26.1 C
Jakarta

Gelar Workshop Pembinaan Seni dan Media Digital, LSB PWM DKI Jakarta Kenalkan Tari Zapin Muhammadiyah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Lembaga Seni Budaya (LSB) PWM DKI Jakarta bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta menyelenggarakan Workshop Pembinaan Seni dan Media Digital di Auditorium Ir. Djuanda, Gedung Dakwah PWM DKI Jakarta, pada Sabtu, 20 September 2025. Kegiatan yang mengusung tema “Sinergi Nada, Gerak, dan Tari: Pengenalan Tari Zapin sebagai Dakwah Kultural Muhammadiyah dan Peran Seni dalam Menyapa Jamaah Melalui Media Digital” tersebut menghadirkan narasumber profesional di bidang seni, budaya, dan media.

Saat membuka resmi workshop Ketua LSB PWM DKI Jakarta, Prof. Dr. M. Imamuddin, MM., M.Sc., M.Psi menyampaikan bahwa workshop bertujuan memberikan bekal kepada peserta terkait media digital dan tari zapin Muhammadiyah dalam mendukung misi dakwah Muhammadiyah.

Ia juga mengajak para pelajar yang menyukai dan berminat dalam seni teater, bisa mengikuti pelatihan dan pementasan tari Zapin Muhammadiyah yang rencananya akan pentas pada 4 November yang akan datang. “Silakan hasil pelatihan ini, pesertaa bisa praaktik tari Zapin Muhammadiyah, lalu direkam untuk dikompetisikan,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Dr. Rusdjy S. Arifin, M.Sc dalam laporannya menjelaskan bahwa workshop ini membahas dua topik utama, yaitu peran seni dalam menyapa jamaah melalui pemanfaatan media digital (fotografi dan videografi) serta pengenalan tari Zapin sebagai dakwah kultural Muhammadiyah. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kemampuan kepada peserta dalam menguasai seni tari Zapin Muhammadiyah untuk dimanfaatkan sebagai media dakwah.

“Selain itu, kami berharap pemanfaatan media sosial mampu membantu penyebaran dakwah digital sekaligus mengenalkan Tari Zapin Muhammadiyah ke masyarakat luas,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber berpengalaman yaitu Dr. Nurlina Rahman, S.Pd., M.Si., Muhammad Rizky Maulana, H. Ahmad Supandi, MT., dan Hamdi selaku penata gerak.

Lebih jauh lagi, Dr. Rusjdy berharap guru-guru seni budaya di sekolah dapat melatih para siswa dalam Tari Zapin Muhammadiyah yang nantinya akan dilombakan dan diseminasikan melalui media sosial masing-masing.

Peserta berpraktik tari Zapin Muhammadiyah

Materi pertama yang disampaikan oleh Dr. Nurlina Rahman, S.Pd., M.Si. (Ketua I LSB PWM DKI Jakarta dan Wakil Ketua  Afiliasi Pengajar, Peneliti Budaya, Bahasa, Sastra, Komunikasi, Seni dan Desain APEBSKID Wilayah DKI Jakarta, bersama Muhammad Rizky Maulana (Ketua Cinematography FISIP UHAMKA) membahas tentang peran seni dalam menyapa jamaah melalui media digital. Dalam pemaparannya, mereka menekankan bahwa era digital membuka akses global bagi seni dan budaya untuk menjangkau audiens lintas negara dengan cepat, relevan, dan menarik.

Menurut narasumber, seni digital, seperti fotografi dan videografi, berfungsi sebagai media komunikasi, informasi, edukasi, sekaligus ruang ekspresi yang efektif untuk menyampaikan pesan keagamaan, sosial, dan budaya.

Lebih lanjut, kedua narasumber menyampaikan seni digital juga berperan dalam melestarikan budaya tradisional dengan mendokumentasikan karya seni dalam bentuk foto dan video, sekaligus mempromosikannya agar lebih dikenal masyarakat nasional maupun internasional. Meski demikian, tantangan juga hadir, mulai dari arus globalisasi yang menggeser budaya lokal, pergeseran minat generasi muda terhadap konten hiburan ringan, persoalan hak cipta, hingga rendahnya literasi digital sebagian masyarakat.

