28.9 C
Jakarta

Aisyiyah Malaysia Adakan Sunatan Massal

Baca Juga:

KUALALUMPUR, MALAYSIA, MENARA62.COM — Aisyiyah Malaysia Adakan Sunatan Masal,  Ahad (25/11/2018). Aisyiyah Malaysia mengadakan Program Berkhitan beramai-ramai atau di Indonesia biasa dikenal dengan sebutan sunatan massal.  Kegiatan ini digelar Aisyiyah, bekerjasama dengan komunitas Malaysia dan Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia.

Program sosial yang telah diadakan kali keempat ini, bertujuan membantu mengkhitankan anak-anak fakir miskin dan juga yatim piatu secara gratis. Kegiatan ini, melibatkan pengurus Masjid Zaid bin Haritsah, Pimpinan Cabang Istimewa Muslimat NU Malaysia, Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiah Malaysia, Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama, dan Pimpinan Cabang Istimewa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Malaysia.

Acara yang dimulai pukul 08.00 ini, dibuka oleh Pengurus Masjid Zaid bin Haritsah Tuan Haji Jaafar bin Hj Ariffin. Acara diresmikan oleh Pengarah (Direktur) Jabatan Agama Islam Wilayah Persekutuan (JAWI) Tuan Hj Mohd Ajib bin Ismail.

Tim dokter didatangkan dari Klinik Qualitas Medical Group Sdn Bhd yang sudah bermitra dalam program ini sejak awal pelaksanaannya empat tahun yang lalu.

Total anak yang mengikuti khitanan ini ada 61 orang anak, termasuk seorang dewasa berumur 20 tahun. Diantaranya adalah anak-anak buruh migran dan mahasiswa Indonesia di Malaysia. Setelah pembukaan, anak-anak diarak keliling menggunakan mobil. Meskipun hujan mengguyur, anak-anak dan panitia tetap bersemangat.

Selain khitanan massal, ada pula pemeriksaan kesehatan, bekam, dan akupuntur gratis yang disediakan oleh tenaga ahli dari PCIM dan PCIA Malaysia.

Dalam sambutannya, Haji Mohd Ajib menyampaikan penghargaannya terhadap seluruh komunitas penyelenggara kegiatan ini. Lebih khusus, ia mengapresiasi peran kedua komunitas ormas NU dan Muhammadiyah yang ada di Malaysia dalam membantu kegiatan masjid dan anak-anak Kariah Madjid setempat.

Tuan Hj Ajib berseloroh, walaupun masing-masing jamaah NU dan Muhammadiyah di Indonesia memiliki beberapa perbedaan dalam metodologi pengambilan hukum seperti penentuan waktu berpuasa dan berlebaran, namun di Malaysia, semua memperhatikan undang-undang dan kearifan lokal. “Sehingga terjaga persatuan dan kebersamaan antar Ummat di Malaysia,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia bangga dengan program bersama hari ini, dan mengajak agar kolaborasi ini dapat diteruskan dan dikembangkan ke berbagai kegiatan lainnya seperti membuka kursus-kursus, peringatan Hari Raya dan juga perayaan hari-hari besar Islam.

Harapan yang sama turut disuarakan oleh kedua pimpinan tertinggi Muslimat dan Aisyiyah Malaysia. Ketua Muslimat Dra Mimin Mintarsih yakin program sosial ini akan dapat berlanjut melihat animo dan dukungan yang berdatangan. Sementara Ketua Aisyiyah Nita Nasyithah MEd menekankan aspek silaturahmi antar komponen masyarakat Indonesia di Malaysia. “Silaturahmi, sekaligus mendatangkan manfaat bagi orang banyak,” ujarnya.

Nita menambahkan, kegiatan ini bisa pula dilihat untuk meramaikan peringatan Milad 106 Muhammadiyah. Jika tema umum yang diambil adalah “Taawun untuk Negeri”, maka dengan kegiatan ini kami sedang ber-Taawun dari luar negeri.

Penulis: Tim Media dan Informasi PCIA Malaysia

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!