28.3 C
Jakarta

SMA Muh 4 Banjarnegara Awali Lomba 17an dengan Duha Bersama dan Makan Bubur

Baca Juga:

KALIBENING, MENARA62.COM — 16 Agustus 2019, banyak jenis perayaan kemerdekaan yang dilakukan oleh masyarakat. Sudah dikenal sepanjang sejarah kemerdekaan RI. Semakin hari semakin unik. Kalau tidak unik maka tidak meriah. Semua dijenakakan dan bersifat hiburan. Baik dimasyarakat maupun dilingkungan sekolah, semua bergembira pada tiap tanggal 17 Agustus. Maka lahirlah tujuh belasan atau agustusan. Ini terlahir dari tradisi perayaan kemerdekaan.

SMA Muhammadiyah 4 Banjarnegara pun tidak mau ketinggalan dalam perayaan kemerdekaan ke-74 RI tahun ini. Dua hari mengadakan kegiatan kegiatan yang menyehatkan dan menggembirakan. Pertandingan volly ball, estafet air, estafet baju, balap karung dan masih banyak yang lainnya. Peserta tidak hanya siswa siswi tetapi juga dewan guru menjadi peserta lomba.

Untuk lebih menghidmatkan perayaan kemerdekaan, dihari Jum’at tanggal 16 Agustus 2019, sebelum lomba agustusan dimulai, diadakan sholat Dhuha berjamaah seperti biasa dan pengajian bersama tokoh-tokoh masyarakat di sekitar sekolah dan makan bubur bersama.

Undangan jam tujuh pagi, sudah terlihat dikantor ketua PCM Kalibening beserta sesepuh menghadiri undangan dari takmir masjid SMA Muhammadiyah 4 Banjarnegara. Jam 07.30 acara dimulai sholat Dhuha berjamaah dan membaca asma’ul Husna bersama sama. Rangkaian acara dimulai hingga penutup, yaitu makan bubur bersama.

Ditengah tengah sesi makan bubur, Alhamdulillah kami bisa bersilaturahmi dengan masyarakat sekitar sekolah. Saya bertanya tentang sekolah kepada mereka. Ada seorang tokoh yang baru sekali masuk ke lingkungan sekolah dan ada yang menjawab lima tahun sekali. Yang lima tahun sekali ternyata karena sekolah digunakan oleh panitia pemilu untuk kegiatan pemungutan suara.

Melibatkan masyarakat dan menyertakan masyarakat sekitar dalam kegiatan sekolah sangat penting. Sering tidak disadari oleh sekolah bahwa disekelilingnya ada masyarakat yang tidak tersentuh atas keberadaan sekolah. Menghadirkan mereka sekedar memakan semangkok bubur memberikan kesan positif. Ketika hendak berpamitan, salah satu tamu undangan bertanya, ‘kapan makan bubur lagi’. Kami jawab, ‘insyaalloh satu bulan lagi’.

Bukan makan bubur nya yang menjadi inti, tetapi jalinan dan silaturahmi yang menjadi nilai dasanya. Semoga menjadi acara rutin sekolah bersama dengan masyarakat sekitar sekolahan. Amiiin

(SLK)

Sehahis Dhuha bersama kemudian makan bubur bersama

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!