25 C
Jakarta

Kultum di SD Muhammadiyah 1 Ketelan

Rezeki dan maut itu mengejar kita

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM -– Kalau rezeki itu diukur dari kerja keras, maka kuli bangunanlah yang akan cepat kaya. Jika rezeki itu ditentukan dari waktu kerja, maka warung kopi 24 jam, yang akan lebih mendapatkannya. Demikian disampaikan ustazah Dra. Ishayati membuka kuliah tujuh menit di ruang guru lantai dua SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Kamis (16/5/2019).

Kultum dan Pembacaan Himpunan Putusan Tarjih (HPT) rutin sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) yang diikuti seluruh guru dan karyawan. Guru Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) spesialisasi ibadah lebih lanjut menerangkan, bahkan mungkin mampu mengalahkan KFC dan Mac Donald. Jika rezeki itu milik orang pintar, maka dosen yang bergelar panjanglah yang akan lebih kaya. Dan jika, rezeki itu karena jabatan, maka presiden dan rajalah yang akan menduduki 100 orang terkaya di dunia.

“Rezeki itu karena kasih sayang Allah, mengejar rezeki jangan mengejar jumlahnya tetapi berkahnya itu kata Ali bin Abi Thalib,” jelasnya.

“Meskipun lari, rezekimu akan tetap mengajar, kalaulah anak Adam lari dari rezekinya untuk menjalankan perintah Allah,” lanjutnya.

Sebagaimana ia lari dari kematian, niscaya rezekinya akan mengejarnya, sebagaimana kematian itu akan mengejarnya. (HR. Ibnu Hibban Nomor 1084).

Miskin, kaya, sudah ada yang mengaturnya. Abdurrahman bin Auf selalu gagal, jadi orang miskin. Maka jika tiba-tiba kondisi ekonomi down, kita selalu terhibur, mengingat kisah bisnis Abdurrahman bin Auf tentang investasinya membeli kurma busuk.

Suatu ketika Rasulullah SAW, berkata Abdurrahman bin Auf akan masuk surga terakhir, karena terlalu kaya. Orang yang paling kaya akan dihisab paling lama. Maka mendengar ini, Abdurrahman bin Auf, pun berfikir keras, bagaimana agar bisa kembali menjadi miskin, supaya dapat masuk surga lebih awal.

Setelah perang tabuk, kurma di Madinah yang ditinggalkan sahabat menjadi busuk, lalu harganya jatuh. Abdurrahman bin Auf pun menjual semua hartanya, kemudian memborong semua kurma busuk, milik sahabat tadi dengan harga kurma bagus. Semuanya bersyukur, alhamdulillah kurma yang dikhawatirkan tidak laku tiba-tiba laku keras diborong semuanya, oleh Abdurrahman bin Auf. Para sahabat gembira.

Tiba-tiba datang utusan dari Yaman, membawa berita, bahwa raja Yaman, mencari kurma busuk. Rupanya di Yaman, sedang berjangkit wabah penyakit menular dan obat yang cocok adalah kurma busuk. Utusan raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurahman bin Auf dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa. Allahu Akbar !!

Orang lain berusaha keras jadi kaya, sebaliknya Abdurrahman bin Auf berusaha keras menjadi miskin tetapi selalu gagal. Benarlah Firman Allah Qs. Adz Dzariat ayat 22. “Wahai manusia, dilangit ada rezeki yang dijanjikan pada kalian,” lanjutnya.

Jadi, yang banyak memberi rezeki itu, datangnya dari kurma yang bagus atau kurma yang busuk? Allah SWT lah yang memberi rezeki. Semoga kisah ini dapat menyuntik kembali semangat dalam diri kita semua.

“Mengutamakan urusan kepada Allah dibanding urusan dunia yang sementara ini,“ ujarnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!