YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendapatkan hibah internasional dari British Council yang bekerjasama dengan University of Gloucestershire (UoG), United Kingdom. Hibah ini menyusul beberapa hibah internasional lain yang diterima UAD dari Uni Eropa melalui Erasmus+.
Ida Puspita, MA Res, Kepala Bidang Kerja sama Luar Negeri sekaligus sebagai Project Manager Going Global Partnerships (GGP) mengatakan hibah internasional ini merupakan ke enam bagi UAD. Hibah ini mengangkat tema tentang Enhancing early childhood and inclusive education training through developing cultural literacy: a UK – Indonesia HEI transnational blended learning exchange (Meningkatkan Pelatihan Pendidikan Anak Usia Dini dan Inklusif melalui mengembangkan literasi budaya: Pertukaran pembelajaran terpadu transnasional perguruan tinggi di UK – Indonesia).
Hibah, kata Ida Puspita, yang akan berlangsung selama satu tahun enam bulan ini, UAD akan bekerjasama dengan UoG UK. “Selama ini, UAD dan UoG UK suddah menjalin kerjasama dengan baik,” kata Ida Puspita.
Dijelaskan Ida Puspita, launching Program GGP ini dilaksanakan British Council di Jakarta, Rabu-Kamis (1-2/3/2023). Launching menghadirkan narasumber dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek). Kemudian dilanjutkan workshop tentang Safeguarding Policy yang akan digunakan semua perguruan tinggi penerima hibah baik di UK dan Indonesia.
“Tujuan utama dari kerjasama proyek hibah ini untuk merancang dan melaksanakan proyek peningkatan pelatihan pra-jabatan bagi calon guru yang bekerja di pendidikan anak usia dini dan inklusif pengaturan pendidikan. Selain itu, untuk memperkuat ikatan antara UOG dan UAD sehingga dapat memfasilitasi kemitraan baru antara Sekolah Pendidikan dan Humaniora di UoG dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di UAD,” kata Ida.
Untuk mencapai tujuan, jelas Ida, ada beberapa kegiatan yang telah rencanakan antara UAD dan UoG. Di antaranya, pertama, pertukaran pembelajaran campuran transnasional dalam rangka peningkatan PAUD dan pendidikan inklusif pelatihan di masing-masing institusi. Kedua, membuka kesempatan hingga 100 mahasiswa UAD untuk mengikuti kursus pendidikan anak dan sekolah dasar untuk mengeksplorasi ide, berbagi pengetahuan dan praktik terbaik seputar anak usia dini dan inklusif pendidikan dengan siswa yang mengikuti kursus serupa di UoG.
Ketiga, tambah Ida, untuk memfasilitasi peluang mobilitas siswa dan staf. Keempat, untuk mengevaluasi skema ini sebagai model transnasional yang berpotensi baru kemitraan kerja antara UK dan Higher Education Institutions (HEIs) Indonesia, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kemendikbudristek.
Ida Puspita menambahkan implementasi project pertama, ada tiga dosen UAD dan enam mahasiswa yang akan mengikutinya, Sabtu-Senin (20-29/5/2023). Ketiga dosen UAD adalah Ega Asnatasia Maharani MPsi, Psikolog. (dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini); Nurul Hidayati Rofiah MPdI, PhD (dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar); dan Intan Puspitasari SPsi, MA (dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini). Sedang enam mahasiswa dari PG PAUD dan PG SD yaitu Imamiatul Azizah, Putri Sabrina Uswatun Hasanah, Najwa Kamila, Ade Berliana Putri, Diah Sinta Sri Berlianti dan Dwiky Dharma Panjaitan akan mengikuti program mobilitas siswa dan staf di UoG.
Sementara Dekan FKIP, Muhammad Sayuti, SPd, MPd, MEd, PhD, menyampaikan bersyukur atas kepercayaan British Council. Program ini dinilai sangat bermanfaat bagi FKIP untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam program global pendidikan inklusif. Sebuah agenda besar bagi dunia dan tentu saja bagi Indonesia.
“Semoga kepercayaan ini bisa kami tunaikan dengan sebaik-baiknya. Semoga dosen dan mahasiswa yang terlibat mendapatkan pengalaman berharga bagi masa depan mereka. Program ini juga untuk mewujudkan internasionalisasi FKIP UAD dan Muhammadiyah,” kata Muhammad Sayuti. (*)