SOLO, MENARA62.COM – Sebanyak 50 guru dan tenaga kependidikan SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo mengikuti workshop bertajuk Meneguhkan Komitmen untuk Menghadirkan Pelayanan Paripurna. Kegiatan ini berlangsung di Riyadi Palace Hotel, Jalan Slamet Riyadi No. 335, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo, selama dua hari, Senin–Selasa (29–30/12/2025).
Kepala SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo, Nursalam, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut tidak sekadar berorientasi pada transfer teori keilmuan, tetapi menekankan pada penerapan langsung melalui penguatan keterampilan soft skill dan hard skill.
“Hari ini, mindset kita ibarat gelas kosong yang siap diisi kembali dengan wawasan, ide, dan kolaborasi pengembangan profesional, sekaligus keterampilan menemukan solusi inovatif. Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk menemukan dan menyelesaikan tantangan spesifik demi kemajuan sekolah,” ujarnya.
Workshop menghadirkan Namin AB Ibnu Solihin, pendiri @motivatorpendidikan.com, sebagai narasumber. Pada hari pertama, kegiatan berlangsung pukul 07.30–15.30 WIB dengan dua materi utama, yakni menjadi guru dan tenaga kependidikan yang menginspirasi, menggerakkan, dan meneladani, serta manajemen pengelolaan kelas pembelajaran yang kreatif dan menggembirakan.
Pada materi pertama, Namin memaparkan enam ciri pribadi inspiratif, meliputi kaya ide dan kreativitas, memiliki personal branding yang kuat, menghasilkan karya nyata di mana pun berada, memiliki ucapan yang menyentuh hati, mencintai ilmu pengetahuan, serta menjalani hidup dengan penuh passion.
Ia juga menjelaskan enam ciri pribadi yang mampu menggerakkan, antara lain aktif dan dinamis, terdepan dalam perubahan, berjiwa climbers, tegas dalam bersikap dan lembut dalam empati, mampu menggerakkan hati orang lain, serta berani menciptakan tantangan hidup.
“Jangan menjadi pribadi quitter yang mudah menyerah atau camper yang hanya ingin berada di zona nyaman. Jadilah pendidik dan tenaga kependidikan berjiwa climbers yang pantang menyerah dan mampu mengubah hambatan menjadi peluang,” pesannya.
Materi pertama ditutup dengan penjelasan enam ciri pribadi meneladani, yakni keselarasan antara perkataan dan perilaku, menjadi pelopor kebaikan, menjaga adab di mana pun berada, memiliki amalan unggulan, menjaga keluarga dari api neraka, serta menjadikan setiap aktivitas sebagai ibadah.
Pada hari kedua, workshop diisi dengan materi penguatan pendidikan karakter, meliputi tujuh jurus Bimbingan dan Konseling (BK) Hebat, tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat, serta materi service excellent atau pelayanan prima. Kegiatan diawali dengan ice breaking untuk membangkitkan semangat jiwa climbers peserta.
Dalam sesi tersebut, Namin menjelaskan tujuh jurus BK yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia, yaitu mengenali potensi, mengelola emosi, menumbuhkan resiliensi, menjaga konsistensi, menjalin koneksi, membangun kolaborasi, serta menata situasi.
“Guru BK bukan hanya pengawas pelanggaran, tetapi penjaga perasaan. BK yang hebat tidak hanya soal teknik, tetapi juga soal hati. Pada dasarnya, kita semua adalah guru BK bagi murid, orang tua, dan sesama,” tegasnya.
Selain itu, tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat disampaikan melalui tepukan dan gerakan senam sederhana untuk menjaga semangat peserta.
Materi penutup membahas sepuluh karakteristik excellent service, antara lain pelayanan ramah, sikap sopan dan hormat, percaya diri, ceria, berpenampilan rapi, mudah bergaul, pemaaf, menyukai interaksi sosial, menjunjung nilai etika, serta mampu menyenangkan orang lain.
Salah satu petugas keamanan sekolah, Kamid Irfai, mengaku memperoleh pemahaman baru terkait alur pelayanan prima sekolah ramah anak.
“Gerbang sekolah menjadi awal pelayanan prima. Budaya 3S—senyum, salam, sapa—harus kita tampilkan sebagai standar keramahan. Semoga kami selalu istikamah mewujudkan pelayanan prima demi menjaga kepercayaan orang tua murid kepada SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo,” ujarnya. (*)
