JAKARTA, MENARA62.COM – Mengkampanyekan bahaya kanker pada remaja akan lebih efektif jika dilakukan melalui kelompok remaja atau teman sebaya (peer group). Karena itu Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengapresiasi gagasan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) yang membangun Ruang Rawat Inap Kanker khusus usia remaja di atas 11 tahun di RS Kanker Dharmais.
“Ada ruang perawatan kanker khusus remaja akan memudahkan para penderita kanker usia remaja untuk memiliki komunitas, memiliki group,” kata Menkes, Rabu (27/2/2019). Turut hadir Presdir Prudential Indonesia Jens Reisch, dan Ketua YOAI Rahma Adi Putra Tahir.
Jika diantara penderita kanker dan penyintas kanker usia remaja membentuk komunitas, tentu diantara mereka bisa saling menguatkan bisa saling memberikan support. Sebab acapkali remaja lebih mendengar nasehat atau masukan dari teman sebayanya dibanding nasehat orangtua.
Baca juga:
Berdirinya ruang rawat khusus remaja ini menurut Menkes akan memberikan peluang besar bagi kelompok remaja penderita kanker untuk saling berinteraksi, saling menguatkan dan bertukar pengalaman. Dengan cara demikian maka remaja penderita kanker memiliki semangat untuk menjalankan proses pengobatan dan ini memberikan pengaruh dalam proses penyembuhan.
“Anak-anak penderita kanker harus survive, mereka memiliki masa depan yang panjang. Inilah pentingnya kita menguatkan mereka,” lanjut Menkes.
Adapun jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja adalah leukemia dan retinoblastoma. Tidak diketahui apa sebenarnya faktor pencetus utama kanker pada anak dan remaja ini. Tetapi diduga polusi dan lingkungan yang kurang sehat memberikan kontribusi besar terhadap munculnya kanker.
Karena itu, Menkes menilai disamping penyediaan ruang rawat khusus bagi remaja, penting pula dilakukan upaya preventif dan promotif untuk mencegah kanker pada remaja. Kehadiran pihak swasta seperti Prudential Indonesia yang mendukung pendanaan dalam pembangunan ruang rawat khusus remaja ini,juga harus menyentuh bagian promosi dan preventif kanker.
“Saya berpikir bahwa asuransi harus bermain pula dalam gerakan masyarakat hidup sehat atau Germas, melalui upaya-upaya pencegahan kanker,” tukas Menkes.
Sementara itu, Ketua YOAI Rahmi Adi Putra Tahir mengatakan ruang rawat inap remaja ini merupakan pengembangan dari ruang rawat anak di RS Kanker Dharmais. Perbedaannya hanya terletak pada aktivitas dalam upaya penyembuhan terutama terkait dengan psikis dan psikologi remaja.
“Dengan memberikan perhatian dan dukungan psikososial kepada pasien kanker, diharapkan dapat mengatasi tekanan psikologis pasien, serta dapat mempertahankan kualitas hidupnya, sehingga termotivasi untuk sembuh,” kata Rahmi.
Senada juga dikemukakan Direktur Utama RS Kanker Dharmais H Abdul Kadir. Menurutnya, selain memberikan kenyamanan, ruang rawat khusus juga memberikan privasi tersendiri selama remaja menjalani pengobatan dari tim medis.
“Kami juga terus mengupayakan untuk menciptakan ruang rawat inap dengan fasilitas dan orang-orang yang terlatih khusus dalam memberikan asuhan keperawatan, menyediakan lingkungan terapi dan membantu memulihkan mereka,” jelasnya.
Sejatinya, proses pengobatan kanker pada remaja tidak berbeda dengan pasien anak-anak baik dalam hal tata laksana maupun tindakan kemoterapinya. Hanya saja pasien remaja membutuhkan privasi yang berbeda dibanding pasien anak-anak.
“Usia remaja lebih komplek kebutuhannya. Tim medis pun sudah bisa langsung berkomunikasi dengan pasien, tanpa melalui perantara orangtua. Mereka pun bisa searching sendiri informasi terkait penyakitnya melalui internet untuk kemudian dibahas dengan dokter yang menangani maupun orangtua,” kata Haridini S Intan, spesialis anak RS Kanker Dharmais.
Ruang rawat inap khusus remaja tersebut memiliki 46 tempat tidur. Ruangan seluas 1.000 meter persegi tersebut juga dilengkapi dengan ruang untuk bersosialisasi, jaringan internet dan ruang pendampingan khusus psikologis. Ruangan didesain unik khas remaja dengan tujuan memberikan motivasi bagi upaya penyembuhan penderita kanker sehingga mereka merasa lebih nyaman.
Baca juga: