JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengundang 118 praktisi dan akademisi dalam forum Diskusi Kelompok Terpumpun Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah bertema “Membangun Pendidikan Bermutu untuk Semua” yang digelar di Jakarta pada Selasa (19/11/2024). Forum yang dibuka resmi oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti tersebut membahas 8 isu penting yang selama ini menjadi polemik di tengah masyarakat.
Ke-8 isu tersebut adalah penerimaan peserta didik baru (PPDB) dan zonasi, asesmen pendidikan dan ujian nasional, SMK masa depan, sekolah unggulan, Artificial Intelligence (AI) untuk pendidikan, guru penggerak, kurikulum Merdeka dan PPPK guru.
“Ini bukan forum basa-basi. Kami berharap masukan, referensi untuk 8 isu tersebut, ataau barangkali masih ada isu penting lainnya yang belum kami prioritaskan,” kata Menteri Mu’ti saat membuka resmi forum diskusi.
Menurut Menteri Mu’ti, masukan dari berbagai kalangan akan memperkaya perspektif dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.
BACA JUGA: Guru Lolos P3K Diminta Kembali ke Sekolah Swasta, Menteri Mu’ti: Tunggu Jawaban Presiden! |
ia mencontohkan isu terkait asesmen dan ujian nasional. Meski soal ujian nasional belum ada kebijakan yang diambil, namun sudah ada gerakaan dari sekelompok masyarakat yang menolak dihidupkannya kembali ujian nasional. Di sisi lain ada juga yang meminta UN dihidupkan lagi, apapun namanya. Entah UN, entah ebtanas atau nama lainnya. “Padahal kami belum apa-apa, baru meminta masukan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Mu’ti juga menyampaikan gagasan dimasukkannya IA dan koding dalam kurikulum pembelajaran mulai dari tingkat SD hingga SLTA. Koding di sejumlah Negara seperti India, China dan Jepang sudah diajarkan di sekolah-sekolah.
Di Indonesia, kata Menteri Mu’ti ada beberapa sekolah yang sudah mengajarkan koding kepada siswanya meski itu masih menjadi mata pelajaran pilihan. “Saya akan kunjungi sekolah-sekolah yang memberikan mata Pelajaran koding untuk melihat dari dekat seperti apa praktik di lapangan,” katanya.
Terkait pendidikan SMK, Menteri Mu’ti mengakui menerima amanah dari Presiden Prabowo, bagaimana pendidikan SMK diperbaiki dan ditingkatkan. “Presiden menaruh harapan besar agar SMK bisa menjawab tantangan dunia kerja. Dan kita membutuhkan terobosan strategis yang tidak hanya dalam hal akademik tetapi juga kemitraan dengan dunia kerja dan dunia industri,” lanjutnya.
Jika sebelumnya SMK memiliki slogan SMK Bisa, maka ke depan SMK harus BMW yang artinya bisa bekerja, bisa melanjutkan dan bisa wirausaha.