan untuk praktik dengan durasi waktu yang lebih panjang.

BACA JUGA: Dosen UHAMKA Dr. Nurlina Rahman Beri Pelatihan Komunikasi Efektif dalam TPTKP bagi 50 Anggota Polri

Model pelatihan yang demikian, membuat siswa lebih mudah memahami apa itu manajemen event, etika protokol, pewara, tugas dan fungsi pewara, termasuk bagaimana mengiolah vokal agar menjadi seorang pewara yang baik dan professional.

“Umumnya siswa belum banyak menguasai langkah-langkah dan teknik menjadi pewara yang baik. Sehingga ketika kami tes di awal pelatihan, banyak diantara mereka yang asal berani bicara, tekniknya kurang kena,” ujar Nurlina yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Afiliasi Pengajar, Peneliti Budaya, Bahasa, Sastra, Komunikasi, Seni dan Desain (APEBSKID) DKI Jakarta.

Diakui Nurlina, metode pelatihan yang memberikan ruang lebih banyak bagi siswa untuk berpraktik, jauh lebih efektif di banding pemberian teori-teori. Teori yang diberikan hanya sekadar panduan untuk memudahkan siswa belajar. “Praktiknya kami banyakin, semua siswa dikasih kesempatan tampil dan bicara,” tambahnya.

BACA JUGA: PGRI Kecamatan Cipayung Gelar Pelatihan MC dan Dirigen bagi Ratusan Guru, Hadirkan Dr. Nurlina Rahman sebagai Narasumber

Selain diberikan kesempatan tampil berbicara, setiap peserta juga dilibatkan untuk mengorganisir event mulai dari menentukan event, merencanakan hingga pelaksanaan. Tentunya sebelum praktik, siswa harus paham apa itu pewara, apa itu event, bagaimana mengelola event dan hal lain terkait public speaking juga manajemen event.

Dalam materinya, Nurlina yang merupakan Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya PWM DKI Jakarta tersebut menyampaikan pentingnya siswa menguasai keterampilan manajemen event. Karena ketika seorang siswa terjun ke dunia kerja, menjadi seorang karyawan perusahaan, maka event-event yang melibatkan karyawan selalu ada.

“Event menjadi sebuah kegiatan yang sangat penting bagi sebuah lembaga atau organisasi. Karena melalui event, sebuah lembaga atau organisasi dapat mengkomunikasikan dan mempublikasikan diri juga membangun reputasi,” kata Nurlina.

Siswa peserta pelatihan berfoto bersama Dr Nurlina Rahman, Kepala SMKN 3 Irwantoro, M.Pd dan Emmi Pasaribu (ist)

Peranan event bagi public relations dan event organizer, selain memberikan kepuasan bagi lembaga, juga memberikan kepuasaan pada pihak yang terlibat serta publik atau khalayak yang jadi sasarannya.

BACA JUGA: PGRI Kecamatan Cipayung Gelar Pelatihan MC dan Dirigen bagi Ratusan Guru, Hadirkan Dr. Nurlina Rahman sebagai Narasumber

Menurut Nurlina sebuah event dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan yang diinginkan, kalau dikelola dengan baik. Melalui manajemen event atau biasa dikenal sebagai event organizer, sebuah kegiatan dikelola untuk memenuhi target yang ditentukan baik oleh seseorang, kelompok maupun organisasi.

Adapun tahapan manajemen event meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga melakukan evaluasi. “Seorang EO juga harus melakukan tahapan orientasi, menyiapkan acara, melaksanakan dan menutupnya,” tegasnya.

Nurlina mengingatkan ruang lingkup manajemen EO tidak terlepas dari kehadiran pewaran atau MC. Karena sebuah event tidak akan menarik jika MC-nya kurang professional. “Jadi MC menjadi kunci penting sukses tidaknya sebuah event,” katanya.

Menurutnya seorang pembawa acara atau pewara memiliki setidaknya 5 fungsi yakni mengumumkan akan dimulainya acara, menarik perhatian audiens, mengatasi hambatan yang muncul selama acara berlangsung, memberikan informasi, menstimulir/menggugah/menggerakkan khalayak atau seseorang untuk terlibat dalam kegiatan. “Intinya seorang pewara harus membuka, memandu dan menutup acara,” kata Nurlina.

Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh seorang pewara adalah menyiapkan mental sebelum tampil, memahami aturan dan fungsi sebagai pewara, memperhatikan tampilan fisik seperti riasan dan pakaian, penguasaan bahasa yang baik, kemampuan membentuk atau menyusun kalimat yang singkat, padat dan menarik.

