32.8 C
Jakarta

Agama: Menebar Virus “OdOj” pada Era Pandemi Covid-19

Baca Juga:

Oleh: Ashari, S.I.P.*

PENDIDIKAN karakter menjadi ikon sentral dalam mewujudkan generasi mendatang yang mencerahkan. Penanaman karakter dalam setiap mata pelajaran patut diapresiasi. Konon pendidikan karakter tersebut diharapkan melejitkan nilai-nilai luhur seperti: kejujuran, kerendah hatian, ketertiban, kesusilaan, kesopanan dan masih banyak lagi, jika dijabarkan hingga mencapai angka empat belas.

Untuk mewujudkan cita-cita besar, ternyata harus dimulai dari pondasi kecil dulu. Salah satunya adalah penanaman cinta kepada kita suci kita, yakni Al-Qur’an. Sebab menjadi fenomena buruk, secara empiris masih banyak anak-anak remaja kita, usia SMP-SMA bahkan mahasiswa awal yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Kenyataan pahit ini harus disikapi dengan pembelajaran iqra di sekolah-sekolah. Pengalaman kalau melalui bangku TPA di masjid, musala atau surau, anak-anak remaja kita sudah malu dan enggan untuk berbaur dengan adik-adik yang masih kecil. Maka pembelajaran BTAQ di banyak sekolah sekarang sudah masuk pada jam sekolah (intra). Lebih serius, hasilnya dirasakan lebih efektif.

Dari Mana Memulai

Jika kita sungguh-sungguh, ternyata banyak methode diterapkan agar generasi muda ini bisa membaca Al-Qur’an. Andai target awal dalam durasi waktu 6 bulan mereka sudah sampai pada jilid 6 dan itu artinya mereka sudah dapat masuk ke bacaan quran, maka langkah selanjutnya adalah menerapkan pola bacaan: One day, One juz (OdOj). Dengan tetap dalam bimbingan. Penerapan ini akan membuat kita makin intens dan serius dalam mendalami bacaan Qur’an. Syukur-syukur kita dapat mencuri waktu untuk memahami artinya.

Membangun Komitmen Diri

Jika kita mengaku cinta kepada sesuatu, pasti ia ingin dekat-dekat dengan yang dicintainya itu. Dusta kalau bilang cinta, namun jauh dengan yang dicintainya. Kalau kita umat Islam mengaku cinta kepada Al-Qur’an, maka sudah selayaknya kita berakrab-akrab dengan kitab suci itu. Karena Al-Qur’an memberikan petunjuk, solusi dan pembeda mana yang benar dan mana yang salah. Sebab kalau bukan kita yang membaca, mempelajari dan mengkaji lalu siapa lagi?

Meyakini kitab suci juga bagian dari Rukun Iman yang enam. Maka bagian dari keimanan itu kita harus mulai “bermesraan” dengan Al-Qur’an. Dan ternyata kalau kita mempelajarinya kemudian mengajarkannya kepada orang lain, termasuk kedalam golongan orang-orang yang terbaik di mata Allah swt. (HR.Bukhari). Siapa tidak ingin menjadi orang terbaik. Ternyata syaratnya tidak terlalu susah, yakni mempelajari quran dan mengajarkan.

Mari kita programkan diri dengan OdOj. Satu hari membaca satu juz. Ternyata untuk membaca satu hari satu juz, tidak membutuhkan waktu yang lama. Kita bisa bagi waktunya setelah salat fardu. Dengan durasi yang tidak harus sama. Mungkin subuh kita agak longgar, sehingga membacanya lebih banyak, begitu juga sebaliknya. Jika dikumpulkan membaca satu juz plus artinya membutuhkan waktu sekitar 55 menit. Kita bandingkan dengan waktu 24 jam yang telah dikaruniakan kepada Allah swt. Sangat sedikit waktu yang kita perlukan. Kuncinya adalah kemauan.

Pertama – Niat yang kuat. Azzam ini perlu digelorakan. Di samping untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah swt, juga waktu luang kita yang kadang terbuang sia-sia, dapat kita manfaatkan dengan tadarus Al-Qur’an ini. Niat kuat akan menumbangkan kemalasan (Al-kasalu) yang sering menjadi batu sandungan.

Kedua – Kita yakini, banyak manfaat dan keutamaan membaca al-quran. Diantaranya kita akan mendapatkan syafaat di hari kiamat. Al-Qur’an yang kita baca akan datang memberikan pertolongan kepada pembacanya. (HR.Muslim). Di samping itu kita akan mendapatkan sakinah atau ketentraman batin, dikelilingi oleh Malaikat dan disebut-sebut oleh Allah swt di hadapan makhluk-Nya. Konon membaca Al-Qur’an membuat daya pikir menjadi lebih cerdas. Terlebih pada era Pandemi Covid-19 ini, mayoritas kita banyak waktu di rumah (stay at home), maka maksimalkan dengan banyak membaca Al-Qur’an. Sebagai konklusi positif, mari kita sebarkan virus One day One Juz ini, kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat sekitar. Insyaallah, dampaknya baik. Kuncinya ada pada kemauan. Sekian.

*Penulis: Mengajar di SMP Muhammadiyah Turi Sleman, DIY. Opini Pribadi

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!