SOLO,MENARA62.COM – Prof. Dr. Jati Waskito, SE., M.Si., Guru Besar Bidang Ilmu Kepemimpinan Organisasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menyoroti pentingnya perilaku organisasi dan manajemen sumber daya manusia dalam meningkatkan efektivitas kerja karyawan.
Hal tersebut disampaikan dalam Jumpa Pers Pengukuhan Dua Guru Besar FEB UMS yang dilaksanakan pada hari Senin (24/2/2025) di RM Dapur Solo, Edutorium UMS. Sedangkan acara pengukuhan guru besar ini akan digelar di Auditorium Moh. Djazman Kampus I UMS, Selasa (25/2/2025).
Guru Besar UMS itu lebih menekankan pada aspek psikologi perilaku organisasi, terutama dalam hal kepemimpinan organisasional. Dalam disertasinya yang disusun saat pandemi COVID-19, Jati Waskito meneliti kondisi tenaga medis yang menghadapi tekanan kerja tinggi.
“Saya menyoroti pentingnya perilaku ekstra peran atau Organizational Citizenship Behavior (OCB), yaitu kesediaan karyawan untuk melakukan tugas di luar tanggung jawab utama mereka demi kepentingan organisasi,” ungkapnya.
Dia mengaitkan OCB dengan kepemimpinan organisasional dan keadilan organisasi, yang kemudian berkembang menjadi konsep Organizational Citizenship Behavior for Supervisor (OCBS).
“Melalui penelitian ini, saya menemukan bahwa motivasi karyawan tidak hanya didorong oleh pertukaran ekonomi, tetapi juga oleh pendekatan interpersonal yang dikenal dengan teori Social Exchange. Kedekatan dan kepercayaan terhadap pemimpin menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kinerja dan komitmen kerja,” paparnya.
Selain itu, Jati Waskito juga mengadopsi teori Affective Event Theory (AET) yang menyoroti pengaruh emosi dalam lingkungan kerja. Ia menegaskan bahwa perasaan positif maupun negatif yang dialami karyawan dapat mempengaruhi produktivitas mereka. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan keseimbangan antara pertukaran ekonomi, hubungan sosial, dan kondisi emosional karyawan untuk mencapai kinerja yang berkelanjutan.
Temuan dalam disertasi ini telah dipublikasikan di berbagai jurnal internasional dan menjadi referensi penting dalam studi kepemimpinan dan manajemen organisasi. Jati menegaskan bahwa gaya kepemimpinan transformasional yang mampu memperhatikan keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan emosional karyawan merupakan kunci utama dalam menciptakan kinerja organisasi yang optimal.
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan para pemimpin organisasi dapat menerapkan strategi yang lebih manusiawi dalam mengelola sumber daya manusia, sehingga tercipta lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Dalam sesi tanya jawab, Guru Besar UMS itu menyoroti pentingnya kedekatan antara atasan dan bawahan dalam sebuah organisasi. Ia menekankan bahwa aspek sosial yang lebih mendalam, karena kepercayaan antara karyawan dan pemimpin menjadi elemen krusial dalam membangun lingkungan kerja yang harmonis.
“Terlebih melihat generasi muda yang memiliki karakteristik berbeda dengan generasi sebelumnya. Sehingga, gaya kepemimpinan yang paling sesuai dalam menghadapi tantangan ini adalah servant leadership, yaitu pemimpin yang melayani dan memahami kebutuhan serta aspirasi karyawan,” tegasnya.
Ia memberikan contoh bagaimana beberapa perusahaan besar seperti Microsoft menerapkan pendekatan twenty percent tense, di mana 80% waktu kerja digunakan untuk tugas utama, sementara 20% dialokasikan bagi karyawan untuk berkreasi dan mengembangkan ide-ide baru. Model ini dinilai efektif dalam meningkatkan motivasi kerja dan inovasi di lingkungan perusahaan.
Sebagai kesimpulan, Jati menegaskan bahwa kepercayaan dan fleksibilitas dalam kepemimpinan adalah kunci dalam menghadapi dinamika dunia kerja modern. Pemimpin yang mampu memberikan kebebasan berkreasi kepada karyawan sambil tetap mengarahkan mereka menuju tujuan organisasi dalam perusahaan akan lebih sukses dalam membangun kinerja yang berkelanjutan.
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan para pemimpin organisasi atau stakeholder dapat menerapkan strategi yang lebih manusiawi dalam mengelola sumber daya manusia, sehingga tercipta lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan.
Kemudian, dalam kesempatan Jumpa Pers tersebut dilanjutkan pemaparan dari Prof. Dr. Muzakar Isa, SE., M.Si., Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, dengan membahas strategi pengurangan risiko bencana melalui pendekatan manajemen yang lebih efektif. (*)