26.6 C
Jakarta

Dosen Fakultas Kedokteran UMS Ungkap Gejala dan Cara Pencegahan Penyakit HMPV di Indonesia

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.CO – Meskipun tidak setenar virus influenza atau COVID-19, Human Metapneumovirus (HMPV) dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang disebut sebagai flu-like illness. Virus ini tergolong virus RNA dan memiliki hubungan kekerabatan dengan virus lain yang menyebabkan penyakit serupa, seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan virus influenza. Hal tersebut dipaparkan oleh Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dr. Iin Novita Nurhidayati Mahmuda, M.Sc., Sp.PD, MSc, divisi Penyakit Tropik Infeksi.

Menurut dr. Iin, infeksi HMPV dan virus influenza lain meningkat kejadiannya di negara dengan empat musim, terutama saat musim dingin.Tetapi, HMPV tidak sepopuler virus influenza atau RSV, yang lebih sering menjadi penyebab utama flu.

“Di Indonesia, virus juga menjadi menjadi penyebab flu setelah virus influenza dan RSV. Negara negara tropis tidak pernah melaporkan peningkatan signifikan penyakit flu, artinya penyakit flu ada sepanjang tahu, dengan jumlah penderita dan keparahan seperti pola tahunan biasanya. Virus ini terutama pada anak-anak < 5 tahun dan orang dewasa dengan gejala ringan, dapat sembuh sendiri dan tidak berbahaya,” ungkapnya Kamis (16/1/2025).

Gejala yang ditimbulkan akibat infeksi HMPV mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, pilek, sakit kepala, nyeri otot, dan bersin. Pada beberapa kasus, bisa juga muncul gejala tambahan seperti diare, konjungtivitis (mata merah), hingga mual dan muntah.

“Sebagian besar kasus infeksi HMPV pada individu sehat, masa inkubasi 3-5 hari, sembuh sempurna sendirinya dalam waktu 5 hingga 7 hari dengan perawatan suportif, seperti obat penurun panas, istirahat, vitamin dan makan minum bergizi,” jelas Dosen FK UMS itu.

Namun, lanjutnya, pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah yang menderita diabetes tidak terkontrol, HIV, autoimun atau kanker, sakit paru atau ginjal, atau anak-anak dengan penyakit bawaan, malnutrisi, asma, infeksi ini bisa mengakibatkan infeksi yang lebih serius, yaitu bronkiolitis atau pneumonia.

“Bagi kelompok rentan ini, pengobatan spesifik dan perawatan medis diperlukan,” tambah dr. Iin.

Meskipun HMPV sampai saat ini tidak pernah menyebabkan pandemi seperti COVID-19, sehingga masyarakat tidak perlu panik tapi tetap waspada, tetapi dr. Iin mengingatkan virus ini menular melalui droplet dari batuk atau bersin.

“Cara pencegahannya dengan cuci tangan secara teratur, gunakan masker jika sedang sakit, hindari kontak dengan orang yang sakit, dan pastikan untuk menjaga kebersihan diri, menjaga daya tahan tubuh dengan konsumsi makanan bergizi, cukup tidur, dan menghindari stres berlebih,” tegasnya.

Meskipun saat ini belum ada vaksin untuk HMPV, vaksin influenza yang tersedia dapat memberikan perlindungan terhadap virus flu yang lebih umum. Di negara dengan empat musim, vaksin influenza sering kali diberikan kepada anak-anak, orang tua, serta individu dengan kondisi medis tertentu, untuk mengurangi risiko infeksi virus flu yang berat.

“Bagi masyarakat Indonesia, vaksin influenza tidak terlalu umum karena kita tidak memiliki musim dingin. Namun, bagi individu yang berisiko tinggi atau yang akan bepergian ke negara dengan musim dingin, vaksin influenza sangat dianjurkan,” tambah Iin.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Penularan HMPV di Cina masih seperti peningkatan angka kasus flu yang memang biasanya terjadi pada musim dingin.

“Kita bisa belajar dari pengalaman pandemi COVID-19. Jika kita menjaga kebersihan diri, menggunakan masker saat sakit, dan menjaga jarak, maka kita dapat mengurangi risiko penularan virus ini,” pungkasnya.

Yang terpenting, tambahnya, tetap berikhtiar menjaga kesehatan tubuh dan mematuhi protokol kesehatan yang sudah terbukti efektif, dan berdoa kepada Allah SWT akan selalu dilindungi dari segala penyakit dan marabahaya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!