JAKARTA, MENARA62.COM — Menjaga kebersihan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penularan virus COVID-19. Mulai dari mencuci tangan, menjaga jarak, hingga menggunakan masker saat bepergian dilakukan. Namun, baru-baru ini sebuah studi menunjukkan bahwa obat kumur dapat digunakan untuk mencegah COVID-19.
Benarkah penggunaan obat kumur dapat menghambat penyebaran virus penyebab penyakit pernapasan ini?
Benarkah obat kumur dapat mencegah COVID-19?
Penularan virus COVID-19 yang cukup tinggi membuat masyarakat semakin waspada. Semua upaya pencegahan penularan dilakukan, seperti membersihkan barang belanjaan, memakai masker, hingga mencuci tangan dengan sabun.
Baru-baru ini ada sebuah studi dari jurnal Function yang menyebutkan bahwa obat kumur dapat membantu mencegah penularan COVID-19. Mengapa demikian?
Virus SARS-CoV-2 (COVID-19) merupakan virus selubung luar yang memiliki membran lipid dan berasal dari sel inang tempat tunasnya. Namun, virus yang menyerang pernapasan ini juga cukup sensitif terhadap senyawa yang mengganggu bio-membran lipid.
Maka dari itu, penelitian ini mencoba untuk menganalisis proses yang mengganggu membran lipid virus yang disebabkan oleh obat kumur gigi. Obat kumur gigi yang digunakan mengandung etanol, klorheksidin, hidrogen peroksida, dan povidone-iodine.
Pasalnya, tim peneliti mengungkapkan bahwa studi sebelumnya menunjukkan senyawa yang ditemukan obat kumur dapat mengganggu membran lipid virus. Jika membran lipid virus terganggu, risiko penyebaran infeksi pun dapat berkurang.
Fungsi obat kumur mungkin dapat menonaktifkan virus di tenggorokan hingga membantu mencegah terjadinya batuk dan bersin. Namun, belum ada penelitian yang benar-benar membuktikan apakah hal tersebut dapat terjadi.
Menurut direktur rekanan di Cardiff University Valerie O’Donnell, pada percobaan studi klinis terbatas, sejumlah obat kumur mengandung bahan yang dapat membunuh virus. Bahkan, kandungan obat kumur tersebut juga dikenal efektif menargetkan lipid dalam virus sejenis COVID-19.
Walaupun demikian, peneliti akhirnya menyimpulkan bahwa masih diperlukan penelitian lebih mendalam untuk menguji efektivitas senyawa obat kumur dalam mencegah COVID-19. Terlebih lagi, obat kumur antiseptik pun kurang disarankan karena berisiko mengganggu keseimbangan flora normal di mulut.
Obat kumur tidak dapat menggantikan fungsi masker
Penelitian terbaru mungkin menunjukkan adanya peluang bahwa senyawa obat kumur dapat membantu mencegah penularan COVID-19. Namun, bukan berarti Anda kemudian melepas masker dan bergantung pada pemakaian obat kumur.
Salah satu perusahaan yang memproduksi obat kumur mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan produk mereka sebagai cara menghadapi COVID-19. Pasalnya, obat kumur antiseptik merupakan obat yang secara klinis terbukti dapat membunuh kuman penyebab plak, bau mulut, dan penyakit gusi awal.
Obat kumur belum diuji apakah dapat digunakan untuk membunuh virus corona dan memang tidak berfungsi untuk mengobati COVID-19.
Tim peneliti pun menekankan bahwa masih belum terbukti apakah obat kumur mempunyai efek mencegah virus. Oleh karena itu, masyarakat masih perlu mengikuti cara mencegah penularan COVID-19 secara umum, seperti menjaga jarak dan mencuci tangan sesering mungkin.
Fungsi obat kumur bagi kesehatan mulut
Salah satu senyawa yang ada dalam obat kumur, yaitu hidrogen peroksida, memang sering dipakai untuk mensterilkan rumah. Maka itu, banyak orang yang mengira bahwa obat kumur mungkin dapat digunakan untuk mencegah COVID-19.
Menurut American Dental Association (ADA) pemakaian obat kumur cukup bermanfaat dalam rutinitas kebersihan mulut seharian bagi beberapa orang. Mulai dari untuk membersihkan ruang rongga gigi hingga menjangkau area yang tidak dapat dicapai sikat gigi.
Jenis obat kumur pun terbagi menjadi dua. Pertama, obat kumur yang digunakan untuk mengurangi bau mulut sementara waktu dan kandungan kimianya tidak bermanfaat terlalu besar bagi kesehatan mulut.
Sementara itu, obat kumur terapi mengandung senyawa aktif yang berfungsi untuk mengendalikan atau mengurangi gangguan kesehatan mulut. Mulai dari bau mulut, radang gusi, hingga kerusakan gigi.
Senyawa kimia yang ada pada obat kumur lebih dikhususkan untuk menyerang patogen yang merusak kesehatan mulut. Apabila dikaitkan dengan mencegah penularan virus corona, tentu masih diperlukan penelitian lebih dalam lagi.
Walaupun nantinya obat kumur terbukti dapat mencegah COVID-19 di mulut dan tenggorokan atas sementara waktu, bukan berarti akan mengurangi penyebaran virus.
Pasalnya, infeksi virus ini dapat menyebar lewat droplet orang yang terinfeksi COVID-19. Bahkan, ada banyak kasus yang menunjukkan virus masih dapat menyebar lewat pasien yang tak tunjukkan gejala sama sekali.
Oleh karena itu, ahli kesehatan masyarakat di seluruh dunia mengimbau masyarakat bahwa mencuci tangan dan tidak sering menyentuh wajah adalah upaya pencegahan paling efektif. (Nabila Azmi – hellosehat.com)