TANJAB TIMUR, MENARA62.COM – Sejumlah fasilitator daerah program PINTAR Tanoto Foundation di Kabupaten Tanjung Jabung Timur melaksanakan kegiatan pendampingan di sejumlah sekolah dan madrasah mitra, model pendampingan tersebut melalui pendekatan plan (merencanakan), do (melaksanakan), dan see (refleksi).
Ellen Della Purba, fasilitator daerah bidang manajemen sekolah mengaku sejumlah terdamping seperti kepala SMPN 17 Tanjab Timur merasa senang karena terbantu dalam menyusun perencanaan sekolah.
”Kepala SMPN 17 Tanjab Timur merasa terbantu dengan program ini, bagaimana menyelaraskan program sekolah dengan bidang pembelajaran, budaya baca dan peran serta masyarakat,” ujarnya, Jum’at, (8/3/2019).
Di sekolah yang didampingi Ellen, tampak sejumlah siswa sedang menggelar bazar, mereka sedang melaksanakan kegiatan ekonomi produktif, Kegiatan ini bagus untuk melatih siswa mandiri dalam berwirausaha.
Selain mendampingi kepala sekolah, program PINTAR Tanoto Foundation juga mendampingi sejumlah guru yang pernah dilatih modul 1. Deni Sulistiowati Ningsih, mendampingi di dua sekolah yaitu SDN 07/X Parit Culum 1 dan SDN 63/X Nibung Putih.
“Guru-guru yang kami dampingi sangat antusias dalam melaksanakan tindak lanjut pelatihan modul 1, mereka merencanakan atau Plan untuk dilaksanakan pada do nantinya, saya bersama Ibu Dafni dalam mendampingi sekolah tersebut,” ujar Deni.
Selain SD, fasilitator program PINTAR juga mendampingi sejumlah sekolah menengah pertama (SMP), hal ini karena program PINTAR juga menyasar SMP.
Muhammad Taufik, mendampingi di SMPN 19 Tanjab Timur ketika proses pendampingan sudah masuk ke Do (pelaksanaan) dan See (refleksi).
”Guru-guru tampak antusias ketika kami datang, mereka sudah melakukan tahap Do da See, melakukan lalu secara bersama-sama merefleksikan,” tukasnya.
Selain di sekolah, para fasda ini juga mendampingi madrasah yang berada di bawah Kementerian Agama, seperti yang dilakukan Raden Abdul Qodir yang mendampingi MIN 2 Tanjab Timur.
”Saya dorong guru disini untuk aktif memanfaatkan barang yang ada di sekitar sekolah, tidak perlu beli. Kreatif itu tidak harus mengeluarkan biaya, asal kita ada kemauan, maka pasti ada jalan, apalagi MI ini merupakan salah satu MI yang berprestasi,” ujar Raden, panggilan akrabnya. (syaiful bahri)