BACA JUGA: Praktisi Public Speaking Dr. Nurlina Berbagi Ilmu Pewara dengan Guru-Guru SMKN 19 Jakarta

“Seorang pewara juga harus mampu mengatur volume suara, intonasi suara, pacing dan kontak mata selama bertugas. Ini semua merupakan aspek ekspresif yang harus dimiliki seorang pewara,” tambahnya.

Untuk dapat tampil maksimal, seorang pewara setidaknya harus melakukan dua hal. Pertama harus banyak berlatih, baik di depan teman, di depan keluarga maupun di depan umum. Hitunglah waktu untuk setiap sesi presentasi dan buatlah jadwal.

“Kedua, ingatlah dua menit pertama presentasi sehingga anda dapat melewati waktu dengan mudah apabila suasana menjadi lebih aktif,” tegasnya.

Seorang pewara, lanjut Nurlina, harus mengindari beberapa hal seperti bermain-main atau menarik- narik rambut, meregangkan tubuh, mengorek-ngorek gigi, kuping dan hidung, bermain dengan jari, menggigit kuku, membersihkan/bermain dengan kuku, membunyikan tangan, mengetuk- ngetuk/menggoyang- goyangkan kaki dan lainnya.

Hal penting lainnya, kata Nurlina, seorang pewara mestinya belajar etika kepribadian, agar dapat membangun hubungan dengan siapapun dengan cara meningkatkan komunikasi personal.

Sebelumnya Dra. Emmi Pasaribu, M.Pd, Ketua Program Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) SMKN 3 Jakarta dalam sambutannya mengatakan kegiatan pelatihan public speaking dilakukan dalam rangka pembekalan kompetensi siswa kelas XII Program Manajemen Perkantoran. Kegiatan ini rutin dilakukan untuk siswa kelas XII sebagai bagian dari upaya sekolah menyiapkan lulusan untuk lebih kompetitif dan siap menghadapi dunia kerja.

Dengan pelatihan public speaking, diharapkan dapat digunakan sebagai modal siswa jika nanti sudah menyelesaikan studinya. Kemampuan public speaking yang baik akan memudahkan komunikasi dengan rekan kerja, masyarakat dan atasan.

“Menjadi sesuatu yang penting untuk dipahami, betapa bermanfaatnya penguasaan komunikasi. Juga perlu diketahui bahwa public speaking merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dimiliki siswa. Ini adalah salah satu soft skill  yang paling serbaguna di dunia kerja,” lanjutnya.

Menurutnya ada 4 kriteria lulusan pendidikan vokasi yang sangat dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI), yakni siswa atau lulusan memiliki tantangan kerja dengan ketahanmalangan, kreatif, komunikatif, dan mampu bekerjasama dengan tim. “Dalam pelatihan ini siswa dapat berlatih memantapkan keempat kriteria tersebut,” tandas Emmi

BACA JUGA: 7 Alasan Penting Mengapa Kamu Perlu Mengikuti Workshop Public Speaking!

Terhadap kegiatan pelatihan, sebagian besar siswa menyatakan pelatihan memberi mereka motivasi untuk tampil percaya diri di depan publik, belajar tata krama berkomunikasi secara benar, belajar bekerja secara tim, dapat  praktik olah vokal dan pernafasan.

Putri Apriliana, siswa Manajemen Perkantoran 1 mengungkapkan materi public speaking yang disampaikan narasumber sangat mudah diterima dan dipahami.”Narasumbernya keren dan penjelasannya mudah dipahami,” katanya.

Ia berharap memiliki kesempatan untuk menjadi seorang pewara atau bahkan narasumber pada kegiatan-kegiatan lain. “Saya yakin bisa, setelah belajar dari Bu Nurlina,” tambahnya.

Seorang siswa dibimbing belajar menjadi pewaradosen 

Kesan senada juga disampaikan Salwa Ramadhani, siswa Manajemen Perkantoran 1. Ia mengaku materi public speaking yang dipajari dapat membantunya untuk lebih percaya diri masuk dunia kerja. “Mudah dipahami dan cara menyampaikannya sangat asyik,” katanya.

Keysya Alifia, siswa Manajemen Perkantoran 2 mengungkapkan materi public speaking yang disampaikan sangat lengkap dan tidak bertele-tele. “Dengan alur yang jelas, maka kami lebih mudah untuk memahami materi. Keren banget,” tandasnya.

Pelatihan public speaking berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama digelar tanggal 17-18 Oktober 2024 untuk siswa program studi Manajemen Perkantoran. Sedang untuk tanggal 24-25 Oktober ditujukan bagi siswa kelas XII program studi Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!