JAKARTA, MENARA62.COM – Meski dalam situasi pandemi Covid-19, para penerima beasiswa Erasmus Plus (Erasmus+) akan tetap bertolak ke Eropa guna melanjutkan studinya. Mereka akan berangkat dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan baik oleh pemerintah Indonesia maupun negara tujuan.
Acara pelepasan para penerima beasiswa Erasmus+ tahun 2020 tersebut dilakukan secara virtual, Sabtu (18/7/2020). Hadir Vincent Piket, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, dan Prof. Ir. Nizam, MSc, DIC, PhD, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, Vincent Piket menuturkan tahun ini tercatat ada 94 mahasiswa dan dosen Indonesia menerima beasiswa Erasmus+. ”Ini adalah jumlah tertinggi penerima beasiswa asal Indonesia dibanding tahun-tahun sebelumnya,” papar Vincent Piket.
Menurut Vincent Piket, program Erasmus+ memberikan peluang yang sangat berharga bagi mahasiswa dan dosen Indonesia untuk meningkatkan kemampuan akademis dan profesionalisme di universitas-universitas Eropa yang berkualitas tinggi. Lebih dari itu, beasiswa Erasmus+ juga dapat memperluas wawasan dan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi para alumni Erasmus+ setelah mereka kembali ke Indonesia.
“Semua penerima beasiswa ini adalah calon-calon pemimpin potensial di masa yang akan datang di bidang keahlian mereka masing-masing. Kami bangga bisa berkontribusi untuk masa depan Indonesia melalui program beasiswa Erasmus+,” lanjut Vincent Piket.
Setiap tahun, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya menyediakan beasiswa Erasmus+ bagi mahasiswa dan dosen Indonesia untuk menempuh studi tingkat S-1, S-2 dan S-3 di Eropa rata-rata. Bahkan di tengah situasi pandemi Covid-19, sebagian besar penerima beasiswa Erasmus+ akan tetap berangkat ke Eropa untuk melaksanakan studi mereka di sedikitnya dua perguruan tinggi yang terletak di dua negara Eropa yang berbeda.
Sementara itu, Plt Dirjen Dikti Kemendikbud Prof Nizam mengatakan beasiswa Erasmus+ merupakan kesempatan yang sangat baik bagi mahasiswa maupun dosen Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dan pengalaman internasional dari Perguruan-perguruan Tinggi di Eropa dan negara-negara mitra. Selain itu menjalin jaringan dan kerja sama yang luas.
”Atas nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kami sampaikan terima kasih kepada Uni Eropa atas dukungan beasiswa Erasmus+ serta selamat kepada para penerima beasiswa,” kata Prof Nizam.
Ia meminta agar setiap mahasiswa penerima beasiswa Erasmus+ dapat menjadi duta bangsa dengan tetap menjaga nama baik, mentaati tata tertib dan hukum yang berlaku di negara tempat studi. ”Bawa diri dengan baik, Anda adalah duta yang harus mengenalkan budaya, seni dan kuliner khas Indonesia. Berbaurlah dengan mahasiswa lain dari berbagai negara di dunia,” lanjut Prof Nizam.
Pada acara pelepasan tersebut, Charlah Arlens Wowor, salah seorang penerima beasiswa Erasmus+ yang akan menempuh pendidikan jenjang S-2 di bidang European Master in Tourism Management menyampaikan kegembiraannya dapat memperoleh kesempatan studi di Eropa. Ia akan studi di tiga negara yakni Denmark, Slovenia dan Spanyol.
”Dengan mengikuti program pasca sarjana Erasmus+ ini, saya berharap dapat menerapkan ilmu yang akan saya dapatkan untuk mengembangkan sektor pariwisata di Papua Barat dari mana saya berasal,” kata Charlah.
Senada juga dikemukakan Viddy Ranawijaya, penerima beasiswa Erasmus+ lainnya. Melalui beasiswa tersebut ia akan menempuh pendidikan jenjang S-2 di bidang European Master in Euroculture: Society, Politics and Culture in a Global Context di tiga negara yaitu Prancis, Polandia dan Belanda.
“Program mobilitas yang dimiliki Erasmus+ untuk menempuh pendidikan minimal di 2 negara sangat menarik bagi saya. Sebagai praktisi di sektor pendidikan tinggi, saya ingin mempelajari dan mengalami bagaimana universitas-universitas di Eropa dapat bekerja sama menjalankan program tersebut. Dengan ilmu dan pengalaman saya di Eropa, saya berharap untuk bisa menerapkan program mobilitas ini di Indonesia bahkan di tingkat Asia Tenggara,” kata Viddy.
Baca juga:
Erasmus+ adalah program yang didanai oleh Uni Eropa untuk membiayai pendidikan, pelatihan, pemuda dan olah raga. Program ini menawarkan beragam instrumen untuk mendukung institusi pendidikan tinggi, seperti program Capacity Building in Higher Education (CBHE), Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD), Jean Monnet dan International Credit Mobility (ICM).
Sejak tahun 2004 hingga 2020, Uni Eropa telah memberikan beasiswa Erasmus+ kepada lebih dari 1.900 mahasiswa dan dosen Indonesia. Secara keseluruhan, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya memberikan 1.500 beasiswa kepada siswa Indonesia setiap tahunnya.