JAKARTA, MENARA62.COM -– Sedikitnya enam anak di Gaza meninggal akibat cuaca dingin dan kurangnya pemanas ruangan, menyusul pembatasan Israel terhadap masuknya tenda dan rumah mobil ke wilayah Palestina. Sementara itu, militer Israel memperluas serangan ke Tepi Barat yang diduduki dengan menyerbu dan menembaki kota Nablus.
Situs aljazeera.com Selasa (25/2/2025) melansir, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat perang Israel di Gaza telah mencapai 48.329 orang, dengan lebih dari 111.700 lainnya terluka sejak konflik dimulai pada 7 Oktober 2023. Selain itu, ribuan warga Palestina masih hilang di bawah reruntuhan dan diduga telah meninggal dunia.
Di pihak Israel, serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 mengakibatkan sekitar 1.200 orang tewas, sebagian besar warga sipil, dan lebih dari 200 orang disandera.
Hingga Februari 2025, 63 sandera masih berada di Gaza, sementara lainnya telah dibebaskan atau ditemukan tewas.
Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa dampak jangka panjang dari perang, seperti malnutrisi dan penyakit menular, dapat meningkatkan jumlah kematian di Gaza hingga empat kali lipat dari angka saat ini. Situasi ini diperburuk oleh kerusakan infrastruktur kesehatan dan keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar akibat blokade yang terus berlanjut.