Oleh: Ashari, SIP*
SESEKALI coba buka internet dan tanyakan berapa jumlah penduduk dunia sekarang? Salah satu jawaban melalui Google adalah bahwa jumlah penduduk dunia pada 15 September 2020 ini berkisar 7,8 milyar jiwa. Angka rigitnya : 7.794.798.739. Belum jelas apakah mereka beriman semua atau tidak. 786 M adalah angka yang besar dan konon kabarnya akan terus bertambah dan bertambah.
Jumlah yang besar tersebut belum ditambah dengan mereka yang lebih dulu meninggal dunia. Maka jumlahnya bisa dua kali lipat. Namun jumlah yang bermilyar-milyar tersebut dalam pandangan Islam hanya dibagi menjadi tiga golongan saja. Dari ketiga golongan tersebut ternyata kita diberi kebebasan untuk masuk/memilih yang mana. Layaknya sebuah pertaruhan, hidup adalah pilihan, dengan risiko-risiko yang harus ditanggung sendiri. Baik di dunia maupun di akherat.
Hanya 3 golongan saja? Ya, mereka adalah golongan orang beriman, orang kafir dan orang munafik. Beberapa ahli tafsir masih membaginya dalam beberapa bagian. Namun secara garis besar (grand design) hanya 3 golongan. Hal ini bersandar pada firman Allah SWT, Quran surat Al-Baqarah ayat 2-20. Perinciannya, orang-orang yang beriman (2-5), kafir (6-7) sedangkan golongan orang munafik (8-20).
Ciri-Ciri nya:
Golongan pertama : Orang yang beriman, ternyata tidak cukup hanya diucapkan saja, apalagi dibatin, namun harus ada pangejawantahan dalam kehidupan sehari-hari.
Orang beriman percaya kepada yang ghaib. Perkara ghaib adalah sesuatu yang secara substansi ada, namun tidak kasat mata. Bagi orang yang tidak beriman, mereka akan mengalami kesulitan harus mengakui sesuatu yang tidak terlihat oleh mata. Contoh barang ghoib : surga, neraka, pahala, dosa, Allah Swt sendiri, hingga masalah sederhana angin, tertawa, manis, pedas dan sebagainya adalah bentuk-bentuk ghoib. Ciri lainnya, mereka mau mendirikan sholat. Sholat wajib ditambah sunnah yang dianjurkan. Sebab dalam prakteknya masih juga ada yang mengaku beriman namun enggan atau tepatnya malas untuk sholat.
Ciri selanjutnya, orang beriman adalah mau menafkankan sebagain karunia/rezeki yang dianugrahkan oleh Allah Swt kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Di samping itu mereka harus percaya dengan kitab yang telah diturunkan baik pada zaman Nabi Muhammad Saw maupun era sebelumnya. Dan yang tidak kalah pentingnya orang beriman sangat yakin adanya kehidupan abadi, kekal selama-lamanya, yakni di akherat. Seberat apapun amal pasti akan mendapatkan balasan dari-Nya. Tidak akan pernah ada yang lepas dari perhitungan-Nya.
Golongan orang kafir (in). Sangat jelas. Di samping mereka tidak meyakini apa yang diyakini oleh orang-orang yang beriman. Orang kafir dalam tafsir dijelaskan sebagai orang yang merugi besar dalam hidupnya. Mengapa? Karena usahanya di dunia akan sia-sia. Karena tidak ada gantungan iman yang menyertainya. Karena hati, mata, pendengaran mereka telah dikunci mati oleh Allah Swt. Makanya mereka itu, diberi nasehat atau tidak diberi nasehat sama saja. Golongan ini akan mendapatkan siksa yang pedih di akherat.
Orang kafir sejatinya awalnya adalah orang beriman, namun karena orang tuanya, pergaulannya, lingkungannya, menyebabkan mereka menjadi mengingkari kebenaran yang hakiki. Dijelaskan dalam Quran, orang yang berpindah-pindah keyakinan. Allah menjadi kesal karenanya.
Golongan ketiga adalah orang-orang munafik. Golongan abu-abu. Mereka oleh Allah kalau sampai akhir hidupnya tidak bertobat dan kembali ke jalan yang benar, maka akan dimasukkan ke dalam keraknya neraka. Artinya neraka yang paling bawah. Mengapa? Orang munafik adalah orang yang pandai berdusta. Di depan orang beriman mereka mengaku beriman, sementara di depan orang kafir mereka mengaku sebagai temannya. Rasul Saw pernah mengalami kesulitan dalam sebuah peperangan ketika berhadapan dengan orang-orang munafik ini. Karena mereka ibaratnya : serigala berbulu domba.
Bagaimana dengan kita? Hidup yang hanya sekali ini adalah pertaruhan. Pilihan. Dengan segala konsekuensinya. Hebatnya kita dibebaskan oleh Allah Wwt mau masuk golongan yang mana. Silahkan. Namun salah memilih akan menyesal selamanya. Mumpung masih diberi nafas, mari kita evaluasi pilihan hidup kita, agar tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi. Sekian
* Mengajar di SMP Muhammadiyah Turi Sleman.email. hari_ashary@yahoo.com