JAKARTA, MENARA62.COM —Deputi III Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andriko Noto Susanto menyampaikan, masyarakat dalam mengonsumsi pangan seharusnya bukan hanya enak, tetapi pangan yang dikonsumsi tersebut aman dan halal.
Hal ini dia sampaikan pada hari kedua Sidang Ekonomi Umat yang digelar oleh Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat (KPEU) MUI 2023 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (3/11/2023).
Andriko menjelaskan, pola konsumsi pangan yang dilakukan oleh masyarakat harus aman dan halal karena bakal memberikan kehidupan yang sehat. Ia mengungkapkan, banyak makanan yang tidak aman dan halal yang dapat menyebabkan berbagai penyakit bila masyarakat mengonsumsinya.
Ia memberikan contoh konsumsi pangan yang tidak aman adalah bila terlalu banyak mengkonsumsi minyak dan lemak.
“Minyak dan lemak lebih dihubungkan dengan penyakit kolesterol. Masyarakat Indonesia sangat suka gorengan, padahal di Eropa sangat kurang, ” ungkapnya.
Deputi III Bapanas ini mengungkapkan, kerugian negara akibat pola makanan yang tidak sehat hingga Rp 551 T per tahun. Padahal dana sebesar itu dapat digunakan untuk program-program seperti membangun lahan-lahan produksi.
Sementara pola makanan yang tidak halal seperti darah, daging babi dan hewan yang mati tercekik. Selain perintah Alquran, ternyata makanan yang tidak halal setelah melalui proses pemeriksaan memang tidak sehat.
Oleh karena itu, ia mendorong agar masyarakat dapat mengkonsumsi makanan sehat dan halal seperti ikan, bijian-bijian dan sayur-sayuran.