Materi ini juga menekankan pentingnya pemanfaatan media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube sebagai sarana penyebaran karya seni, dakwah, dan budaya, yang mampu menjangkau audiens luas sekaligus membangun interaksi. Dalam sesi teknis, peserta diperkenalkan pada dasar-dasar fotografi dan videografi seperti exposure triangle, rule of third, sudut pengambilan gambar (eye level, high angle, low angle), jenis pengambilan gambar (long shot, medium shot, close up), serta penggunaan software editing video.

Fotografi disebut bukan hanya sebatas dokumentasi, tetapi juga media ekspresi estetis dan promosi identitas budaya bangsa. Sementara itu, videografi dipandang sebagai sarana edukasi, dokumentasi, sekaligus pelestarian budaya, karena mampu menyampaikan pesan dengan kombinasi visual, suara, dan emosi yang lebih mudah diterima oleh generasi muda.

Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam mengembangkan dakwah kultural Muhammadiyah melalui seni dan media digital. Selain memperkuat identitas budaya lokal, workshop ini juga menjadi ajang untuk melatih kreativitas generasi muda agar mampu memanfaatkan media sosial secara positif sebagai saluran dakwah modern.

Acara berlangsung interaktif dan penuh antusiasme, menandai komitmen bersama dalam menjaga seni, budaya, dan dakwah agar tetap hidup dan relevan di era digital.

Workshop Berjalan Sukses

Usai workshop, Ketua LSB PWM DKI Jakarta Prof. Dr. M. Imamuddin, MM, M.Sc menyampaikan apresiasinya atas kesuksesan acara meski waktunya sangat singkat. Menurutnya, workshop ini harusnya lebih diperbanyak prakteknya, namun karena keterbatasan waktu sehingga prakteknya sedikit.

Penyerahan sertifikat workshop kepada narasumber Dr. Nurlina Rahman

“Tetapi secara keseluruhan sudah termasuk bagus dan kegiatan ini adalah kegiatan pertama LSB. Mungkin nanti di kemudian hari akan ada workshop lain, kalau hari ini 2 workshop yaitu tentang pengemasan melalui digital sama tari zapin muhammadiyah, mungkin yang akan datang tentang pemeranan, lukis, musik, atau masih banyak yang harus kita kerjakan dan kita gali, maka harapan saya mudah-mudahan di tahun-tahun yang akan datang kegiatan lebih seru lagi dan peserta lebih banyak lagi,” ujarnya.

Senada juga disampaikan Ketua Panitia Dr. Rusdjy S. Arifin, M.Sc. Meski cukup singakt waktunya, namaun secara keseluruhan acara berjalan sesuai dengan yang diharapkan. “Secara keseluruhan berjalan dengan baik, seluruh peserta antusias mengikuti acara tersebut dan saya merasa puas,” katanya.

Ia berharap para peserta dapat menerapkan tari Zapin Muhammadiyah di masing-masing sekolah dan UKM kampus untuk melatih anggota-anggotanya. “Jadi nantinya mereka akan mempraktekkan dan setelah selesai praktek mereka akan melatih murid-murid dan akan ditindaklanjuti dengan sayembara, nanti akan kita lihat siapa yang paling bagus menampilkan tari Zapin Muhammadiyah tersebut. Pemenang sayembara tersebut akan diajak ke Taman Ismail Marzuki untuk ikut pementasan dan juga nanti performs acara milad Muhammadiyah ke-113″ ujarnya.

Sedangkan narasumber Dr. Nurlina Rahman., S.Pd., M.Si dalam pernyataanya menyampaikan rasa syukurnya karena workshop berjalan sesuai harapan. “Alhamdulillah berjalan dengan lancar ya, cuma karena waktunya singkat jadi beberapa peserta juga menyatakan kurang gitu ya, mungkin di next acara lain kita bisa mendalami lagi, saya berharap bahwa setelah memberikan materi para peserta dapat lebih mengembangkan,” tutur Nurlina.

Ia mengaku para peserta workshop sangat excited selama mengikuti rangkaian workshop. Beberapa dari mereka yang selama ini sekadar mendokumentasikan seperti biasa, tetapi setelah mengikuti workshop, menjadi ada insight berbeda.

Nurlina berharap usai mengikuri workshop, peserta dapat membuat video khusus tentang tari Zapin Muhammadiyah untuk diikutkan dalam kompetisi guna memperebutkan juara 1 hingga harapan 1. “Tari zapin ini sebagai tari pembuka di acara-acara Muhammadiyah, Insyaallah dan diharapkan dengan kita membuat tari Zapin  Muhammadiyah yang tidak ada di tempat lain,” tegasnya.

