JAKARTA, MENARA62.COM – Badan Standardisasi Nasional (BSN) akan terus menyusun standardisasi yang lebih implementatif. Kegiatan tersebut dilakukan kerjasama dengan Kamar Dagang Indonesia (Kadin).
“Kita akan berkolaborasi dengan Kadin, untuk menyusun SNI terutama dengan kalangan industry. Ini dimaksudkan agar SNI lebih implementatif,” kata Kepala BSN Bambang Prasetya, Kamis (8/8/2019).
Menurutnya SNI ini ibarat pagar. Dengan cara memberikan pagar pengaman maka industry kita bisa tumbuh terus tidak hanya ditingkat nasional tetapi juga internasional.
Selain dengan Kadin, BSN diakui Bambang sudah bekerjasama dengan 14 pimpinan asosiasi yang terkait dengan standardisasi. Tugas asosiasi termasuk Kadin adalah menggerakkan para pelaku usaha agar memiliki standar.
“Ibarat sopir, kalau sudah punya SIM maka dia bebas kemana-mana. Itu juga SNI, kalau suatu produk sudah punya SNI maka produk tersebut bisa main di pasar local dan pasar internasional,” tambah Bambang.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Kadin bidang UMKM dan Koperasi, M Lutfi mengatakan Kadin akan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pentingnya SNI bagi pelaku usaha UMKM. Karena UMKM masih sangat rendah kesadarannya untuk memiliki SNI.
“Memang masih belum menggembirakan UMKM yang punya SNI, baru sekitar 10 persen,” kata Lutfi.
Kendalanya antara lain ketidakmengertiannya akan pentingnya SNI, keterbatasan modal dan kurang paham manfaat SNI. Karena itu Kadin akan terus mengadvokasi pelaku UMKM terkait manfaat SNI ini.
Berdasarkan sejumlah testimonsi pelaku UMKM, diakui Lutfhi, persoalan biaya dan keterbatasan lab menjadi masalah bagi para pelaku UMKM. Itu sebabnya, perlu didorong kolaborasi antar kementerian dan lembaga yang memiliki keterkaitan dengan UMKM.
“Banyak lembaga yang memiliki dana untuk pembinaan UMKM, kita dorong untuk berkolaborasi agar UMKM bisa memiliki standardisasi,” tambahnya.
Luthfi mengatakan SNI sesungguhnya sangat menguntungkan pelaku UMKM. Karena dengan mengantongi SNI, maka produk dari UMKM tidak hanya dipasarkan di area kabupaten saja tetapi bisa nasional bahkan internasional.
“Terutama ekspor, produk dengan SNI pasti lebih bisa masuk ke Negara asing,” tandas Lutfi