25 C
Jakarta

Webinar Program Profesi Ners UMS: Penyakit Kronis Menjadi Penyebab Kematian Pasien Covid-19

Baca Juga:

PABELAN,MENARA62.COM-Penyakit kronis menjadi sebab terbesar yang memengaruhi kematian pada pasien Covid 19. Tak kurang dari 67% korban kematian dari Covid – 19 itu sebelumnya mereka sudah memiliki penyakit kronis.

Hal itulah yang mengemuka dalam webinar mengenai penyakit kronis yang digelar oleh Program Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Sabtu (31/10/2020) secara daring dan luring.

Menurut Ketua Panitia, Fajar Tri Wibowo, tema webinar tentang penyakit kronis itu yakni “Strategi Peningkatan Kualitas Kesehatan Pasien Kronis di Era New Normal”. “Kami berharap adanya webinar ini bisa menambah wawasan dan keilmuwan masalah penyakit kronis yang sangat berbahaya itu,” katanya.

Webinar diikuti 1.000 peserta baik dari akademisi UMS maupun luar UMS dengan menghadirkan tiga pembicara dan satu keynote speaker yang ahli dalam bidangnya. Tiga pembicara tersebut yakni Okti Sri Purwanti, S.Kep., Ns.M.Kep., Sp.Kep.MB, Tjahjanti Kristyanigsih, Ns, M. Kep., Sp. Kep.J, Edy Wuryanto, S. Kp., M. Kep  dan keynote speakers yakni dr. Corona Rintawan, Sp.EM.

Dalam paparannya, dr. Corona sebagai keynote speaker menuturkan bahwa Novel Coronavirus adalah virus baru penyebab penyakit saluran pernafasan, yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2. Muncul pada bulan Desember 2019 dari hewan menular ke manusia, lalu dari manusia menular ke manusia.

Narasumber pertama, Chika Tjahjanti menyampaikan kondisi sehat bisa mendapat faktor risiko sehingga dapat menjadi sakit. Penyakit kronis dapat menyebabkan seseorang mengalami perubahan pada tubuhnya. Penyakit kronis yang umum seperti stroke, gagal ginjal kronis, dan kanker.

“Kondisi yang kurang sehat dapat menjadikan depresi dan mempengaruhi hidupnya. Diagnosis keperawatan psikososial, di antaranya ansietas/cemas, gangguan citra tubuh, harga diri rendah situasional, ketidakberdayaan, keputusasaan bisa menjadi penyebab,” katanya.

Cika Tjahjanti yang juga sebagai Ketua Umum PP Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia menambahkan bahwa proses terjadinya masalah kesehatan jiwa dan psikologis pada pandemi covid-19 karena adanya stresor yang memicu stres dan dipengaruhi koping atau kemampuan.

Covid-19 adalah stresor psikososial yang dialami setiap orang, hal ini dapat memicu stres dan cemas. Cara mengatasi masalah kesehatan jiwa dan psikologis pada pandemi covid 19 dengan peningkatan jiwa dan psikososial, di antaranya fisik rileks, emosi positif, pikiran positif, perilaku positif, relasi positif, spiritual positif.

Pembicara kedua, Okti Sri Purwanti, S.Kep., Ns.M.Kep., Sp.Kep.MB, mengatakan, sekarang ini penyakit kronis atau kita juga bisa menyebutnya penyakit tidak menular itu hal mendominasi. Hal ini tentunya bisa terjadi karena banyak faktor, yang kaitanya dengan pola perilaku yang tidak sehat.

Okti menambahkan, sebanyak 73% kematian di Indonesia itu disebabkan oleh penyakit tidak menular (kronis) yang utama adalah penyakit jantung. “Sekitar 35% itu meninggal karena penyakit jantung kemudian disusul penyakit kanker, lalu penyakit pernafasan, kemudian diabetes mellitus ataupun penyakit tidak menular lainnya,” katanya.

Keluhan yang dialami oleh penderita penyakit Kronis, kata Okti ialah nyeri kronis, penurunan berat badan, sesak nafas dan lemas mudah lelah. Beberapa hasil riset kaitanya dengan kualitas hidup pasien-pasien dengan penyakit kronis yakni  kualitas hidup pasien dengan penyakit kronis relatif lebih rendah. Selama pandemi Covid-19 ada pasien asma dan PPOK (Penyakit Paru Obsttruktif Kronis) ini kualitas hidupnya lebih rendah sehingga  harus lebih diprioritaskan untuk upaya promosi keperawatan.

Okti juga menjelaskan bagaimana memanajemen penyakit kronis pertama yakni pemenuhan nutrisi yang baik, lalu melakukan aktivitas fisik, dan pengurangan konsumsi tembakau serta berhenti merokok.

Dia menjelaskan, strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup penyakit kronis di masa pandemi ini ada 4 cara di antaranya 1)Penerapan telemonitoring berbasis rumah untuk semua pasien penyakit Kronis. 2) Mengembangkan tim multidisiplin (praktisi perawat dan profesional kesehatan lainnya) untuk memantau parameter kesehatan di antara kunjungan klinik, melaporkan hasil pemeriksaan klinis abnormal kepada dokter yang dapat memengaruhi intervensi antar kunjungan klinik. 3) Memperbanyak pelayanan pemeriksaan darah dan kelengkapan laboratorium. 4) Merancang jadwal kunjungan rawat jalan yang merupakan kombinasi telekonsultasi dengan konsultasi langsung yang terkoodinasi antara spesialis dan penyedia perawatan primer.

Narasumber lainnya, Ketua DPW PPNI Jawa Tengah sekaligus anggota legislatif di Komisi IX DPR RI, Edi Wuryanto memaparkan mengenai sistem kesehatan nasional. Hal ini menyangkut upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya farmasi dan seterusnya. “Edukasi dan pemberdayaan penting dalam penanganan Covid-19,” katanya.

Selain pelaksanaan webinar keperawatan, program profesi Ners XXII UMS juga melaksanakan Call for Paper  yang dipresentasikan secara online dan akan dimasukkan dalam prosiding webinar nasional kesehatan.

Fajar menjelaskan bahwa,  proses pelaksanaan Call for Paper dimulai dari pengumpulan paper dengan spesifikasi topik meliputi “Nursing Leadership & Management, Medical & Surgical Nursing, Maternal & Pediatric Nursing, Critical Care & Disaster, serta “Nursing Education”. Ini diperuntukkan bagi peserta yang telah lolos tahap review kemudian akan mempresentasikan papernya dalam forum yang sudah disediakan oleh panitia.

“Hasil paper yang sudah dipresentasikan kemudian akan diprosidingkan dengan E-ISSN : 2715-616X yang dapat diakses di publikasiilmiah.ums.ac.id. Seluruh kegiatan webinar nasional keperawatan profesi Ners XXII dapat diakses secara online melalui youtube channel TV UMS,” jelas Fajar.  (Bangkit/*).

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!