29.4 C
Jakarta

Cegah Corona, SD Muh. 1 Semprot Semua Fasilitas Pendidikan

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM — Cegah Covid-19, SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta gelar penyemprotan pest control mencakup seluruh bangunan sudut ruang kelas, musholla, ruang kepala sekolah, guru, laboratorium jurnalistik radio solo belajar, botani, aula dan area sekolah, Jum’at (20/3/2020).

Hal tersebut upaya sistematis, terstruktur untuk mencegah penyebaran virus Corona atau Covid-19 setelah penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Corona di Solo.

Mengendalikan hama seperti serangga terbang (nyamuk serta lalat), serangga merangkak (semut, kecoa, tikus serta rayap), hama gudang (kumbang, kutu, ngengat serta ulat) serta hama spesial (kaki seribu, laba-laba, tokek, kelelawar, burung, dan lain-lain).

Wakil Kepala Sekolah bidang Humas Jatmiko mengatakan, virus Corona bisa dilawan mulai dari diri sendiri melalui pola hidup bersih dan sehat (PHBS), tingkatkan imun dan iman. Penyemprotan melibatkan tim dua belas pimpinan sekolah bekerja sama Nerv Pest.

“Bersama warga sekolah gotong royong melawan corona, kita lakukan treatment thermal fogging, menjaga kebersihan dari semua makanan dan mengurangi tumpukan barang di dalam gudang, agar tempat belajar nyaman dan mengurangi rasa was-was sehingga orang tua pun tenang ketika anak-anak belajar di sekolah,” kata Jatmiko kepada wartawan.

Dyah Ayu Ratnaningsih SE SPd wali kelas 4B, mencoba membuat hand sanitizer karena sudah langka. Memanfaatkan kebun botani, mengisi ketika di sekolah tidak mengajar.

“Dari daun Kemangi dan lidah budaya dengan air sedikit, proses membuatnya pisahkan lidah buaya, masukkan kemangi ke dalam blender dan lidah buaya lalu dicampur hingga merata dan masukkan ke dalam botol,” ujar Ayu.

Pada Jum’at 13 Maret 2020 lalu, sekolah mengadakan Literasi Kesehatan, Budaya, dan Korona. Mewajibkan semua bagian waspada akan kesehatan dan keselamatan diri.

Juga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Memanfaatkan dan memelihara ikan pemakan jentik nyamuk) melibatkan dokter kecil yang dibina Nurtiningsih bagian dari progran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

“Di SD Muhi, berbagai kegiatan literasi rutin kami lakukan. Selain literasi dasar membaca buku 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar, juga ada literasi digital, finansial, dan kesehatan. Literasi kesehatan berperan agar siswa memahami petunjuk dan simbol-simbol terkait kesehatan,” jelas Sayekti.

Menurutnya, literasi tak sebatas membaca dan menulis. Beragam literasi lainnya juga perlu dikembangkan.

“Contohnya literasi finansial. Anak-anak sudah biasa tidak membawa uang ke sekolah. Mereka pakai satu kartu M1 Smart Card untuk transaksi apa pun. Ini juga upaya meningkatkan literasi kesehatan. Karena uang adalah salah satu sumber penyakit. Banyak bakteri bersarang,” paparnya.

Sementara itu, menurut Staf Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum Sri Martono Lanjarsari Internet membuat dunia berada diujung jari. Apapun yang ingin diakses hanya dengan sekali klik.

Lockdown sekolah membuat para guru memikirkan dan mengusahakan cara agar pembelajaran tetap sampai kepada peserta didik meskipun terpisah jarak. Salah satunya dengan produk Google yaitu Docs Google, Zoom, Live IG, Telegram dan Google Classroom,” pungkasnya.

Ibu guru bersiap membuat hand sanitizer sederhana dengan bahan lidah buaya
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!