27.8 C
Jakarta

Puluhan Ribu Peserta dari Berbagai Negara Hadiri Konferensi Aktivis Palestina Internasional Secara Daring

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM –  Puluhan ribu orang dari berbagai belahan negeri ambil bagian dalam Konferensi Aktivis Palestina Internasional dilaksanakan untuk pertama kalinya secara daring pada 7-8 November 2020 lalu. Menggunakan 7 pilihan bahasa,  konferensi ini dibuka oleh Sekjen The Global Coalition for Quds and Palestine (GCQP), Dr. Akram Al Adloun.

Adara Relief International, sebuah lembaga penyalur bantuan Palestina khususny untuk anak dan perempuan berinisiatif melakukan siaran langsung melalui media sosial Adara. Lebih dari 5.000 orang berpartisipasi aktif menjadi bagian dari pulihan ribu peserta dari berbagai negara.

Akram dalam pidatonya mengatakan Konferensi Aktivis Palestina Internasional digelar sebagai salah satu upaya memupuk kesadaran untuk terus mendukung Palestina.

Dalam kesempatan ini serangkaian seminar dan talkshow digelar membahas berbagai perkembangan persoalan Palestina dengan menghadirkan para panelis dari berbagai kalangan. Pengalaman lembaga kemanusiaan dalam berkontribusi   nyata untuk bangsa Palestina juga diangkat dalam sessi galang donasi.

Ketua Adara Relief Internasional, Sri Vira Chandra  didapuk mewakili Indonesia menyampaikan orasi yang ditutup dengan penayangan video tentang sepak terjang Adara menggalang dukungan di Indonesia bagi bangsa Palestina.

“Kami para wanita Indonesia akan terus menjalankan amanah suci untuk menjaga Al Aqsa karena kami meneladani keteguhan Maryam AS dan para Maryam masa kini di Palestina, para murabithah di Al Quds dan Tepi Barat, serta wanita-wanita yang menderita akibat blokade di Gaza,” kata Sri Vira.

Ia berjanji untuk mengingatkan pemerintah agar terus memegang janji konstitusi guna menentang penjajahan Israel atas Palestina dan tidak pernah mengikuti langkah para pengkhianat.

Menurut Sei Vira, persoalan Palestina adalah amanah yang diberikan Allah kepada semua umat Islam. Bukan hanya mereka yang tinggal di Palestina saja, namun tanggung jawab seluruh umat muslim di dunia. Al Quds adalah pusat keberkahan. “Mereka yang kita bantu bukanlah orang biasa, namun mereka mewakili umat Islam dalam membela dan menjaga Masjidil Aqsa,” lanjut Sri Vira.

Sementara itu Khatib Masjidil Aqsa Syeikh Ali Yusuf mengajak semua orang untuk berlomba-lomba dalam perjuangan membebaskan Palestina dari penjajahan. “Ketika kita tidak bisa berjuang dengan fisik, setidaknya kita bisa ikut berjuang dengan harta yang kita miliki. Karena itu adalah titipan dari Allah,” jelas Syeikh Ali Yusuf.

Selain itu, Syeikh Ali Yusuf mengatakan bahwa negara muslim terbesar di dunia adalah Indonesia dan telah banyak mendukung Palestina serta mengirimkan bantuan terbaiknya.

Upaya pembebasan Palestina lanjut Syeikh Ali Yusuf akan terus dilakukan dengan berbagai cara dan strategi karena bangsa Palestina tidak akan pernah berdiam diri menghadapi penjajahan. Namun, dukungan dunia internasional, khususnya umat Islam di seluruh negeri sangat dibutuhkan.

Dr. Ahmad Raisuni, Ketua Persatuan Ulama Muslim sedunia menyatakan, kewajiban para pemimpin, para tokoh intelektual dan para jurnalis untuk mengingatkan persoalan Palestina kepada dunia.  “Mengungkapkan kebenaran  tentang bangsa yang tanah airnya  dirampas. Dan mengusahakan kembalinya hak mereka,” katanya.

Sementara itu, Hassan Turan (Anggota Parlemen Turki) menyatakan bahwa normalisasi hubungan dengan Israel bukan hal yang positif. Pemerintah Turki secara berkesinambungan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina.

“Itu menjadi prioritas kami dan juga ditegaskan oleh Presiden kami bahwa permasalahan Palestina adalah bukan hanya milik bangsa Palestina, tapi menjadi benang merah yang harus diperjuangkan oleh seluruh umat,” ungkap Hasan.

Penyataan tegas atas adanya upaya normalisasi juga disampaikan oleh Mandla Mandela. “Wilayah Al Quds tidak untuk diperjual belikan. Kita akan melanjutkan perjuangan pembebasan Al Quds sehingga warga Palestina dan umat Muslim seluruh dunia bisa menikmati keindahan Al Quds. Kepada mereka yang menyetujui normalisasi terutama para pemimpin negara Arab, saya ingin menyampaikan bahwa kalian mengkhianati warga Palestina. Darah anak-anak dan perempuan Palestina ada di tangan kalian.” tegasnya.

Adara adalah salah satu NGO yang menjadi representasi dari NGO yang dikelola perempuan, secara nyata dan kontinyu mengirimkan bantuan-bantuan materinya bagi Palestina. Pada Juni 2020 lalu, Adara juga mengikuti seminar dan workshop virtual yang mengusung tema “Palestina Kompas (Perjuangan)-ku”.

Terkait hal ini, Ustazah Rabab Awad, Direktur Umum Global Women’s Coalition for Al Quds and Palestine menyampaikan, “Kampanye ‘Palestina Kompas Perjuanganku’ membuktikan peran perempuan dan kemampuan mereka dalam bekerja dan berinisiatif. Hal itu dibuktikan dengan adanya kelompok kerja yang terdiri dari berbagai latar belakang bangsa yang memiliki kesamaan, yaitu memberikan karya terbaik mereka dalam manajemen kerja dan mengaplikasikan hasilnya untuk Palestina.”

Rangkaian acara juga diselingi dengan berbagai hiburan penyemangat dari para seniman dan nasyid-nasyid serta video-video terupdate tentang Palestina.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!