MAGELANG, MENARA62.COM — Singkong yang diolah menjadi tepung Mocaf (modified cassava flour) dan gula singkong bisa meningkatkan kesejahteraan petani. Dua olahan ini dapat meningkatkan harga singkong dan hasil olahannya pun memiliki nilai ekonomis yang lebih besar. Bahkan produk olahan ini bisa go internasional bila didukung kebijakan pemerintah.
Demikian benang merah diskusi secara virtual Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ke 2 Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), Jumat (27/8/2021). Diskusi yang diselenggarakan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Unimma mengangkat tema ‘Diversifikasi Olahan Singkong Prospektif Ekspor, Sebagai Usaha Alternatif untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani.’
Sekolah Tani Mandiri Muhammadiyah ke 2 ini menghadirkan pembicara Bachtiar Kurniawan S fil I, MPA (Sekretaris Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah). Riza Azyumarridha Azra, pemilik Rumah Mocaf Banjarnegara, Djohan Irawan, pemilik Sari Tela Utama Banjarnegara dan moderator Nugroho Agung Prabowo, ST, MKom, MTCC Unimma.
Dijelaskan Riza Azyumarridha Azra, sebelum ada Rumah Mocaf yang dirintis tahun 2012, harga singkong hanya berkisar Rp 200 per kilogramnya. Sedangkan harga Mocaf hanya Rp 3.000 per kilogram. Produktivitas petani singkong per hetarenya hanya 10 ton non organik dan petani tidak memperoleh keuntungan. Selain itu, limbah singkong pun tidak digunakan serta pasarannya hanya lokal.
Namun setelah ada Rumah Mocaf, harga singkong mengalami kenaikan hampir delapan kali lipat menjadi minimal Rp 1.500 per kilogram. Sedang harga Mocaf Rp 10.000 per kilogram. Produktivitas petani singkong per hektarenya sebanyak 10 ton organik.
“Kesejahteraan petani singkong dan perajin Mocaf mengalami peningkatan 100 persen. Para petani juga memiliki tabungan dari hasil menanam singkong,” kata Riza yang awal merintis usaha sebagai fasilitator MPM PP Muhammadiyah.
Sedang limbah singkong diolah menjadi pakan ternak sehingga tidak ada limbah yang terbuang. Sebab petani menerapkan integrated farming dengan teknologi tepat guna. Sedang pasaran Mocaf memasuki pasar nasional dan internasional.
“Mocaf memiliki kesamaan dengan tepung terigu. Sehingga Mocaf bisa menggantikan terigu. Mocaf bisa dibuat bakmi, roti, dan sebagai bahan dasar kue-kue,” kata Riza.
Rumah Mocaf, kata Riza, menampilkan produk terbaik yang mengedepankan kualitas. Diawali dengan pemilihan bahan baku, pengadaan tenaga kerja, perawatan sarana dan prasarana, pengawasan proses produksi hingga proses pengemasan. “Saat ini, Rumah Mocaf sudah memiliki izin edar pangan seperti Halal MUI, PIRT, ISO, serta dalam proses perizinan BPOM dan HACCP,” tandas Riza.
Sedang Djohan Irawan mengatakan singkong dapat diolah menjadi gula singkong. Penemuan ini dilakukan setelah tidak memiliki bahan ajar ketrampilan di sekolahnya. Kemdudian Djohan bereksperimen dan tercipta gula singkong dengan merek ‘Manes.’
Kelebihan gula singkong, dapat mempertahankan cita rasa dan warna makanan atau minuman. Memiliki rasa manis seperti buah segar, bentuk cair, memiliki tingkat kemanisan 2,5 kali dari gula. Tidak mengandung gulten, rendah karbohidrat dan kalori. Serta tidak serak di dalam tenggorokan.
Sementara Bachtiar Kurniawan mengatakan nasib petani selalu dalam posisi yang tidak menguntungkan. Sebab saat panen raya, harga hasil panenannya mengalami kemerosotan. Sedang saat musim tanam harga sarana produksi pertanian mengalami kenaikan.
Belum lagi ada kebijakan pemerintah yang mengizinkan import hasil pertanian. “Di satu sisi, program pangan dikampanyekan tetapi di sisi lain, mengapa masih ada import,” kata Bachtiar.
Seharusnya, kata Bachtiar, kebijakan yang dilahirkan pemerintah tersebut fokus pada kesejahteraan petani. Selain itu, kebijakan bisa meningkatkan produk pertanian dan kualitas hasil pertanian. Serta pemerintah menyediakan asuransi kepada petani, agar tidak dihantui gagal panen atau ancaman harga anjlog,” tandas Bachtiar.