28 C
Jakarta

Muallaf Oki, Jatuh Hati pada Islam dari Pelanggan Toko

Baca Juga:

SUASANA menyelimuti ruang shalat Masjid At Taqwa PDM Semarang, Ahad pagi 26 Januari 2020. Puluhan jemaah yang sejak subuh belum beranjak, menantikan momen penting perjalanan seorang Oki Prasetyo, pemuda berusia 32 tahun untuk berpindah keyakinan.

Dibimbing Ustadz Zainul Amri, Oki perlahan-lahan melafazkan kalimat tauhid, akan kesaksiannya kepada ke-Esaan Allah SWT. Melalui dua kalimat syahadat, Oki pagi itu memulai kehidupan barunya sebagai seorang muslim.

“Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.  Aku bersaksi bahwa tiada sesembahan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad  dalah utusan Allah,” ucap Oki mantap.

Jamaah yang mengikuti detik-detik pembacaan ikrar tersebut terharu. Dihadapan mereka seseorang yang baru saja mengikuti jalan kemenangan telah datang, mengulurkan tangan untuk dijadikan sebagai saudara seiman dan sekeyakinan.Momen tersebut juga dirasakan sangat indah oleh jamaah yang hadir mengikuti prosesi. Ada rasa senang, bangga dan terharu menyaksikan saat-saat seorang muallaf memproklamirkan dirinya memeluk agama Islam.

Menjadi muallaf bagi Oki Prasetyo bukan perjalanan singkat. Kisah ketertarikannya pada Islam terbangun selama bertahun-tahun. Melalui pertemanan dengan mahasiswa UIN yang indekost tak jauh dari rumahnya di Jalan Subali, Semarang, membuatnya banyak mengamati kehidupan seorang muslim.

“Saya merasa nyaman saat ngobrol dengan teman-teman muslim. Perilakunya benar-benar terjaga dan itu perlahan membuat saya jatuh cinta pada Islam,” kata Oki.

Beberapa pelanggan di toko telepon selulernya pun sering diajak ngobrol tentang Islam. Akhirnya kecintaan pada Islam terus tumbuh dan berkembang pesat.

Oki Prasetyo menerima bingkisan dari Lazismu

Melalui Aji, seorang mahasiswa UIN Semarang yang kebetulan sedang PPL di Lazismu, Oki mengutarakan keinginannya masuk Islam. Saat ini Aji masih menanggapi sambil lalu. Keinginan Oki masuk Islam dianggap belum serius.

Namun setiap kali berjumpa dan terlibat perbincangan, Oki selalu mengutarakan keinginanya untuk berganti keyakinan. Melihat kesungguhan Oki, lantas Aji menghubungi Lazismu.

“Setelah kami berkenalan dan berbincang dengan Oki yang non muslim itu, kami berkesimpulan bahwa dia berkeinginan serius masuk Islam. Kami pun segera mempersiapkan prosesi pengIslaman bersama tim Majelis Tabligh PDM Kota Semarang,” cerita Aji.

Aji sendiri sudah tiga tahun berteman dengan Oki. Karena itu Aji bisa memastikan bahwa keinginan Oki masuk Islam adalah murni dari dalam hatinya, bukan pengaruh siapapun. “Alhamdulillah Allah kasih hidayah pada Oki,” tambah Aji.

Oki terlahir dari keluarga Kristen, neneknya yang menikah dengan orang Belanda membentuk orang tuanya menjadi Kristen. Begitupun dirinya terbentuk dari sebuah keluarga Kristen yang taat. Meskipun begitu Oki tidak dilarang bergaul dengan siapapun. Oki lebih banyak berteman dengan muslim, apalagi di sekitar tempat tinggalnya di Jl. Subali, banyak mahasiswa UIN yang indekost.

Dua orang tua Oki sudah meninggal  beberapa tahun yang lalu, dan kini dia tinggal sendirian di rumah. Pekerjaan Oki di sebuah outlet celluler membuka kesempatan dirinya berinteraksi dengan banyak maahasiswa UIN. Beberapa diantara mereka menjadi pelanggan Oki dan berteman lebih dekat. Kedekatan yang berlangsung bertahun-tahun itulah yang membawa Oki sampai pada kesadaran kebenaran aqidah Islam. Hingga dia memutuskan harus meninggalkan kepercayaan lamanya.

Pembimbing ikrar, ustad Zainul Amri dalam tausiyahnya menyampaikan bahwa seseorang yang masuk Islam adalah orang yang kembali kepada fitrahnya. Bahwa setiap individu yang pernah di lahirkan ke dunia ini, pasti sudah menerima janji tauhid yang disampaikan kepada setiap jiwa ketika di alam ruh.

“Ada konsekwensi yang harus di laksanakan oleh setiap orang yang menyatakan dirinya Islam, adalah menjalankan semua rukun Islam yang lima itu tanpa terkecuali,” katanya.

Ustad Zainul menyarankan agar Oki belajar lebih banyak tentang Islam, untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah selanjutnya. Beliau juga berpesan kepada seluruh jamaah, agar bersedia  memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada muallaf yang sedang dalam proses pemahaman Islam.

Muallaf, sebagai salah satu asnaf dalam syariah zakat, mendapatkan porsi tasharuf yang dipersiapkan oleh Lazismu. Tasharuf tersebut langsung diberikan kepada Oki, sesaat setelah prosesi ikrar selesai. Ustad Zainul juga menyarankan apabila muallaf belum berkhitan, segera menghubungi Lazismu (0856 4087 3531) supaya bisa dibantu pelaksanaan khitan. Zakat bermanfaat menjadi solusi ummat menghadapi permasalahan ekonomi, kesehatan, sosial budaya, agama dan juga kemanusiaan. (Hasan)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!