JAKARTA, MENARA62.COM–Tindakan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengancam Kiyai Ma’ruf Amin dalam persidangan hari Selasa (31/1/2017) pekan lalu, jelas-jelas sebuah ancaman serius bagi kebhinekaan dan nilau luhur bangsa ini. Tindakan ini berarti mengancam seluruh Ummat Islam di Indonesia. Sebab Kiyai Ma’ruf adalah Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan lembaga resmi sebagai representasi seluruh ormas dan elemen ummat Islam.
“Sebagai Ketum MUI, tentu beliau merupakan Imam dan Pemimpin tertinggi bagi seluruh ummat Islam. Tindakan nir-etika dan nir –adab yang dilakukan Ahok dan penasehat hukumnya itu sangat wajar memancing kemarahan seluruh ummat Islam,” ujar Pedri Kasman, sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dalam siaran persnya yang diterima Menara62.com di Jakarta, Sabtu (4/2/2017).
Tindakan ini, menurut Pedri, makin membuat gaduh suasana kebangsaan kita. Kegaduhan yang sudah ada saja belum reda, dan itu berawal dari ucapan sembrono seorang Ahok. Kesatuan bangsa ini telah terancam oleh ulah Ahok seorang.
Seorang pemimpin pada level manapun, harus dilandasi oleh etika dan adab yang tinggi. Ahok jauh dari itu. Termasuk penasehat hukumnya. Mereka telah mencederai persidangan yang mulia dengan menekan dan mengancam saksi. Lalu mengumbarnya ke publik dengan sangat jumawa. Tujuannya tak lain untuk membangun opini bagi kepentingan politik jangka pendek yang haus kuasa.
“Ahok patut diingatkan akan budaya luhur bangsa, santun dan hormat pada semua, apalagi pada ulama.
Adab dan etika adalah pegangan paling berharga yang harus dimiliki oleh semua anak bangsa. Jangan karena kepentingan jangka pendek, kita menggadaikan segalanya,” ujar Pedri yang berharap, semoga tidak ada pemimpin lain yang meniru tingkah Ahok dan para pembelanya.