30.7 C
Jakarta

Dua Wisudawan MTI UII Asal Palestina Sempat tak Mau Selesaikan Tesis, Ingin Berjihad

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Dua wisudawan Program Studi (Prodi) Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (MTI FTI) asal Palestina sempat tidak ingin menyelesaikan tesis. Alasannya mereka akan berjihad membela negaranya melawan Israel. Mereka adalah Abdallah Yousef Rushdi Abusafyeh dan Mahmoud Yousef Rushdi Abusafyeh.

Namun setelah mendapat nasehat dari orang tuanya dan Ketua Program Studi MTI FTI UII, Ir Winda Nur Cahyo, ST, MT, PhD, IPM, akhirnya mereka mau menyelesaikan tesis dan bisa lulus. “Saat menyusun proposal tesis, mereka di Palestina mengabari saya kalau tidak mau menyelesaikan tesisnya, karena ingin berjihad. Tetapi mereka dinasehati bapaknya dan saya juga mendorong untuk menyelesaikan tesisnya, baru berjihad. Akhirnya berhasil menyelesaikan studinya,” kata Winda Nur Cahyo pada Pelepasan Wisudawan periode November 2024 di Yogyakarta, Sabtu (30/11/2024).

Kedua mahasiswa MTI FTI asal Palestina tersebut bersama enam wisudawan lain mengikuti wisuda Periode II Tahun Akademik 2024/2025 di Auditorium Abdul Kahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII, Ahad (1/12/2024). Enam wisudawan lain adalah Saif Ali Kamil berasal dari Irak, Novita Ratna Dila, Demas Emirbuwono Basuki, Alifa Permata Dewi, Azzati Sahirah Elfahmi, dan Lutfiah Putri. Periode wisuda kali ini, UII meluluskan 1.099 orang yang terdiri lima doktor, 116 magister, 934 sarjana, 41 sarjana terapan dan tiga ahli madia.

Winda Nur Cahyo mengungkapkan rasa bangganya pada wisuda kali ini ada tiga mahasiswa asingnya. “Sebelumnya, ada dua mahasiswa asing yang telah menyelesaikan studi di MTI UII. Sehingga kita sudah meluluskan lima mahasiswa asing,” kata Winda Nur Cahyo.

Keberadaan mahasiswa asing, lanjut Winda, menunjukkan kualitas pendidikan tinggi dipercaya internasional. “Salah satu penilaian akreditasi Program Studi itu ada mahasiswa asingnya. Di Indonesia penilainnya menggunakan SN Dikti (Standard Nasional Pendidikan Tinggi),” kata Winda.

Winda Nur Cahyo (tengah) bersama wisudawan dan keluarganya. (foto : heri purwata)
Winda Nur Cahyo (tengah) bersama wisudawan dan keluarganya. (foto : heri purwata)

Lebih lanjut Winda menjelaskan peringkat akreditasi ada tiga tingkatan yaitu Baik, Baik Sekali, Unggul. Kalau Prodi itu memenuhi SN Dikti, maka standardnya akan Baik. Kalau Prodi tersebutg bisa berkompetisi di tingkat nasional, maka akreditasinya Baik Sekali. Jika Prodi tersebut bisa berkompetisi di tingkat internasional, maka akreditsinya Unggul.

“Tetapi untuk mencapai Akreditasi Unggul, tidak hanya memiliki mahasiswa asing saja. Melainkan juga memiliki kerjasama internasional. Seperti kita melakukan kerjasama double degree dengan Taiwan, ada mahasiswa asing yang kuliah di tempat kita. Sehingga Prodi MTI UII layak memiliki akreditasi Unggul,” katanya.

Masukan
Pada pelepasan wisudawan, Prodi MTI selalu menggali masukan dari lulusan dan orang tua wisudawan. Masukan ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan Prodi MTI kepada mahasiswanya dan kualitas pembelajaran.

Alifa Permata Dewi memberi masukan agar Prodi MTI UII mau mendengarkan keluh kesah yang dialami mahasiswanya. Selain itu, juga perlu ada google form tentang progres penyusunan tesis. “Saya senang kuliah di MTI UII karena dosennya akrab dengan mahasiswa. Selain itu, dosennya juga lebih prepare dalam menyampaikan materi kuliah,” kata Alifa.

Sedang Demas Emirbuwono Basuki memberi masukan agar penggunaan Bahasa Inggris di lingkungan kampus MTI UII ditingkatkan. Sebab kemampuan Bahasa Inggris ini akan menjadi bekal bagi mahasiswa untuk menyongsong masa depan.

“Saya berterima kasih ada program Fast Track sehingga gelar S1 dan S2 bisa selesai dalam waktu lima tahun. Saya juga berterima kasih telah diberi kesempatan menyelesaikan tesis sambil bekerja,” kata Demas.

Sementara Rachmad, orangtua Demas memberikan saran kepada UII agar memanfatkan alumni untuk memotivasi adik-adik kelasnya. “Alumni diundang untuk memberikan kuliah tentang pengalaman mereka. Hal ini dimaksudkan agar adik-adik kelasnya menjadi termotivasi dan memiliki kepercayaan diri untuk bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi lain,” kata Rachmad. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!