Muhammad Rizky Maulana, narasumber lainnya berharap sharing ilmu yang telah dibagikan itu bermanfaat dan di dunia digital. Ia juga berharap materi bisa dipakai untuk hal-hal bermanfaat, bisa menyebarkan seni budaya, tidak cuma fyp yang tidak baik.

“Jujur acaranya keren, mewah tempatnya, dan kepanitiannya bagus, mc-nya keren, di jurnalistiknya keren jadi nanti misalkan ada berita langsung terpublish, tim dokumentasi juga keren, pokoknya acaranya tuh pecahh banget nih asikk” ujarnya.

Sementara itu, Fathur, salah satu peserta mengaku mendapatkan banyak insight soal foto, sehingga foto yang dihasilkan tidak asal jepret, tetapi lebih professional. “Melalui workshop ini kita jadi tahu lebih dalam lagi, untuk ke depannya pasti saya akan praktekkan materi yang telah disampaikan oleh narasumber di tempat wisata misalnya di gunung untuk melihat view-nya, jenis-jenis pengambilan gambar ada long shoot, medium shoot, dan close up,” ujarnya.

Dona, peserta lainnya mengungkapkan kegembiraannya mengikuti workshop karena banyak mendapatkan ilmu baru mulai dari media sosial hingga dunia fotografi. “Saya juga mengapresiasi tari Zapin Muhammadiyah, kebetulan saya dari Padang Sumatera Barat yang selama ini saya kenal adalah tari Zapin Melayu. Baru hari ini ternyata tari zapin itu banyak jenisnya dan tidak hanya di Melayu saja, dan hentakkan kaki baru saya kenal dan saya tahu hari ini, dan luar biasa untuk acara hari ini keren banget,” katanya.

Berdasarkan hasil penilaian peseta dari google Form yang telah disediakan, respon positif datang dari para peserta workshop yang terdiri dari guru maupun mahasiswa. M. Farhan Armia dari Guru SMKS Muhammadiyah 15 menilai workshop ini cukup menarik dan bermanfaat, khususnya materi tentang angle kamera dan teknik pengambilan gambar.

Workshop Pembinaan Seni dan Media Digital di Auditorium Ir. Djuanda, Gedung Dakwah PWM DKI Jakarta, pada Sabtu, 20 September 2025.

Ia menilai narasumber cukup baik dalam menyesuaikan dengan audiens, sementara panitia dinilai sudah baik secara teknis meski ada sedikit kendala pada pengaturan videotron. Farhan juga memberi saran agar acara ke depan dapat dimulai lebih tepat waktu, namun tetap mempertahankan kualitas yang ada.

Sementara itu, Vitti Medona dari PW NA DKI Jakarta (Guru dan Anggota Bidang) menyebut acara ini luar biasa dan berharap ada sesi lanjutan. Menurutnya, materi yang diberikan sangat bermanfaat dan relevan, narasumber tampil keren serta mudah dipahami, dan panitia dinilai informatif. Ia mengusulkan adanya tindak lanjut berupa grup WhatsApp agar komunikasi lebih mudah dilakukan setelah workshop.

Dari kalangan mahasiswa, Ajeng Parawangsyah dari Universitas Saintek Muhammadiyah merasa workshop ini seru dan memberi banyak insight baru, terutama terkait asal-usul Tari Zapin Muhammadiyah. Ia menilai narasumber sangat jelas dalam penyampaian materi dan tertarik mendalami praktik videografi serta gerakan Tari Zapin Muhammadiyah. Ajeng pun memberi apresiasi kepada panitia yang dianggap menyenangkan dan ceria, serta menyarankan agar lebih banyak workshop seperti ini diadakan.

Senada dengan itu, Rahmat Hidayat mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Jakarta mengaku mendapatkan wawasan baru dari kegiatan ini. Baginya, materi yang disajikan relevan dengan kebutuhan era digital dan narasumber sangat komunikatif. Rahmat mengaku tertarik pada materi videografi karena bisa diterapkan dalam kegiatan organisasi. Ia juga menilai panitia ramah dan kompak, meski mengingatkan perlunya manajemen waktu agar acara berjalan lancar.

Testimoni para peserta ini menunjukkan bahwa workshop yang diselenggarakan LSB PWM DKI Jakarta bukan hanya bermanfaat, tetapi juga meninggalkan kesan positif sekaligus dorongan untuk melanjutkan kegiatan serupa di masa mendatang.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!