32.8 C
Jakarta

Lembutnya Kemarahan Pak Imam

Baca Juga:

Menjaga masjid adalah kewajiban setiap umat Islam. Apakah dia termasuk sebagai pengurus atau tidak, sebagai seorang jamaah dia memiliki kewajiban memelihara keberadaan masjid. Baik dari aspek keamanan, kebersihan, ketertiban, maupun upaya memakmurkannya.

Adalah pandangan yang amat sangat tidak tepat jika semua urusan masjid diserahkan kepada Pak Imam atau pengurus lainnya. Sementara dia sendiri merasa hanya bersedia shalat di masjid tanpa memikirkan hal-hal terkait dengan keberadaan masjid tersebut.

Bagi mereka yang baru belajar agama atau baru akan kembali giat beribadah, hal ini masih dapat ditolelir. Akan tetapi bagi mereka yang tingkat pemahaman keagamaan dan pelaksanaan ibadahnya sudah pada tingkat yang lebih tinggi, maka kepedulian terhadap masjid pun mestilah semakin tinggi pula.

Masjid adalah rumah Allah SWT, tempat menyembah maupun beribadah kepada-Nya. Sebagai rumah ibadah seluruh umat Islam, tanpa kecuali, tak peduli latar belakang organisasi maupun kecenderungan politiknya. Meskipun satu masjid didirikan atau diurus oleh orang yang tidak berjenggot, tetapi itu tidak menghalangi orang yang berjenggot untuk beribadah di dalamnya.

Hanya memang perlu ada saling pemahaman dan saling menghargai. Setiap masjid ada pengurusnya. Jika ingin menggunakan masjid untuk kegiatan tertentu yang melibatkan kelompok tertentu pula, mestilah berkoordinasi dengan pengelola masjid. Menghargai pengurus adalah bentuk dari perhormatan terhadap masjid itu sendiri.

Cara mengingatkan

Pertengahan tahun 2018 lalu, ketika saya bertugas ke Polewali Mandar sebagai anggota Tim Seleksi KPU Sulawesi Barat, pernah shalat subuh di salah satu masjid tak jauh dari Hotel Ratih. Setelah shalat subuh, beberapa orang berpakaian putih sedang mengadakan pengajian di dalam masjid. Pak Imam sudah keluar dari masjid. Tiba-tiba Pak Imam masuk lagi, mendekat kepada kelompok pengajian tersebut. Dengan lembut Pak Imam berkata: “Tolong jangan lupa lagi mematikan lampu dan menutup pintu”. “Iye, Puang”, sahut salah seorang jamaah.

Saya memperkirakan bahwa dengan bahasa yang disampaikan Pak Imam tadi, berarti sudah sering atau pernah mereka mengadakan pengajian di masjid itu, tetapi lupa mematikan lampu dan menutup pintu. Saya juga menduga Pak Imam sedikit agak jengkel dan marah, tetapi masih bisa berkata lembut dalam kemarahannya itu.

Semalam di Masjid Omar Wollongong, ba’da Isya, Pak Imam minta waktu sedikit kepada jamaah. Beliau mengatakan bahwa malam sebelumnya, hingga dini hari, lampu masih menyala dan pintu masuk tetap terbuka. Beliau meminta kepada jamaah yang paling akhir agar memerhatikan masalah ini. Saya juga perhatikan bahwa Pak Imam sedikit marah dan jengkel. Tetapi beliau masih bisa berkata lembut dalam kemarahannya itu.

Saya sendiri pernah jadi sekretaris pengurus masjid di dua masjid yang berbeda di Makassar dan Gowa. Keadaan seperti ini memang sering terjadi. Saya merasakan betapa kita sangat merasa tidak senang jika ada peristiwa yang, mungkin saja dianggap kecil, tetapi bisa berpengaruh besar.

Bayangkan jika lampu terlalu sering tidak dimatikan sepanjang malam, tentu itu sangat mubazzir. Belum lagi pintu yang tidak tertutup, menyebabkan masuknya binatang ke dalam masjid. Pernah satu kali beberapa ekor kambing tidur di sajadah sepanjang malam. Bukan hanya tidur, lebih dari itu. Sajadah karpet yang masih baru, sudah dicuci berulang-ulang, dibawa ke tempat pencuci karpet, tetap saja bau pipis kambing tetap menyengat.

Pernah juga masalah air. Sepanjang hari kran terbuka, air mengalir dengan deras keluar sia-sia. Tidak ada yang melihat dan tidak ada yang menutup. Habislah air di bak penampungan, tak tersisa setetes pun untuk berwudu. Belum lagi jamaah yang masuk membawa alas kakinya hingga ke beranda masjid, padahal beranda itu dipakai salat Jumat. Pun jamaah yang bikin pengajian, sisa makanan berjatuhan dan mengotori lantai.

Hal-hal seperti ini, terkesan sederhana. Tetapi ini adalah persoalan yang cukup sering dihadapi pengurus masjid. Padahal semua pihak pun jamaah adalah bertanggung jawab terhadap keberadaan masjid.

Sesungguhnya mengurus masjid adalah mengurus rumah Tuhan. Dengan balasan pahala yang amat besar. Namun demikian, jangan semua urusan kebersihan dan keberadaan masjid di serahkan kepada pengurus. Ini adalah kewajiban dan sesuatu yang harus diperhatikan bersama.

Gwynneville, Masjid Omar, Kamis (2/1/2020) antara Magrib-Isya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!