Oleh : Muhammad Khairul Safa’at*)
SOLO, MENARA62.COM – Pernahkah pembaca mendengar metode brainstorming dalam sebuah proses pembelajaran? Iya, brainstorming merupakan salah satu metode pembelajaran yang berbentuk penggalian ide kreatif atas suatu permasalahan nyata, dengan cara berdiskusi untuk menghasilkan gagasan. Pada proses pembelajaran, metode ini dapat meningkatkan antusias siswa dan mengajarkan untuk berpikir solutif kreatif. Brainstorming cocok di terapkan pada seluruh mata pelajaran sekolah, terlebih pada pembelajaran ISMUBA jenjang SMA.
Saya mencoba menuliskan pengalaman dalam penerapan metode ini. Metode brainstorming saya terapkan pada pembelajaran ISMUBA mapel Aqidah Akhlak di kelas X. Metode ini secara garis besar saya terapkan melalui 3 langkah yang akan saya uraikan agar pembaca memiliki gambaran.
Langkah pertama adalah penggalian ide secara individu. Pada proses ini, siswa diminta menjawab secara individu beberapa pertanyaan tentang suatu permasalahan yang hangat diperbincangkan hari ini pada selembar kertas. Jawaban tidak boleh sama dengan siswa lain, dan harus berdasarkan pemikiran ide sendiri.
Setelah Langkah penggalian ide, siswa melakukan diskusi kelompok. Siswa dalam satu kelas yang sudah menulis jawaban masing-masing, dibagi menjadi 5 kelompok, terdiri dari 3 kelompok putri dan 2 kelompok putra. Setiap siswa dalam satu kelompok diminta berdiskusi dan membandingkan jawaban masing-masing, kemudian menentukan jawaban terbaik dari pertanyaan yang telah ditanyakan di awal. Proses pencarian jawaban terbaik bisa dengan cara memilih satu diantara sekian jawaban dalam satu kelompok, atau menggabungkan 2 ide jawaban.
Langkah ketiga adalah siswa melakukan presentasi. Perwakilan setiap kelompok, mempresentasikan jawaban di depan kelas dan disimak oleh siswa lain. Dalam proses ini, diperbolehkan siswa lain untuk memberi masukan atau saran terkait presentasi temannya.
Dengan metode ini, saya merasakan bahwa selama proses pembelajaran berlangsung, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif. Permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar, akan dicari Solusi penyelesaiannya oleh siswa. Ini mendorong siswa menjadi “problem solver” dalam menghadapi masalah di sekitar. Saya juga bertanya kepada siswa dalam proses refleksi pembelajaran. Salah satu siswa menyatakan bahwa metode belajar seperti ini sangat seru, membuat suasana kelas menjadi aktif berdiskusi. Metode brainstorming mendorong siswa berdiskusi dan memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama. Demikianm catatan refleksi metode pembelajaran yang saya lakukan. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
*)Guru ISMUBA SMA Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta