25.4 C
Jakarta

Tokoh Aisyiyah dan HW Jateng Apresiasi Semangat Kader di Apel Milad Surakarta

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM — Ribuan kader Muhammadiyah dan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (HW) memenuhi Lapangan Jajar, Surakarta, dalam pelaksanaan Apel Milad Muhammadiyah ke-113 dan Hizbul Wathan ke-107 pada Sabtu (15/11). Meski sempat diguyur hujan rintik-rintik sejak pagi, semangat para peserta tidak surut. Mereka tetap berdiri tegap dalam barisan, menunjukkan disiplin dan kekompakan yang menjadi ciri khas gerakan kaderisasi Muhammadiyah.

Kegiatan akbar ini diikuti berbagai unsur persyarikatan, mulai dari pelajar Muhammadiyah, anggota HW dari berbagai qabilah, ortom, hingga pimpinan cabang dan ranting. Berbagai penampilan disuguhkan, termasuk atraksi barisan, tata upacara, hingga yel-yel penuh energi yang menggema di seluruh sudut lapangan.

Acara ini juga dihadiri tokoh perempuan Muhammadiyah, yaitu Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Surakarta, Dr. Mahasri Shobahiya, serta perwakilan dari Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Tengah, Bunda Ismokoweni, yang masing-masing memberikan apresiasi dan harapan bagi perkembangan kader persyarikatan.

Ketua PDA Surakarta: Momentum Menyiapkan Kader Militan Muhammadiyah

Dr. Mahasri Shobahiya menyampaikan apresiasi atas kekompakan peserta yang hadir, meski kondisi cuaca sempat kurang mendukung.

“Terima kasih, melihat apel Milad Muhammadiyah ke-113 dan Milad Hizbul Wathan ke-107 ini kami lihat luar biasa. Meski diawali hujan rintik-rintik, peserta tetap semangat,” ungkap Mahasri.

Ia menilai apel semacam ini sangat penting untuk memperkuat identitas kader Muhammadiyah, sekaligus mendorong tumbuhnya militansi kader di berbagai tingkatan.

“Kami berharap dengan apel ini meningkat semangat para kader untuk mempersiapkan diri sebagai kader militan bagi persyarikatan Muhammadiyah, baik sebagai kader pimpinan maupun kader pengelola,” jelasnya.

Mahasri menyoroti realitas bahwa tidak semua alumni sekolah Muhammadiyah dan Aisyiyah otomatis menjadi kader aktif persyarikatan. Menurutnya, kegiatan seperti apel milad menjadi ruang penguatan nilai dan kebanggaan sebagai bagian dari Muhammadiyah.

“Kami memandang alumni sekolah Muhammadiyah maupun Aisyiyah belum tentu punya semangat yang bagus untuk menjadi kader. Karena itu acara seperti ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat yang lebih bagi kader persyarikatan,” tambahnya.

Kwarda HW Jateng: Semangat Berkemajuan Harus Terus Menyala

Perwakilan Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Tengah, Bunda Ismokoweni, juga mengungkapkan kebanggaannya atas antusiasme peserta apel. Menurutnya, rangkaian penampilan serta kekompakan barisan HW pada hari itu menampilkan ghiroh (semangat spiritual dan perjuangan) yang kuat.

“Alhamdulillah Milad Muhammadiyah ke-113 dan Milad Hizbul Wathan ke-107 yang diselenggarakan PDM Surakarta ini luar biasa semangatnya, luar biasa dan menunjukkan berkemajuan dengan beberapa tampilan yang ghirohnya terlihat dengan semangat yang luar biasa,” ujar Ismokoweni.

Ia mendorong agar semangat ini tidak berhenti pada momentum milad semata, tetapi menjadi energi baru untuk memperkuat persebaran Hizbul Wathan di Surakarta dan sekitarnya.

“Ini dapat dilanjutkan, dikembangkan, dan lebih mencerahkan bagi umat, bagi masyarakat umum. Harapan kami dari Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Tengah, semangat ini tidak berhenti hanya pada saat milad ini, tetapi ke depan lebih berkembang lagi, lebih berkemajuan lagi,” tegasnya.

Ismokoweni berharap Gerakan Kepanduan HW semakin meluas, tidak hanya terbatas di qabilah amal usaha Muhammadiyah, tetapi juga hadir dan aktif hingga tingkat ranting dan cabang.

“Kami berharap HW bisa sampai ke ranting dan cabang Muhammadiyah maupun Aisyiyah di seluruh pelosok Surakarta,” tuturnya.

Ajang Konsolidasi Kader dan Penguat Identitas Gerakan

Apel milad kali ini bukan sekadar ritual peringatan, tetapi juga menjadi ajang konsolidasi kader dan penguatan identitas gerakan. Para peserta mendapat pengalaman langsung mengenai kedisiplinan, nilai perjuangan, dan kebersamaan yang menjadi fondasi gerakan kepanduan dan persyarikatan.

Selain apel besar, kegiatan juga diisi dengan penampilan kreativitas dari berbagai sekolah Muhammadiyah, peneguhan komitmen kaderisasi, serta seruan bersama untuk terus menebar kebermanfaatan bagi masyarakat.

Meski cuaca sempat tidak bersahabat, suasana hangat terpancar dari interaksi antar peserta, pembina, hingga pimpinan persyarikatan yang hadir. Semangat “berkemajuan”—salah satu karakter utama Muhammadiyah—terlihat nyata dalam seluruh rangkaian acara.

Muhammadiyah 113 Tahun: Semangat Berkemajuan yang Tak Pernah Padam

Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 dan Hizbul Wathan ke-107 ini sekaligus menjadi refleksi perjalanan panjang persyarikatan dalam membangun bangsa. Dengan dukungan generasi muda yang militan dan terlatih, Muhammadiyah diharapkan terus menjadi pelopor gerakan pencerahan.

Apel besar di Lapangan Jajar menjadi simbol bahwa semangat itu masih menyala, mengakar, dan terus diwariskan kepada generasi berikutnya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!