BEKAS luka dikulit sering menjadi gangguan bagi hampir semua orang utamanya kaum perempuan. Itu sebab berbagai upaya dilakukan guna menghilangkan atau menyamarkan bekas luka. Adakalanya memanfaatkan lotion kulit, obat-obatan, kosmetik bahkan ada juga yang melakukan operasi kulit.
Intinya, untuk estetika kulit, banyak orang menghabiskan uang dalam jumlah besar. Banyak perempuan rela mengurangi anggaran belanja untuk kegiatan lain hanya untuk urusan kulit.
“Bekas luka seringkali mempengaruhi rasa percaya diri. Itu sebabnya membutuhkan perawatan intensif yang menghabiskan waktu dan ada kalanya uang,” papar Mohamad Nurhadi, Brand Manager Laderma PT Interbat, Rabu (05/04/2017).
Menurutnya bekas luka, walau seringkali tidak sedap dipandang, merupakan tanda positif bahwa tubuh sedang menjalani proses biologis dalam memperbaiki luka. Bekas luka berarti proses penyembuhan telah terjadi.
Tetapi jaringan kulit yang baru meski dari bahan kulit yang sama, kualitas dan tampilan kulit baru sering berbeda. Sehingga menimbulkan perbedaan warna, juga ada goresan yang mengelilinginya.
Beberapa faktor ikut mempengaruhi tampilan jaringan kulit baru kata Nurhadi antara lain kedalaman, ukuran, dan lokasi luka pada tubuh dapat mempengaruhi tampilan bekas luka. Faktor lain yang juga bisa mempengaruhi tampilan bekas luka adalah usia, jenis kelamin, etnis, dan faktor genetik dari masing-masing individu.
Para ahli perawatan luka saat ini percaya bahwa 3 faktor utama dalam perawatan bekas luka yang baik adalah hidrasi kulit, perlindungan kulit, dan hasil akhirnya adalah pemudaran tampilan bekas luka.
Berikut adalah beberapa jenis bekas luka yang umum ditemui.
Pertama adalah keloid, yakni hasil proses penyembuhan kulit yang terlalu agresif, dimana jaringan kulit baru, tumbuh hingga area di luar luka. Jenis luka Keloid lebih umum ditemui pada orang yang berkulit gelap dan bisa terbentuk ketika kulit mengalami cedera.
Kedua adalah bekas luka kontraktur yang terbentuk ketika kulit terbakar. Bekas luka ini bisa meresap, mempengaruhi ketegangan otot dan syaraf dan akhirnya membatasi gerak tubuh.
Ketiga adalah bekas luka atrofi yang cenderung tampak kempis dan cekung karena rusaknya jaringan kolagen kulit. Bekas luka ini umum terjadi akibat jerawat dan penyakit cacar.
Ke empat adalah Stretch Mark atau luka guratan yang umumnya ditemui pada wanita setelah melahirkan.
“Bekas luka dapat timbul akibat luka apa saja, namun yang paling sering ditemui pada umumnya adalah akibat luka gores, luka bakar, luka bekas jerawat, luka bekas operasi, luka bekas penyakit cacar ataupun stretch mark. Artinya setiap individu kemungkinan besar memiliki bekas luka pada tubuhnya,” lanjut Nurhadi.
Menjawab kebutuhan masyarakat akan produk yang mampu mengatasi bekas luka, PT. Interbat tahun ini merilis produk terbarunya, Laderma. Krim ini efektif memudarkan bekas luka.
Laderma diakui Nurhadi diformulasi oleh spesialis perawatan luka di Eropa untuk memudarkan bekas luka lama dan baru lewat keunggulan bahan alami. Keunggulannya antara lain formula uniknya yang sudah teruji di rumah sakit dan klinik luka bakar di Jerman, Belanda dan Belgia sehingga efikasinya telah terbukti klinis. Produk ini diklaim mampu bekerja secara efektif pada berbagai jenis luka seperti luka gores, luka bakar, luka bekas jerawat, luka bekas operasi bahkan sampai luka kronis.
Keunggulannya yang kedua adalah kandungan bahan-bahan alaminya yang sudah terbukti efektif untuk memudarkan bekas luka. Bahan Aruba Aloe Vera yang digunakan dalam produk ini memiliki efek anti inflamasi untuk mengurangi iritasi dan membuang sel kulit mati serta melindungi sel kulit baru. Aloe Vera juga dikenal unggul dalam meningkatkan produksi kolagen yang mampu mempercepat penyembuhan kulit.
“Bekas luka adalah jaringan kulit yang rusak, rapuh dan amat sensitif. Karena itu, Laderma hadir sebagai solusi yang teruji secara klinis, efektif dan aman dalam memudarkan bekas luka, karena diformulasi dari bahan-bahan alami dan tidak iritatif,” tandas Nurhadi.