SURABAYA, MENARA6.COM–Kapal klinik apung Said Tuhuleley yang lepas sauh dari Pati, Jawa Tengah tadi pagi, saat ini baru saja melintas di bawah Jembatan Suramadu, yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura, Minggu (19/2/2017).
“Ombak cukup baik, udara pun bisa dikatakan masih baik. Namun, perkiraan sampai Lombok Timur pukul 18.00, lebih lambat dari perkiraan sebelumnya,” ujar Syafii Latuconsina, konsultan pertanian Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berada di kapal Said Tuhuleley.
“Kami tetap bersemangat, Kapten Kapal Ta’o bin Ahmad dengan cekatan mengendalikan kapal Said Tuhuleley tersebut sambil bercerita tentang banyak hal,” ujar Syafii.
Perawatan
“Mengelola sebuah kapal ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Semula saya mengira mengurus kapal itu seperti mengurus mobil saja,” ujar Joko Intarto dari Lazismu.
Ternyata tidak sesederhana itu. Aspek risiko terhadap kapal dan penumpang kapal jauh lebih tinggi ketimbang angkutan darat. Karena itu, Klinik Apung Said Tuhuleley harus dimanajemeni secara teknik oleh orang yang ahli.
Beruntung, ada Pak Ken Narotama yang secara sukarela menyediakan diri untuk membantu mengelola. Klinik Apung Said Tuhuleley akan dijadikan “anak angkat” Ken Narotama, sehingga perawatan dan perbaikannya terjamin sepanjang usianya.
Siapa Pak Ken Narotama ? Sebenarnya dia terlalu muda dipanggil “Pak”. Usianya baru 40 tahun. Penampilannya masih seperti anak muda. Pak Ken adalah komisaris PT Samudera Indonesia, salah satu operator pelayaran nasional yang terbesar.
PT Samudera Indonesi didirikan seorang pengusaha pribumi, Soedarpo Sastrosatomo yang dijuluki raja kapal Indonesia. Pak Ken merupakan cucu Pak Soedarpo. Samudera Indonesia, saat ini mengoperasikan kapal sebanyak 80 buah di seluruh Indonesia. Dengan status “anak angkat”, Klinik Apung Said Tuheley akan menjadi kapal ke-81.
“Klinik Apung Said Tuhuleley bisa menggunakan semua fasilitas, jaringan kantor pelayanan dan karyawan PT Samudera Indonesia di seluruh Nusantara untuk membantu semua kesulitan tekniknya,” kata Pak Ken ketika berkunjung ke kantor pusat Lazismu.
Perhatian Pak Ken kepada Lazismu bukan baru sekali ini. Sejak memimpin perusahaan distribusi gas di Jawa Timur, Pak Ken juga telah menyalurkan donasi perusahaan melalui Lazismu. Meski Pak Ken sudah tidak memimpin lagi, kegiatan donasi perusahan tersebut masih berjalan. Tahun ini, genap 8 tahun perusahaan tersebut menyalurkan dana sosialnya melalui Lazismu. Awalnya hanya terbilang ratus juta Rupiah. Sejak tiga tahun terakhir sudah berbilang miliar Rupiah. Alhamdulillah. Selalu ada jalan untuk niat baik.