28.4 C
Jakarta

FKY 2020 ‘Akar Hening di Tengah Bising’ Resmi Dibuka Sri Sultan

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Di tengah pandemi Covid-19, Yogyakarta kembali menggelar rangkaian acara Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2020 Mulanira 2. Kegiatan ini dibuka resmi Senin (21/9/2020) di gedung eks Koni Museum Sonobudoyo dan akan berlangsung hingga 26 September 2020.

Berbeda dengan agenda tahun sebelumnya yang meriah dengan pawai aneka kesenian dan budaya yang digelar melewati jalan Malioboro, kali ini pembukaan  FKY 2020 dilakukan dengan protocol kesehatan yang ketat dan hanya dihadiri beberapa tamu undangan.

Mengambil tajuk “Akar Hening di Tengah Bising”,  FKY 2020 Mulanira mengandung makna sebuah perenungan bahwa dinamika kehidupan yang begitu riuh rendah dan penuh dengan kebisingan. Bahkan dalam keprihatinan karena pandemi jangan sampai kita kehilangan ruang untuk memproduksi pengetahuan dan nilai budaya sebagai upaya untuk tetap menghidupi kekuatan bertahan dan menjaga keseimbangan hidup.

Gubernur DIJ Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan melalui tema Mulanira-Akar Hening di Tengah Bising, FKY mencoba meneropong masa depan dengan berpijak pada masa kini, seraya menengok masa silam.

“Sebab masa lalu adalah kenangan dan pembelajaran, masa depan adalah harapan dan misteri. Masa sekarang ini adalah ‘perjuangan’,” kata Sultan.

Direktur Utama FKY 2020 Paksi Raras Alit mengatakan FKY 2020 kali ini dituntut harus membaca situasi dan kondisi serta tantangan adaptasi ruang hidup dalam situasi pageblug,

“Meskipun FKY kali ini seperti senyap, tanpa panggung, tanpa keriuhan, kita tetap bergerak seperti akar hening. Dalam diam FKY tetap ingin memberikan nafas kebudayaan bagi masyarakat dan penikmat seni serta budaya” ujarnya.

Pembukaan FKY ditandai dengan prosesi menyalakan instalasi kuratorial text FKY 2020 dengan didampingi Plt Kepala Dinas Kebudayaan DIJ Sumadi dan Direktur Utama FKY 2020 Paksi Raras Alit, serta Dirjen Kebudayaan RI Hilmar Farid secara daring. Sultan juga berharap bahwa ke depan, FKY dapat dikembangkan sehingga aneka kegiatan akan lebih memberikan makna ganda, yakni selain memberikan nilai lebih dalam dimensi budaya, juga memberi nilai guna bagi masyarakat.

Meski diselenggarakan secara virtual karena kondisi pandemi Covid-19, tetapi roh kesenian harus tetap dihidupkan .

Rangakain acara FKY 2020 telah dimulai dengan mencoba mengupas kembali seniman dan budayawan Yogyakarta yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan pemikiran kebudayaan di Indonesia. Di antaranya adalah Alm. Linus Suryadi AG. dengan menghadirkan Emha Ainun Nadjib atau yang sering kita panggil Cak Nun untuk bercerita tentang sosok Alm. Linus Suryadi AG serta sosok  Alm. Umar Kayam dimata  Butet Kartaredjasayang banyak bergaul semasa hidupnya.  Ini  sebagai cara menemukan nilai – nilai kebudayaan untuk menghadapi situasi perubahan hari ini.

Karya kolaborasi Landung Simatupang (teater), Kunto Aji (musik) dan Lintang “Kenali Rangkai Pakai” Radittya (instalasi). Seniman-seniman tersebut akan berkolaborasi menciptakan karya yang berangkat dari puisi berjudul “Langkah Tak Berhenti” karya Landung Simatupang. Puisi tersebut pernah memperoleh penghargaan sebagai pemenang lomba penulisan puisi Yogyakarta pada tahun 1978. Selain itu juga akan ada pertunjukan tari dari Anter Asmoro Tedjo.

Pameran Seni Rupa ‘Akar Hening di Tengah  Bising’ di Kompleks Museum Sonobudoyo pada 21 – 26 September 2020 pukul 10.00 – 18.00 WIB secara  langsung (terbatas) dan secara virtual. Pameran ini menghadirkan 33 seniman dengan ragam sebaran  medium mulai dari lukisan, patung, instalasi, fotografi, audio visual, dan performance yang ditampilkan  dengan format kunjungan langsung dan kunjungan virtual melalui website www.fkymulanira.com.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!