JAKARTA, MENARA62.COM– Meski imunisasi diberikan secara cuma-cuma, hingga kini masih ada sekitar 1,7 juta anak Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi dasar dengan berbagai alasan. Padahal anak yang tidak mendapatkan imunisasi dasar, rawan terhadap berbagai penyakit menular seperti tuberkulosis, Hepatitis B, Difteri, Pertusis, Tetanus, Pneumonia, Meningitis, Campak dan Rubella..
Hashta Meyta, Subdit Imunisasi Kementerian Kesehatan mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabnya banyaknya anak-anak yang belum diimunisasi. Diantaranya ketakutan masyarakat bahwa vaksin yang digunakan haram, takut terjadi efek demam, orangtua sibuk dan lainnya.
“Kalau di daerah umumnya memang orangtua tidak tahu dan sulitnya menjangkau fasilitas kesehatan, juga isu vaksin dari negara barat,” kata Hashta di sela temu media terkait vaksinasi.
Menurutnya imunisasi dasar di Indonesia menggunakan vaksin yang sudah mendapatkan sertifikasi MUI, sehingga masyarakat tidak perlu takut haram. “Kita pakai vaksin buatan sendiri, bukan buatan negara barat,” katanya.
Diakui ada banyak orangtua yang merasa sudah cukup memberikan perlindungan kepada anaknya dengan ASI dan gizi yang cukup. Padahal sifat perlindungan imunisasi berbeda dengan ASI. Dimana ASI memberikan perlindungan secara umum sedang imunisasi bersifat spesifik terhadap jenis penyakit atai virusnya.
Angka cakupan imunisasi secara nasional di Indonesia memang cukup tinggi diatas 90 persen. Tetapi jika ditilik per daerah masih banyak daerah yang cakupan imunisasinya rendah.
Upaya meningkatkan perlindungan terhadap penyakit berbahaya lainnya Kemenkes akan melaksanakan Kampanye imunisasi Measles Rubella (MR) yaitu suatu kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya untuk memutuskan transmisi penularan virus campak dan rubella secara cepat, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.
Imunisasi MR diberikan pada anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun selama masa kampanye. Imunisasi MR masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin segera setelah masa kampanye berakhir, diberikan pada anak usia 9 bulan, 18 bulan dan anak kelas 1 SD/sederajat. Gratis, tidak dipungut biaya.
Kampanye imunisasi MR dilaksanakan selama Agustus-September 2017 untuk seluruh wilayah di pulau Jawa dan Agustus-September 2018 untuk seluruh wilayah di luar pulau Jawa. Pada bulan Agustus, imunisasi MR diberikan untuk Anak Usia Sekolah di sekolah-sekolah (SD/MI/ Sederajat, SMP/MTS/sederajat), dan pada bulan September diberikan di Posyandu, Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan lainnya untuk bayi dan anak yang belum bersekolah dan anak usia sekolah yang tidak bersekolah.
Sementara itu Sakri Sab’atmaja, Kasubdit Advokasi dan Kemitraan Direktorat Promosi Kesehatan, Kemenkes, mengatakan bahwa untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan imunisasi, pihaknya meluncurkan aplikasi imunisasi. Website yang bisa diakses oleh umum ini, merupakan wadah informasi terkait imunisasi secara lengkap.
“Kami berharap website tentang imunisasi ini bisa menciptakan komunikasi dua arah antara masyarakat dengan pemerintah, kaum akademisi maupun profesi kesehatan tentang imunisasi, sehingga berita-berita hoax imunisasi bisa ditangkal,” tutupnya