Tidak banyak orang seperti Michael Hopmans von Wurmont, pria berdarah campuran Jerman – Belanda, yang membuka usaha martabak Hollann Snoep di tepi jalan Raya Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Setelah memutuskan pensiun sebagai master chef di Hotel Hilton, yang kelak berubah nama menjadi Hotel Sultan, di Jakarta, Opa — begitu panggilannya — merintis martabak ukuran mini di Pondok Gede, Bekasi. Sejak 2004.
Pengunjung ramai. Martabaknya bertumbuh menjadi bisnis andalan. Dibanding martabak jenis lain, cita rasa martabak Hollann Snoep memang beda. Unik. Enaknya nggak enek, nyaris tanpa minyak. Harganya murah!
Bersama anaknya, dia membuka gerai martabak di sejumlah lokasi di Jakarta dan Bandung. Karena makin sibuk, Opa mengembangkan sistem franchise (waralaba) martabak ukuran mini, midi, dan maxi.
Opa pun memproduksi tepung sendiri. Berbahan baku tepung buatannya itu, dia membuat beragam macam kudapan. Bisnisnya maju. Mie, surabi, pancake, crepes, brownies, soto, bubur, kwetiaw; serta beragam jenis minuman seperti bandrek, dan bajigur. Selain martabak, unggulannya: Mie Kocok Lembang, Mie Tektek Lembang, dan Soto Bandung.
Semasih bekerja di hotel itu, Opa beropsesi: berkreasi membuat makanan/minuman sehat bergizi. Kreasi bikinan Opa berbuah manis. Belakangan dia memiliki 90-an outlet di sejumlah daerah seperti Medan, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar.
Berbekal pengetahuan dan pengalamannya, Opa ingin menyalurkan ide-idenya kepada orang-orang sekitarnya. “Saya tidak ingin Anda menjadi penjual, tapi mengubah pola pikir Anda menjadi usahawan,” ujar Opa mengenai impiannya, di kedainya, Kamis (12/1/2017). (IMS)