KARANGANYAR, MENARA62.COM – Suasana hangat dan penuh semangat terlihat di arena Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah Aisyiyah ke-3 di Tawangmangu, Karanganyar, saat digelar Lomba Memasak Menu Khusus untuk Balita dan Lansia, Sabtu (28/6/2025). Sebanyak 40 peserta dari berbagai kontingen Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Aisyiyah se-Indonesia turut ambil bagian dalam ajang kreatif ini.
Lomba ini digelar dalam dua gelombang, mengingat antusiasme peserta yang begitu tinggi. “Awalnya kita rencanakan hanya satu gelombang, tapi ternyata peserta sangat banyak, jadi akhirnya kami bagi dua sesi,” ujar Rachmawati Husein, salah satu juri lomba sekaligus tokoh LLHPB yang aktif dalam respon kebencanaan.
Menurut Rachmawati, lomba ini bukan sekadar ajang unjuk keterampilan memasak. Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya LLHPB untuk menjawab kebutuhan spesifik para penyintas bencana, khususnya kelompok rentan seperti balita dan lansia.
“Selama ini, dapur umum saat bencana biasanya hanya menyediakan satu jenis makanan yang sama untuk semua penyintas. Padahal, balita dan lansia punya kebutuhan gizi yang berbeda,” jelas Rachmawati.
Ia menambahkan, melalui lomba ini diharapkan muncul kreasi-kreasi makanan yang tidak hanya bergizi dan sesuai kebutuhan khusus, tapi juga mudah dimasak dalam situasi darurat dan tetap bercita rasa lokal. “Hasil dari lomba ini nantinya bisa menjadi referensi bagi dapur umum yang fokus melayani balita dan lansia saat bencana,” imbuhnya.
Para peserta terlihat antusias menyiapkan berbagai olahan makanan dengan bahan sederhana namun bergizi, seperti bubur kacang hijau, sayur tim, sup ayam kampung, hingga kudapan lunak berbahan lokal. Penilaian lomba meliputi aspek gizi, kemudahan memasak, kreativitas, dan rasa.
Lomba ini juga menjadi bukti nyata peran strategis LLHPB Aisyiyah dalam mengisi gap kebutuhan dapur umum khusus balita dan lansia yang selama ini belum banyak disentuh oleh lembaga-lembaga kebencanaan lainnya.
“Kami sadar, untuk kebutuhan dapur umum umum sudah banyak yang mengelola, seperti MDMC, Tagana, dan relawan lainnya. Tapi khusus untuk balita dan lansia, ini masih sangat minim. Inilah yang coba kami isi melalui program-program seperti ini,” pungkas Rachmawati.
Dengan terselenggaranya lomba ini, LLHPB berharap setiap daerah memiliki stok ide menu yang bisa langsung diimplementasikan saat terjadi bencana. Peserta pun pulang dengan membawa pengalaman baru dalam mengolah makanan darurat yang sehat dan ramah bagi kelompok rentan. (*)

