29.1 C
Jakarta

Dadang Kahmad: Akhlak Sebagai Pilar Peradaban Islam Berkemajuan

Baca Juga:

BANDUNG,MENARA62.COM – Dalam upaya memperkuat kajian Islam berkemajuan, Majelis Pustaka dan Informasi PWM Jawa Barat bersama UM Bandung menyelenggarakan acara Maljum School dengan tema utama bedah buku “Pilar Akhlak Islam Berkemajuan” karya Dadang Kahmad. Kegiatan ini berlangsung di Perpustakaan UM Bandung pada Kamis (23/1/2025) pukul 18.30 WIB hingga selesai.

Akhlak sebagai pilar peradaban Islam berkemajuan

Dadang menjelaskan bahwa buku ini mengusung konsep Islam berkemajuan sebagai gerakan pemurnian yang berlandaskan pada Al-Quran, Sunah, ijtihad, dan prinsip wasatiyah. Dadang mengungkapkan bahwa Islam berkemajuan tidak hanya berbicara tentang kesalehan individu, tetapi bagaimana nilai-nilai akhlak diaplikasikan untuk membangun masyarakat yang harmonis.

”Buku ini menyampaikan tujuh karakter pilar Islam berkemajuan, di antaranya ikhlas beramal, menyebarkan salam, mempermudah urusan orang lain, dan menciptakan etos keilmuan. Dalam konteks ini, akhlak berfungsi sebagai landasan dalam menghadapi berbagai tantangan modern, termasuk isu-isu sosial, moral, dan budaya yang kompleks,” kata Dadang.

Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhamamdiyah ini, Islam berkemajuan mengajarkan keseimbangan antara spiritualitas dan kemajuan teknologi. Nilai-nilai ini penting untuk menjaga moralitas dan integritas di tengah arus globalisasi yang sering kali menekankan individualisme dan materialisme.

Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung ini juga menekankan pentingnya dakwah kultural, khususnya dalam menjangkau generasi muda. Melalui pendekatan ini, Islam berkemajuan dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan keruntuhan moral yang dihadapi masyarakat saat ini.

Gaya komunikasi dan relevansi buku di era modern

Sebagai pembedah buku, Wahyu Srigutomi, menyoroti keistimewaan karya ini. Ia menyebutkan bahwa gaya komunikasi yang dibangun oleh Dadang sangat sederhana, tetapi komperhensif sehingga pesan-pesan dalam buku ini dapat diterima oleh berbagai kalangan.

“Buku ini memiliki 107 halaman yang tematik dan relevan dengan kondisi masyarakat modern. Tema-tema yang diangkat dalam buku ini mencakup pentingnya akhlak sebagai pilar utama dalam membangun peradaban, baik pada tingkat individu, masyarakat, maupun bangsa,” ucap Wahyu.

Wahyu juga menambahkan bahwa buku ini mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan prinsip keilmuan yang ringan dan mudah dicerna. Setiap argumen diperkuat dengan dalil Al-Qur’an dan hadis, sehingga memberikan keyakinan bagi pembaca tentang pentingnya akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

“Melalui buku ini, penulis menunjukkan bahwa akhlak tidak hanya menjadi urusan pribadi, tetapi juga aspek yang terlihat dan berdampak langsung pada kehidupan sosial. Prinsip ini relevan dalam membangun Islam sebagai gerakan pencerahan yang mampu memberikan solusi bagi permasalahan sosial, moral, dan lingkungan,” ujar Wahyu.

Dalam pandangan Wahyu, tulisan Dadang memiliki ciri khas sebagai “bunga rampai kehidupan” yang mengalir dengan optimisme. Hal ini memberikan motivasi kepada pembaca untuk mengkaji lebih dalam konsep Islam berkemajuan, sekaligus menginspirasi gerakan keilmuan di berbagai bidang.

Muhammadiyah dan peran akhlak dalam gerakan sosial

Salah satu poin penting dalam buku ini adalah bagaimana Muhammadiyah dipaparkan sebagai model konkret dari Islam berkemajuan. Dadang menyoroti keberhasilan Muhammadiyah dalam mengintegrasikan nilai-nilai Islam ke dalam pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sosial.

Organisasi ini tidak hanya memajukan umat dalam bidang spiritual, tetapi memberikan kontribusi nyata dalam bidang sosial, seperti mendirikan sekolah modern dan rumah sakit yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Buku ini mengajarkan bahwa akhlak Islam dapat menjadi dasar untuk membangun kebijakan publik yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Dadang juga mengulas tantangan global yang dihadapi dunia modern, seperti kesenjangan sosial, konflik antarnegara, dan degradasi lingkungan. Dalam buku ini, ia menawarkan akhlak Islam sebagai solusi yang berbasis nilai-nilai universal dan relevan dengan kebutuhan global.

”Buku ini juga menekankan bahwa akhlak tidak hanya menjadi pembimbing individu, tetapi pedoman etika kolektif yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan. Prinsip ini menjadi dasar dalam membangun peradaban yang manusiawi, adil, dan berkelanjutan,” imbuh Wahyu.

”Melalui karya ini, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan relevansi akhlak dalam menghadapi isu-isu kontemporer, termasuk bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tandas Wahyu.

Menyebarkan wawasan Islam berkemajuan

Acara ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman tentang konsep Islam berkemajuan. Buku “Pilar Akhlak Islam Berkemajuan” menjadi pengantar yang relevan untuk menggali lebih jauh tentang bagaimana akhlak dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan modern.

Melalui diskusi ini, peserta diajak untuk tidak hanya memahami konsep akhlak secara teoretis, tetapi mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Muhammadiyah, sebagai model Islam berkemajuan, menjadi contoh nyata bagaimana nilai-nilai ini dapat diwujudkan dalam gerakan sosial dan pemberdayaan umat.

Acara ini ditutup dengan harapan agar semakin banyak generasi muda yang terinspirasi untuk mengembangkan konsep Islam berkemajuan, baik dalam konteks akademis, sosial, maupun spiritual. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!