SOLO, MENARA62.COM – Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Semar Mbangun Kahyangan” yang dibawakan oleh dalang Ki AKBP Ridho Wahyudi dan Ki Bimo Sekti Nugroho di Pendaphi Gedhe Balaikota Surakarta berlangsung meriah, Ahad malam (28/7/2019). Kegiatan dilaksanakan bekerjasama antara Peradilan, Dinas Kebudayaan dan BNN Kota Surakarta.
Kegiatan di buka oleh ketua Pepadi Kota Solo di lanjutkan dengan Kepala Dinas Kebudayaan mewakili Walikota Surakarta.
“Pegelaran Wayang Kulit merupakan agenda rutin bulanan PEPADI dalam rangka mengejawantahkan visi dan misi Pemerintah Kota Solo,” kata Ketua PEPADI Kota Surakarta Prof. Dr. Sarwanto, S.Kar., M.Hum, Sabtu 20 Juli 2019.
Pada kesempatan tersebut Kepala dinas kebudayaan menyerahkan wayang kulit semar kepada Kepala BNNK Surakarta yang menjadi dalang sebagai pembuka dilaksanakannya wayang kulit.
“Harapannya mangajak kepada seluruh seniman utamanya dalang dan seniwati untuk menjahui penyalahgunaan narkoba dan ikut mengkampanyekan tolak narkoba di setiap pertunjukan, dan ini bentuk dari upaya percepatan P4GN dari komunitas seniman surakarta, mencegah peredaran dan penyalahgunaan narkotika,” ungkap AKBP Ridho Wahyudi, SH.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Surakarta Kinkin Sulthanul Hakim menyampaikan rasa terimakasih atas antusiasme masyarakat kota Surakarta yang masih mencintai seni wayang kulit.
Dalam pagelaran ini, dihadirkan Sindhen Sunyahni yang memukau kurang lebih 500 penonton dan membuat suasana menjadi “gayeng”.
“Inti cerita semar mbagun kahyangan, Semar ingin mengembalikan jati diri dari pemimpin yang sudah lupa akan amanat rakyat. Adapun sekar jati wasesa hanyalah simbol dari kebajikan yang seharusnya pemimpin selalu mengedepankan kepentingan rakyat sedangkan sekar wijaya kusuma adalah simbol kehidupan manusia,” ungkap AKBP Ridho Wahyudi, SH penyaji lakon Semar Mbangun Kayangan.
Sementara itu, Rustomo Widodo Muktiono, S.Sn sebagai Guru SMKN 8 Surakarta dan pengurus PEPADI bidang LITBANG berharap supaya kesenian wayang semakin ngrembaka.
“Semoga semakin dicintai rakyat Jawa dan Indonesia pada umumnya,” harapnya.
Salah satu penonton Agung Sudarwanto, mengatakan pesan yang disampaikan dalam lakon Semar Mbangun Kahyangan sangat berkesan.
“Untuk mencapai pembangunan yang diharapkan perlu diseimbangkan antara pembangunan lahir dan pembangunan batin. Pembangunan lahir diwujudkan pembangunan fisik yang merata di berbagai daerah. Pembangunan batin dalam upaya pembentukan mental, spiritual, moralitas bangsa yang perlu digarap,” pungkasnya. (jat)