JAKARTA, MENARA62.COM – Sinergi antara dunia pendidikan dengan dunia industri amat penting. Karena apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan terutama perguruan tinggi akan dimanfaatkan oleh industri, juga sebaliknya perguruan tinggi membutuhkan dunia industri sebagai aplikator dari produk pendidikannya.
Sayangnya sinergitas antara lembaga pendidikan dengan dunia industri belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Indikasinya masih ada lulusan perguruan tinggi yang masih kesulitan memasuki dunia kerja yang notabene disediakan oleh dunia industri.
“Dibidang riset, banyak pula hasil riset perguruan tinggi yang belum dimanfaatkan oleh dunia industri. Meski riset tersebut mengambil tema-tema yang jadi garapan industri,” jelas Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof. Dr. Suyatno, M.Pd, usai menjadi pembicara dalam forum Asean Corporate Culture Forum (ACCF) yang diadakan ACT Consulting kemarin.
Pun dunia industri acapkali kesulitan untuk mendapatkan sumber daya manusia (tenaga kerja) dengan kompetensi yang sesuai kriteria kebutuhan.
Menurut Prof Suyatno, sinergi yang baik antara perguruan tinggi dengan dunia industri bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini. Seperti masalah pengangguran dikalangan sarjana, sulitnya industri mendapatkan tenaga kerja terampil dan berbagai masalah lainnya.
Upaya meningkatkan sinergi antara perguruan tinggi dengan dunia industri tersebut, lanjut Prof Suyatno yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, saatnya kurikulum pendidikan tinggi disusun dengan melibatkan kalangan industri. Dengan cara demikian maka peta kebutuhan tenaga kerja bisa lebih terbaca. Sehingga kasus sarjana tidak terserap pada lapangan kerja bisa diminimalisir.
Perguruan tinggi, lanjut Suyatno, akan bisa melakukan fungsinya yang lulusannya nanti dapat langsung sesuai dengan dunia industri dan dunia kerja.
Suyatno menjadi salah satu narasumber Asean Corporate Culture Forum (ACCF) yang ke 13. ACCF merupakan forum diskusi bagi praktisi, pengamat, dan juga pemrehati Corporate Culture yang digagas oleh ACT Consulting dan ESQ Business School. Melalui forum ini para peserta akan bersama-sama mengeksplorasi langkah serta kiat sukses pembentukan Corporate Culture.
Selain Suyatno, hadir pula Inspektur Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Republik Indonesia, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M.Hum., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Ir. Darsono, M.Si, Ketua Himpunan Psikologi Cyber Indonesia Dr. Rahmat Ismail dan CEO ESQ Group Dr. H.C. Ary Ginanjar Agustian. Acara ini diselenggarakan ACT Consulting dengan hasil riset dari ESQ Business School.