28 C
Jakarta

Milad Muhammadiyah ke-109 PWM Aceh Santuni Anak Yatim

Baca Juga:

ACEH BESAR, MENARA62.COM – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh serta seluruh Ortom mengadakan milad Muhammadiyah ke-109 mengusung tema “Optimis Menghadapi Covid-19, Menebar Nilai Utama” di Pesantren Darul Arqam Sibreh, Ahad (21/11/2021).

Hadir penasehat PWM Aceh sekaligus mengisi taushiyah Prof. Dr. H. Al Yasa’ Abubakar M.A, anggota DPR Aceh Tezar Azwar Abu Bakar, Pimpinan Bank Bukopin Aceh, Rektor Universitas Muhammadiyah Aceh dan jajarannya, PW ‘Aisyiyah, PWPM, NA, IMM, IPM, Tapak Suci, Kokam, Lazismu. Acara yang dimulai pukul 10:00 hingga 12:45 dan berjalan hikmat.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh Dr. H. Muharrir Asy’ari menyampaikan saat ini muhammadiyah telah berusia 109 tahun. Dalam usia yang lebih dari satu abad muhammadiyah telah berjuang, beraktivitas dan beramal untuk kepentingan dan kesejahteraan umat tanpa di bedakan.

Menurut catatan amal usaha muhammadiyah, perguruan Tinggi berjumlah 164, jumlah dosen ada 17.117, Pendirian amal usaha ini atas dasar keikhlasan, dasar perjuangan yang besar dan pengorbanan  serta dedikasi tinggi, tidak mengenal lelah. Kenapa disebutkan demikian, agar kita pandai bersyukur, sebagai nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita.

“Dengan iringan do’a semoga Allah SWT, selalu memberi rahmat dan karunianya kepada kita, menambahkan nikmatnya yang lebih banyak untuk muhammadiyah berhitmad untuk Bangsa dan Negara ini,” kata Muharrir

Dilihat perkembangan muhammadiyah secara horizontal, bukan hanya di seluruh pelosok tanah air di Indonesia akan tetapi sudah merambah ke luar negeri, tercatat sudah memiliki delapan belas Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri, pada tahun 2010 pasca Muktamar ke 46 di Yogyakarta ditambah dua PCIM.

Dilihat perkembangan secara vertikal, Muhammadiyah memiliki struktur di seluruh provinsi  sebanyak 34, tingkat kabupaten/kota 29 pimpinan daerah muhammadiyah baru, kecamatan 312 pimpinan cabang baru dan tingkat kelurahan ada 860 pimpinan ranting baru.

Muhammadiyah di Aceh Berdiri pada tahun 1920 alhamdulillah masih tetap eksis, terus bekerja, beramal dan berjuang. Mendapatkan kepercayaan umat.

Muhammadiyah adalah organisasi islam bukan agama. Dakwah amar makruf nahi munkar, yang berwatak tajdid dan muhammadiyah adabtif. Diterima oleh semua pihak dan mendapat kepercayaan di hati masyarakat, dan bukan organisasi cilet-cilet apalagi dikatakan organisasi  sesat.

“Karena itu berbahagialah menjadi anggota keluarga besar muhammadiyah atau simpatisan, kita perlu menunjukan saya orang muhammadiyah,” tutur Muharrir.

Muhammadiyah telah memasuki abad kedua, abad informasi. Dengan menguasai teknologi informasi kita dapat berkembang  pesat dan maju. Abad ini menyebabkan cepatnya perubahan sosial, konsekwensi kehidupan social berubah ubah dalam kehidupan, cara berfikir, cara bertindak, dan cara berprilaku. Oleh karena itu warga muhammadiyah harus berani menghadapi perubahan ini dengan tetap memegang prinsip nilai nilai keislaman.

Ketua panitia Milad Muhammadiyah ke-109 Malik Musa mengatakan Muhammadiyah itu besar, sebagai contoh dalam kehidupan sehari hari, PWM adalah orang tua laki laki, ‘Aisyiyah Ibu, PWPM, NA, IMM, IPM adalah empat orang anak.

“Pada hari ini kita ajak mereka duduk dan makan bersama, kita rangkul. Kita berdiskusi dengan mereka dan kita pesankan kepada mereka rasa tanggung jawab untuk mengelola organisasi,” katanya.

Saat ini kita selaku orang tua dari mereka, kita ajari mereka dengan prilaku yang baik dan santun agar kedepannya kita mampu mendidik generasi muhammadiyah yang handal sesuai dengan tuntutan masa.

Kita mengajak , melibatkan mereka dalam berbagai hal, membimbing saling berangkulan untuk membesarkan organisasi muhammadiyah.  kata Malik Musa

Diakhir acara PWM dan PW ‘Aisyiyah membagikan santunan kepada delapan puluh anak yatim serta makan bersama, masakan khas Aceh Besar kuah belangong.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!