SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapat kunjungan Global Katalyst e.V. Jerman pada Sabtu (12/8) yang dilaksanakan di Ruang Meeting Kantin Tepi Danau, Kampus 2 UMS.
Global Katalyst e.V. ini merupakan asosiasi nirlaba yang didirikan di Stuttgart Jerman yang bertujuan untuk membangun komunikasi, menjajaki kolaborasi masa depan, dan menjembatani kerja sama antar bangsa di bidang pendidikan, sosial, budaya, dan pariwisata.
Director of Strategic Partnership Global Katalys e.V, Doddy Primanda Kadarisman, menyampaikan kerjasama antara Global Katalyst e.V Jerman dengan UMS guna meningkatkan akses Internasional.
Doddy mengungkapkan, kondisi Jerman sampai tahun 2030 kekurangan 10 juta tenaga kerja professional, sedangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja ahli. Dengan demikian, menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain, salah satunya Indonesia.
“Pada kesempatan ini, kami membahas bagaimana mahasiswa dan lulusan UMS bisa memanfaatkan situasi di Jerman, sangat membutuhkan tenaga kerja professional. Ini merupakan peluang UMS baik mahasiswa maupun alumninya,” paparnya.
Semoga kerjasama ini, lanjut dia, bisa berjalan dengan baik dan Global Katalyst siap mensupport segala kebutuhan yang memberikan manfaat untuk seluruh keluarga besar UMS.
Dalam kesempatan itu, Kepala Biro Kantor Urusan Intermasional (BKUI), Andy Dwi Bayu Bawono, Ph.D, menyampaikan bahwa kunjungan ini membahas MoU, salah satunya kerjasama dalam bidang pe pendidikan, sekaligus mengisi peluang ketenagakerjaan di Jerman.
“Disamping kuliah, mahasiswa dapat bekerja di industri. Keberlanjutan dari program tersebut, kami akan membuka pusat studi bahasa Jerman dalam rangka memberikan pembekalan terkait kemampuan bahasa,” jelas Andy.
Persiapan yang lain, imbuhnya, mahasiswa semester 7, bisa dikirim ke Jerman. Mereka belajar, sekaligus bekerja di industri, dengan durasi waktu 3 tahun di sana.
“Kunjungan balik bulan Oktober bersama Pak Rektor ke Jerman, salah satunya untuk melihat fasilitas pendidikan,” tambahnya.
Menurut Wakil Rektor V, Prof., Supriyono, ST., MT., Ph.D., produk dari Perguruan Tinggi adalah lulusan.
“Kita harus menjamin mahasiswa UMS ini lulus dan segera diterima di pasar kerja. Harapannya lulusan kita dapat menemukan kemampuan dan dengan senang hati menunjukkan jati dirinya,” ungkapnya.
Dengan adanya kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), maka dapat dimanfaatkan dalam kerjasama ini agar mahasiswa dapat belajar di luar kampus, sekaligus memberi bekal untuk tahu kondisi lapangan kerja. (*)