SOLO, MENARA62.COM — Kepala SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah yang juga praktisi pendidikan Sri Sayekti, S.Pd. M.Pd., mengatakan tantangan utama para pendidik saat ini adalah perubahan dunia yang sangat cepat-termasuk perubahan di dalam kegiatan belajar mengajar dari masa lalu hingga sekarang atau masa yang akan mendatang.
“Banyak yang ingin dunia tak berubah, sehingga pola pengajaran tetap sama. Namun itu adalah sesuatu yang tak mungkin,” kata Sri Sayekti saat menerima kunjungan dan monitoring Kepala Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRP) Kemdikbud Drs. Aristo Rahadi, M.Pd., Jumat (22/12/2017).
Menurutnya disadari atau tidak, teknologi itu akan sangat membantu siswa dalam memahami sejumlah materi di kelas. Banyak muatan materi KTSP dan Kurikulum 2013 yang bersifat abstrak.
Diakui menjadi seorang pendidik merupakan sebuah tanggung jawab yang besar. Tak dipungkiri bahwa pola asuh seorang pendidik atau guru berpengaruh besar pada pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik baik itu sisi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Seorang pendidik juga harus terus belajar dan memperbaiki diri dalam kegiatan belajar dan mengajarnya.
“Portal rumah belajar akan mempermudah menyampaikan pelajaran melalui visualiasasi nyata seperti gambar, chart, grafik, video maupun audio. Dengan bantuan alat atau media tersebut siswa jadi mudah menangkap pelajaran yang susah dimengerti,” tambah Sri Sayekti.
Kepala BPMRP Kemdikbud Drs. Aristo Rahadi, M.Pd., mengatakan daripada susah dan pusing menjauhkan anak dari pengaruh teknologi, dia menyarankan agar anak diajarkan untuk memberdayakan teknologi. Dengan demikian anak tidak digunakan oleh teknologi, melainkan menggunakannya lebih baik.
Apalagi pada ”zaman now” yang serba digital, sumber belajar berlimpah di dunia maya. Anak-anak sekarang belajar sejak masih bayi merah, sudah mengenal TIK. Ini berbeda sekali dengan zaman generasi dulu dimana merupakan zaman papan tulis.
Aristo mengingatkan saat ini semua orang dapat terhubung langsung pada beragam sumber belajar. Karenanya konsep mengajar harus berubah paradigmanya. Sebab, pe
ndidikan sejatinya bukanlah pengajaran. Namun, pendidikan haruslah untuk membentuk anak didik menjadi manusia utuh, baik nalar maupun budinya.
Ditambahkan, kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan rumah belajar di sekolah, memperoleh informasi mengenai hambatan atau kendala selama pelaksanaan pemanfaatan rumah belajar di sekolah, dan merumuskan saran serta perbaikan untuk penyelenggaraan sekolah inovatif selanjutnya.
“Kegiatan ini dihadiri oleh 15 orang guru dari berbagai bidang studi,” ujar Wakil Kepala Humas Jatmiko.