SOLO, MENARA62.COM – Alumni standardisasi Da’I Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat Dwi Jatmiko SPdI MPd Gr CPS mengungkapkan pernyataan bahwa dirinya setuju bahwa selamatkan bumi air pertiwi, berjuang karena perintah ilahi.
Hal yang disampaikan Dwi Jatmiko saat mengisi ceramah dalam acara acara Halal Bi Halal Partai Ummat Kota Surakarta yang dihadiri DPD Partai Ummat (PU) se-Solo Raya, partai yang didirikan politikus senior Prof Dr Muhammad Amien Rais MA. Hadir juga sesepuh partai Ummat Asiyah Rais.
“Terima kasih saya diundang halal bi halal partai Ummat lewat mas Fahmi. Kebetulan sesama anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surakarta,” ujar Jatmiko dalam acara yang digelar di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Darmo Cahyono di Margoyudan, Solo, Ahad (5/5/2024).
Ini syarat-syarat partai Ummat ingin membesar, sambung ustaz Jatmiko. Kalau partai Ummat ingin lebih besar maka harus silaturrahim ke pendiri partai Ummat yaitu Prof Dr Muhammad Amien Rais MA.
”Sering-seringlah berziarah. Pikiran kita ziarah bukan ke kuburan tapi silaturahmi ke umat dan masyarakat. Terjun ke umat dengan 4 peduli, peduli agama, peduli manusia, peduli lingkungan dan peduli sistem serta jangan lemah meninggalkan generasi yang lemah dalam berorganisasi,” jelasnya.
Dia menyitir firman Allah dalam Surat an-Nisa Ayat 9 yang artinya, “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Jatmiko berpendapat bahwa ayat tersebut bersifat umum. Bukan hanya lemah dalam sisi materi. Hal lain yang sangat penting untuk dikhawatirkan adalah meninggalkan generasi yang lemah dalam akidah dan ilmu pengetahuan tentang kepartaian.
“Tidak meninggalkan keturunan yang lemah ekonomi itu penting, tapi tidak lemah akidah kepartaian jauh lebih penting. Ikan membusuk dari kepala. Sebab kepala ikan di sini adalah sang pemimpin, sedang tubuhnya adalah mereka yang dipimpin, yang satu sama lain punya keterkaitan,” ungkapnya.
Kehidupan itu mengikat. “Kita sesama kader partai Ummat itu harus saling memaafkan. Partai itu harus tegak lurus seperti syahadat. Kita itu lemah dalam keteladanan. Ziaroh itu pikirannya jangan ke kuburan. Ngaji kita jangan terlalu eksklusif,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Ummat Kota Surakarta Tommy Bagus Mahendra menyampaikan sambutannya. “Hari ini adalah merupakan hari yang tepat untuk berkumpul saling memaafkan. Ini merupakan momentum yang istimewa. Semangat halal bi halal ini bisa kita bangun untuk menggapai keberkahan Allah SWT,” ujar Tommy. (*)