27.8 C
Jakarta

Mengukir Takdir Ekonomi Pasca Pandemi Melalui Digitalisasi Retail Bisnis

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Berakhirnya pandemi Covid-19 di masa mendatang akan disambut dengan era ekonomi dan bisnis yang baru yang sesuai dengan karakter perubahan akibat pandemi itu sendiri. Maka mengukir takdir amal usaha Muhammadiyah di masa mendatang harus dirancang sedini mungkin. Dalam webinar “Konfigurasi Baru Ekonomi Muhammadiyah Pasca Pandemi Covid-19” pada siang hari (21/05/2020) ini ungkap digitalisasi retail bisnis sebagai terobosan seiring berjalannya pengaruh pandemi Covid-19 pada dunia bisnis.

Dalam webinar tersebut menghadirkan beberapa pembicara mumpuni dalam dunia ekonomi dan bisnis, yaitu Herry Zudianto, Wakil Ketua Majelis Ekonomi & Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MEK PP); Hidayatur Rahman, Ketua PDM Kab. Blitar (Pengusaha Unggas); Imam Kurdi, CEO Suryamart; dan Gianto Utoyo, Koordinator Project Digitalisasi PT Madina Mentari Utama (CEO MMU)

Kondisi perekonomian yang disebabkan oleh pandemi ini, tentu memaksa kebiasaan – kebiasaan baru yang harus diadaptasi oleh para pelaku bisnis terutama bagi amal usaha Muhammadiyah sendiri. “Setelah covid-19 semua usaha akan melakukan re-engineering karena pasti akan ada perubahan dalam perilaku sosial maupun mindset,” jelas Herry Zudianto. Maka untuk bisa bertahan dan terus berkembang di masa mendatang pasca pandemi Covid-19, sudah saatnya bagi Muhammadiyah menentukan arah kemana amal usaha Muhammadiyah akan dikembangkan.

Salah satunya melalui upaya mengklasifikasi bisnis yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Hidayatur Rahman jelaskan bahwa klasifikasi bisnis kelas atas dan kelas menengah milik Muhammadiyah perlu dicanangkan dalam tujuan agar bisnis kelas atas dapat berdikari di klasternya dan sebaliknya dengan bisnis kelas bawah. Dengan klasifikasi ini pula bisnis kelas atas akan membantu melindungi bisnis kelas menengah sehingga bisa menyatukan dari keseluruhan bisnis milik Muhammadiyah.

Adapun pengklasifikasian bisnis ini juga harus dibersamai dengan adanya digitalisasi retail bisnis amal usaha Muhammadiyah. Gianto Utoyo menyampaikan bahwa Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk dikapitalisasi di era saat ini. “Kemodernan, Muhammadiyah sangat modern dari sisi tata kelola, mindset dan sumber daya manusianya. Banyak sekali orang insight full di dalam Muhammadiyah, bahkan jangkauan dan jaringan Muhammadiyah cukup luas, dari sisi infrastruktur sudah hebat dan mumpuni,” ujarnya.

Muhammadiyah sebagai pelopor pendidikan modern berkelanjutan pun sudah memiliki semangat beradaptasi di masa pandemi ini. Dengan adanya digitalisasi ekonomi retail, maka Muhammadiyah akan mempunyai warna tersendiri di dunia ekonomi dan bisnis. Sumber daya manusia yang dimiliki bisa menentukan kemana arah retail nantinya. “Dengan adanya usaha lokal Muhammadiyah seperti Suryamart bisa dijadikan sebagai lokal commerce nantinya,” pungkas Gianto Utoyo.

Dijelaskan juga oleh Giyanto Utoyo bahwa digitalisasi bukan hanya soal perkembangan investasi saja namun juga pengoptimalan produk melalui jalan digital. Dalam hal ini tugas terkini bagi Muhammadiyah adalah mengoptimalkan simpul – simpul terkait ekonomi dan bisnis pasca pandemi untuk membangun bisnis yang berbasis umat.(*)

Budi Santoso, S.Psi.

Tim Media MCCC PP Muhammadiyah

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!