JAKARTA– MENARA62.COM– Bayi cacat lahir kasusnya cukup banyak di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir ada sekitar 3,2 juta kelahiran cacat setiap tahunnya atau satu dari 33 bayi lahir mengalami kecacatan. Dimana cacat lahir dinilai menjadi penyebab kematian 90.000 bayi baru lahir di kawasan Asia Tenggara.
Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara mengatakan cacat lahir yang paling umum ditemukan adalah cacat jantung, cacat tabung saraf dan sindrom Down.
“Kecacatan tersebut baik dalam kondisi fatal maupun tidak, keduanya memiliki akibat jangka panjang baik terhadap bayi, keluarga, maupun sistem kesehatan dan masyarakat,” kata Poonam dalam siaran persnya Sabtu (04/03/2017).
Ada banyak faktor yang ikut berpengaruh terhadap kasus lahirnya bayi cacat. Diantaranya adalah faktor genetik, gizi, infeksi dan lingkungan. Tetapi dari sekian banyak penyebab, tidak mudah mengidentifikasi pada setiap kasus bayi lahir cacat.
Meskipun seringkali sulit untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari cacat lahir, Poonam melanjutkan, kasus bayi lahir cacat sesungguhnya masih dapat dicegah. Dibutuhkan aksi bersama secara multisektoral untuk meminimalkan faktor risikonya.
Misalnya mengentaskan kemiskinan yang membuat ibu hamil kekurangan gizi, mengintervensi bahaya yang muncul dari lingkungan seperti radiasi dan polusi serta melindungi wanita hamil dari penyakit melalui tindakan vaksinasi seperti rubella.
“Akses perempuan terhadap nutrisi yang cukup, termasuk asam folat dan yodium, misalnya, harus dijamin baik pra dan pasca konsepsi melalui suplemen atau fortifikasi pangan,” lanjutnya.
Menurut Poonam, penting untuk pencegahan cacat lahir dan kontrol adalah memastikan akses kesehatan bagi semua ibu hamil, hemat biaya pra-konsepsi dan layanan antenatal.
Layanan ini akan memastikan bahwa perempuan dikonseling untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka sebelum dan selama kehamilan mereka. Pada saat yang sama wanita hamil juga harus menghindari penggunaan tembakau dan alkohol.
WHO sendiri saat ini telah membentuk jaringan rumah sakit baik tingkat nasional maupun regional guna melakukan pengawasan cacat lahir. Satu diantaranya adalah mengontrol rubella, dimana virus ini mempengaruhi sekitar 50.000 kelahiran setiap tahunnya. Kampanye berupa imunisasi massal dan cakupan rutin terus diperluas dengan 9 dari wilayah di 11 negara.