JAKARTA, MENARA62.COM – Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam mendorong mahasiswa untuk lebih produktif dan siap menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Hal ini disampaikan Nizam saat menjadi pembicara pada acara Serial Talks yang diselenggarakan oleh Indostaff bertajuk “Kampus Merdeka: Tantangan dan Solusi”, pada Sabtu (16/5).
Pada acara yang digelar secara daring tersebut, Nizam menyampaikan tentang kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan Kampus Merdeka yang dalam pengimplementasiannya sangat membutuhkan dukungan dan kerja sama dari berbagai pihak, dukungan tersebut dimulai dari civitas akademika, Kementerian/Lembaga lain hingga dunia industri.
Dimasa pandemi Covid-19, pendidikan mengalami transformasi secara besar, dimana pendidikan harus bersifat flexible, adaptive, self directed, creative, character, dan complex problem solver. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Merdeka Belajar: Kampus Merdeka.
Nizam memaparkan program Kampus Merdeka akan membuat mahasiswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran diluar kampus seperti melakukan magang, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, penelitian, kegiatan wirausaha, proyek independen, dan proyek kemanusiaan.
Untuk program magang, Ditjen Dikti Kemendikbud sudah bekerjasama dengan Kementerian BUMN. Dari seluruh BUMN yang ada, bisa menampung 16.000 magang industri selama 3-6 bulan yang nantinya para peserta magang akan mendapatkan sertifikat. Program magang ini dapat meningkatkan pengalaman sekaligus peningkatan kompetensi baik hard maupun soft skills.
“Program magang ini akan fokus pada learning outcomes, dimana kurikulum bukan sekadar kumpulan matakuliah, tapi serangkaian proses pendidikan/pembelajaran untuk menghasilkan suatu learning outcomes,” jelas Nizam.
Lebih lanjut, Nizam mengatakan untuk saat ini program Kampus Merdeka yang dapat dijalankan adalah proyek kemanusiaan, dimana mahasiswa dapat membantu menjadi relawan untuk membantu menangani pandemi covid-19. “Mahasiswa dengan jiwa muda, kompetensi ilmu, dan passionnya dapat menjadi komunitas yang mereplikasi proyek-proyek kemanusiaan, yang salah satunya saat ini sangat dibutuhkan dalam menangani pandemi Covid-19,” ujar Nizam.
Semangat dari Merdeka Belajar tidak lain adalah untuk memberikan semangat pendidikan yang luas, memberikan kesempatan untuk mencari pengalaman, menjadi pembelajar yang adaptif, dapat melaksanakan pembelajaran yang fleksibel, serta dapat melihat peluang dan risiko dengan baik, serta mempraktikkan ilmunya secara langsung. Dengan begitu lulusan mahasiswa perguruan tinggi dapat menjadi mahasiswa yang berkualitas dan mampu membangun bangsa menjadi jauh lebih baik.
“Ini penting untuk mahasiswa kita agar produktif, siap dengan berbagai perubahan dan mengenal betul tempat kerjanya dan itu menjadi tujuan kita, menggandeng industri dan membawanya ke ruang kelas, industri, masyarakat, birokrasi, hubungan internasional/komunitas internasional serta membawa semesta ke ruang kelas, dan ruang-ruang riset,” ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa semangat Merdeka Belajar memberikan semesta pendidikan yang luas, kesempatan untuk mencari pengalaman, mengembangkan keilmuan, pembelajaran yang fleksibel, adaptif dan bisa belajar dalam situasi apapun. Serta bisa melihat kesempatan peluang dan resiko secara baik lalu mempraktikkan ilmunya langsung.
“Perguruan tinggi akan menjadi mata air, dan lulusan-lulusannya akan menjadi agen perubahan yang membangun bangsa secara lebih akseleratif,” ucapnya.
Menutup paparannya Nizam berpesan dalam menghadapi tantangan kedepan memang tidak mudah, oleh sebab itu ke depan menjadi sesuatu yang menarik untuk diselesaikan.
“Ini adalah waktunya untuk kita belajar bersama. Mari kita menjadi bagian dari solver (penyelesai masalah). Kita yakin penyelesaian masalahnya pasti butuh kerja keras kita, terutama untuk bisa menggerakkan industri, ekonomi masyarakat, dan membangun teknologi,” tutupnya.
Turut menjadi pembicara dalam acara ini Illah Sailah (Kaprodi Pascasarjana Teknik Industri Pertanian IPB University) yang menyampaikan isu-isu tentang Kampus Merdeka serta kemungkinan kendala yang muncul dalam penerapannya; Leenawaty Limantara (Rektor Universitas Pembangunan Jaya) yang memberikan gambaran tentang PTS menjalankan pelaksanaan Kampus Merdeka di saat sulit; Tatas Brotosudarmo (Direktur PUI-PT MCRPP, Universitas Machung) yang menyampaikan tentang dinamika riset/penelitian di Kampus Merdeka.