32.1 C
Jakarta

Pelatihan Public Speaking Mahasiswa UHAMKA Penerima BSI Scholarship Batch 4 Hadirkan Narasumber Dr. Nurlina Rahman

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kemampuan berbicara di depan umum kini menjadi salah satu keterampilan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu, dalam rangka membekali mahasiswa penerima program BSI Scholarship batch 4, BSI bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) menggelar Public Speaking Workshop bertema How To Be Influenced in Your Presentation, pada Sabtu (31/5/2025).

Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa penerima beasiswa BSI Scholarship Uhamka tersebut menghadirkan narasumber Dr. Nurlina Rahman, S.Pd. M.Si, seorang dosen sekaligus professional di bidang Public Speaking.

Kegiatan Public Speaking Workshop itu sendiri rutin digelar BSI untuk mahasiswa penerima beasiswa BSI Scholarship. Pada workshop 1 hingga 3, kegiatan dilakukan secara daring (online).

Dalam kegiatan yang berlangsung secara luring di ruang microteaching kampus Uhamka tersebut, Nurlina menyoroti pentingnya kemampuan public speaking terutama untuk mendukung karier dan pekerjaan seseorang. “Public speaking merupakan salah satu dari sembilan communication skill yang wajib dikuasai orang komunikasi juga beberapa profesi lainnya,” ujar Nurlina yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua LSB PWM DKI Jakarta dan Wakil Ketua APEBSKID (Afiliasi Pengajar Peneliti Budaya Bahasa Sastra Komunikasi Seni dan Desain) DKI Jakarta.

Beberapa kegiatan yang membutuhkan kemampuan public speaking atau retorika antara lain kegiatan berpidato, ceramah atau khotbah, presentasi, sambutan, orasi, debat public, sosialisasi, pewara, standy up comedy, juga narator dan baca puisi. Meski dibutuhkan oleh berbagai profesi, namun tidak semua orang bisa menjadi seorang public speaking yang baik. Adakalanya ghosophobia (demam panggung) atau nervous membuat kemampuan public speaking menjadi tidak timbul.

“Itu mengapa belajar keterampilan public speaking penting untuk siapa saja, profesi apa saja,” tambah Nurlina.

Beberapa cara bisa dilakukan untuk mengatasi rasa gugup atau demam panggung. Misalnya dengan menguasai materi, yakin dengan penampilan diri, berlatih, disiplin diri dalam menjalankan tugas, dan hindari rasa lekas puas. “Sebelum tampil di depan publik ada baiknya hadir lebih awal,” ujar Nurlina.

Selain itu, rasa gugup bisa diatasi dengan cara belajar dari pengalaman. Perlu diingat bahwa menyampaikan pesan kepada audience berarti terlibat dengan subyek dan memperhatikan khalayak. “Pembicara memiliki kesempatan, kita dalam situasi dinamis, kita manusia dan kita berbicara kepada manusia. Percaya diri, datang dari penguasaan masalah, bukan menghafal kata demi kata naskah, bila sesuatu terjadi anda tahu apa yang akan saudara katakan,” jelasnya.

Dr Nurlina Rahman saat menyampaikan materi public speaking dihadapaan peserta wokshop Public Speaking BSI Scholarship (ist)

Menurut Nurlina, untuk menjadi seorang public speaker yang baik, seseorang harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya penampilan yang menarik, kepribadian yang kuat, dan kemampuan (skill) berbicara yang sempurna. Lebih dari itu, penting pula latihan dan persiapan yang matang. “Tahap persiapan, penyusunan atau pengorganisasian dana pelaksanaan, harus benar-benar diperhatikan oleh seorang public speaker,” tegasnya.

Tahap persiapan itu sendiri meliputi pertama pemilihan topik di mana topik harus harus disukai, familiar, menarik minat khalayak. Kedua, penetapan tujuan bisa persuasif, informatif, entertainmen, atau teraupetis. Ketiga mengenali khalayak yakni apakah khalayak sudah tahu tentang topik tersebut, relevan bagi mereka, kenali karakteristik demografis, dan psikografis khalayak. Dan keempat, mencari bahan atau materi untuk memperkuat presentasi bisa berupa data, temuan riset, cerita, pengalaman, baik dalam bentuk powerpoint slide, video, gambar atau audio.

Jenis-jenis public speaking atau retorika itu sendiri ada 4 yakni impromtu (spontanitas), manuskrip (dengan naskah), memoriter, dan ekstempore.

Nurlina membawakan materi pelatihan dalam bentuk teknik vokal, struktur retorika, penggunaan bahasa tubuh yang efektif, hingga praktik langsung berbicara di depan audiens. Sesi pelatihan berlangsung secara interaktif dan aplikatif, dengan partisipasi antusias dari seluruh peserta.

Antusiasme peserta pun terlihat sepanjang pelatihan berlangsung. Seorang peserta, Hanifah Setya, mahasiswa FEB mengaku senang bisa berpraktik langsung dalam keterampilan public speaking dengan bimbingan dari mentor seperti Nurlina Rahman. “Bu Lina memberikan saran dan kritik ketika saya tampil,” katanya.

Ia mengaku sangat terkesan dengan cara penyampaian materi dari Nurlina Rahman. “Beliau menyampaikan materi dengan sangat baik jelas dan tepat sasaran,” katanya.

Andhika, peserta lain mengaku bersyukur bisa belajar public speaking bersama mentor seperti Nurlina Rahman. “Belajar bersama Bu Lina, kemampuan public speaking saya bisa berkembang dengan baik. Saya berharap bisa belajar kembali bersama Bu Nurlina baik secara teori maupun praktik,” tandasnya.

Sementara itu, Laila Kurnia Purwati, S.T, mentor BSI Sholarship bacth 4 berharap kegiatan sharing session dengan tema public speaking bersama Nurlina Rahman bisa meningkatkan pemahaman dan kemampuan mahasiswa terkait dengan public speaking. “Kak Laila, mohon maaf belum bisa hadir secara langsung tapi harapannya teman-teman tetap bersemangat mengikuti seluruh rangkaian pada hari ini,” tutupnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!